Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pauline Hanson? Senator Australia yang Sebut Kotoran Sapi Bertebaran di Bali

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar YouTube Pauline Hanson's Please Explain
Tangkapan layar video Pauline Hanson saat menyebut kotoran sapi bertebaran di Bali.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Pemerintah merespons pernyataan Senator Australia Pauline Hanson terkait penyakit mulut dan kuku (PMK) dan kotoran sapi bertebaran di Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan bahwa wisatawan yang berkunjung ke Indonesia dijamin keamanan dan kesehatannya.

Hal tersebut dikarenakan Indonesia adalah negara dengan destinasi wisata yang menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE.

"Kita harus tegas membantah apa yang disampaikan (senator Australia). Kita menjunjung tinggi kearifan lokal dan wisatawan kita jamin dengan protokol kesehatan berbasis CHSE," kata Sandiaga, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (6/8/2022).

Sandiaga menyebut apa yang disampaikan Senator Australia tersebut tidak berdasarkan pada fakta.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia tidak terima jika Bali yang merupakan ikon dan jantung pariwisata di Indonesia dihina.

"Kita tidak boleh membiarkan di-bully oleh seorang yang menebarkan berita buruk tentang pariwisata di Indonesia," ucap Sandiaga.

Baca juga: Sandiaga Uno Bantah Tudingan Senator Australia yang Sebut Kotoran Sapi Bertebaran di Bali

Pernyataan Pauline Hanson yang menyebut Bali banyak bertebaran kotoran sapi terekam dalam video YouTube channel Pauline Hanson's Please Explain pada menit ke-7.

Berikut pernyataannya pada mosi bersama Menteri Pertanian Australia di depan Parlemen Australia:

"... Bali is totally different to other countries, because cattle roam the streets; cattle shit on the ground. People walk in that shit. That shit is then brought back in their clothing and on their person, back into this country...," kata Pauline, dikutip dari laman Parlemen Australia.

"... Bali berbeda dengan negara lain, karena ternak berkeliaran di jalan-jalan, kotoran sapi di tanah. Orang berjalan di atasnya, dan orang ini kembali ke negara ini (Australia)...," berikut terjemahan sebagian pernyataan Pauline.

Lantas, siapakah Senator Australia Pauline Hanson?

Baca juga: Tanggapi Senator Australia soal Kotoran Sapi, Wagub: Jangan-jangan Pauline Hanson Tidak Pernah ke Bali

Siapa Pauline Hanson?

Dikutip dari Britannica, Pauline Lee Hanson merupakan politikus kelahiran 27 Mei 1954 Brisbane, Queensland, Australia.

Di Australia, Hanson dikenal karena pandangannya yang kontroversial tentang ras dan imigrasi.

Pada 1997, dia mendirikan Partai Satu Bangsa (One Nation) dan saat ini menjabat sebagai pimpinan partai tersebut.

Karir politik ibu dengan empat orang anak tersebut bermula ketika dirinya terpilih menjadi Dewan Kota Ipswich, Queensland pada 1994.

Meskipun di tahun berikutnya Hanson kalah dan mulai bergabung ke Partai Liberal.

Di Partai Liberal dirinya sering membuat kontroversi dan membuatnya dikeluarkan pada 1996.

Setelah itu, Hanson berhasil mencalonkan diri sebagai anggota parlemen dari jalur independen dalam pemilihan umum pada Maret 1996.

Kontroversi

Pada September 1996, Hanson mengejutkan seluruh Australia dengan pidato perdananya di parlemen.

Hanson menyalahkan imigran Aborigin dan Asia terkait banyak permasalahan negara yang mereka timbulkan, terutama tingkat pengangguran yang tinggi.

Dia menyatakan bahwa Australia dalam kondisi bahaya jika dikuasai oleh orang Asia yang telah mengambil pekerjaan yang dibutuhkan warga Australia.

Selain itu, Hanson juga menyerukan penghentian sementara imigrasi Asia dan menuntut agar bantuan asing dihapuskan untuk menciptakan lapangan kerja di Australia.

Baca juga: Kasus PMK di Bali Meningkat, 526 Ekor Sapi Terjangkit, Mayoritas Dipotong Bersyarat

Mendirikan partai sendiri

Pada April 1997, Hanson membantu mendirikan partai baru dengan nama One Nation terlepas dari kritik keras terhadap pendapat poitiknya.

Keanggotaan dan dukungan kepada One Nation berkembang pesat dan memiliki banyak pengikut.

Meskipun begitu, pada Agustus 1997, Komisi Pemilihan Australia mengatur ulang batas pemilihan federal di Queensland.

Hal itu membuat kans Hanson dan perwakilan partainya kesulitan terpilih ke parlemen, karena distrik pemilihan Hanson memiliki populasi imigran Asia yang tinggi.

Sehingga di akhir 1997, dukungan Hanson menurun dan kehilangan kursi di parlemen.

Selain itu, Partai One Nation juga gagal mendapatkan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Australia.

Pada 1998, keadaan mulai berubah bagi Partai One Nation dengan memangkan 11 kursi di parlemen.

Baca juga: Mentan SYL Minta Seluruh Petugas Lapangan Awasi Ketat Kasus PMK di Bali

Sempat dipenjara

Selama tahun-tahun berikutnya, Hanson berulang kali mencoba kembali ke politik tetapi tidak dapat mencapai kesuksesan sebelumnya.

Pada 2002, Hanson dipaksa keluar dari partai yang ia dirikan dan dua tahun berikutnya menjalani beberapa bulan penjara karena kecurangan pemilu.

Pada 2007-2011, Hanson kembali gagal mencalonkan diri sebagai senat federal maupun legislatif.

Setelah runtutan kegagalan itu, pada 2014 Hanson kembali ke Partai One Nation dan terpilih menjadi pemimpin partai.

Pada pemilihan federal Juli 2016 di tengah lonjakan popularitas nasional untuk partai-partai kecil, Hanson memenangkan salah satu kursi Queensland di Senat Australia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi