KOMPAS.com - Pemerintah mulai memberikan vaksinasi Covid-19 dosis keempat atau booster kedua kepada tenaga kesehatan (nakes) mulai Jumat (29/7/2022).
Pemberian dosis keempat tersebut bertujuan untuk menguatkan imunitas nakes dari vaksin booster yang kini telah menurun.
Lantas, apakah pemerintah juga perlu segera memberikan vaksin dosis keempat untuk masyarakat secara umum?
Baca juga: Siapa Kelompok Prioritas Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat? Ini Kata Epidemiolog
Penjelasan epidemiolog
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, pemerintah tidak perlu cepat-cepat memberikan dosis keempat kepada masyarakat.
Dosis keempat dapat cepat diberikan untuk kelompok berisiko tinggi terpapar Covid-19.
"Dosis keempat perlu cepat untuk diprioritaskan pada kelompok berisiko tinggi dari sisi pekerjaan maupun sisi kondisi tubuh," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (5/8/2022).
Kelompok berisiko tinggi dari sisi pekerjaan ini, seperti nakes dan pelayanan publik.
Dicky menyebut bahwa tidak semua nakes dan pelayan kesehatan saat ini layak untuk mendapatkan vaksin dosis keempat.
"Tapi yang betul-betul yang berhadapan langsung dengan pasien atau yang berhadapan langsung atau melayani langsung masyarakat," ujar Dicky.
Sedangkan untuk kelompok berisiko tinggi dari kondisi tubuh adalah orang lanjut usia (lansia) dan orang yang memiliki komorbid atau penyakit bawaan.
"Itu penting sekali, karena bagaimapun kondisi itu membuat mereka sangat rawan terhadap (subvarian Omicron) BA.5," jelas Dicky.
Baca juga: Vaksinasi Dosis Keempat, Berapa Jarak Booster Pertama dan Kedua?
Subvarian baru berbahaya
Dicky menjelaskan bahwa subvarian Omicron BA.5 yang mewabah di Indonesia saat ini memiliki potensi yang lebih berbahaya dari pada varian Delta.
Subvarian Omicron BA.5 memiliki kelebihan untuk melakukan infeksi, menginfeksi kembali, dan menyebabkan potensi serius.
Menurut Dicky, keparahan akibat infeksi BA.5 dapat diredam, karena masyarakat mempunyai tingkat imunitas yang lebih baik ketimbang saat varian Delta mewabah.
"Yang membedakan saat ini kita memang lebih beruntung sudah memiliki modal imunitas, banyak masyarakat kita yang sudah dapat dua dosis setidaknya," kata Dicky.
Meskipun dampak yang dihasilkan tidak separah sewaktu varian Delta mewabah, Dicky tetap meminta masyarakat untuk tidak menganggap remeh BA.5.
Oleh sebab itu, untuk kelompok berisiko harus menjaga imunitasnya agar dapat melindungi diri dari subvarian Omicron tersebut.
Dicky mengungkapkan jika imunitas yang didapat dari vaksinasi booster akan berkurang bila lebih dari 4 bulan setelah melakukan penyuntikan.
"Vaksin yang kita terima ini punya kelemahannya setelah rata-rata di atas 4 bulan daya imunitas pada tubuh itu menurun, apalagi pada kelompok yang rawan," ujar Dicky.
Sehingga, untuk capaian vaksin dosis pertama, kedua, dan booster harus cepat ditingkatkan dan khusus untuk kelompok berisiko harus cepat diberikan vaksin dosis keempat.
Baca juga: Kapan Vaksinasi Covid-19 Dosis Keempat Dilakukan pada Masyarakat Umum?
Capaian vaksinasi masih rendah
Bila ingin melakukan vaksinasi dosis keempat, seseorang terlebih dahulu harus sudah menerima vaksin dosis ketiga atau booster terlebih dahulu.
Sedangkan di Indonesia, jumlah masyarakat yang sudah melakukan vaksinasi booster masih tergolong rendah.
Bahkan pemerintah sampai membuat kebijakan vaksinasi booster sebagai syarat perjalanan dan kegiatan masyarakat yang berlaku mulai 17 Juli 2022.
Hal ini dilakukan untuk mendongkrak program vaksinasi booster sebagai upaya mitigasi penyebaran Covid-19 yang sedang mengalami tren kenaikan.
Dikutip dari laman Kemenkes, per Jumat (5/8/2022) pukul 12.00 WIB masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin booster berjumlah 56.829.093.
Capaian tersebut baru sekitar 24,29 persen dari target sasaran vaksin yakni 208.265.720.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.