Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal PSHT, Organisasi Silat di Indonesia yang Usianya 100 Tahun

Baca di App
Lihat Foto
shterate.or.id
Sejarah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Organisasi silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) belakangan ramai diperbincangkan di media sosial.

Hal itu setelah adanya konvoi rombongan pesilat PSHT yang diduga terlibat bentrok dengan warga di sejumlah daerah.

Di Malang, misalnya, tiga orang menjadi korban akibat insiden pertikaian antara PSHT dengan warga saat sedang konvoi.

Baca juga: Berawal dari Konvoi dan Tak Terima Ditegur, Kelompok Perguruan Silat di Malang Bentrok dengan Warga

Lantas, bagaimana sejarah PSHT?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah PSHT, perguruan silat berusia 1 abad

Perguruan silat PSHT mungkin menjadi salah satu organisasi silat yang tertua di Indonesia. 

Sebab menurut sejarahnya, PSHT didirikan pada 1922 oleh Ki Hadjar Hardjo Oetama.

PSHT semula bernama Setia Hati Pencak Sport Club (SH PSC).

Ki Hadjar Hardjo Oetama merupakan murid dari Ki Ngabehi Soerodiwiryo atau kerap dipanggil Eyang Suro yang menjadi cikal bakal PSHT.

Dikutip dari laman resmi PSHT, kelompok tersebut kemudian dicurigai oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai gerakan perlawanan, sehingga dibubarkan.

Tak hanya itu, Ki Hadjar Hardjo juga dibuang ke Jember, Cipinang, dan Padangpanjang, Sumatera Barat.

Sepulang dari masa pengasingan, ia kembali mengaktifkan SH PSC dengan mengganti nama "pencak" menjadi "pemuda" sebagai siasat agar tidak dibubarkan Belanda.

Nama SH PSC kemudian diubah lagi menjadi Setia Hati Terate pada 1942, atas usulan dari Soeratno Soerengpati, seorang tokoh pergerakan Indonesia.

Namun, saat itu SH Terate baru bersifat perguruan, bukan organisasi.

Baru pada 1948, perguruan SH Terate diubah menjadi organisasi Persaudaraan Setia Hari Terate yang dipimpin oleh Soetomo Mengkoedjojo.

Perubahan ini berdasarkan hasil konferensi yang diadakan di rumah Ki Hadjar Hardjo di desa Pelangbango, Madiun, Jawa Timur.

Saat itu, PSHT diketuai oleh Oetomo Mengkoewidjojo dan Darsono sebagai wakil.

Baca juga: Rombongan Pengendara Motor Vs Jukir di Titik Nol, Ini Tanggapan Polresta Yogyakarta

 

Perkembangan PSHT

Kepemimpinan PSHT dilanjutkan M Irsyad pada 1950. Di masa ini, ada beberapa tambahan materi latihan, yaitu 90 senam, jurus belati, dan jurus toya.

Di masa RM Imam Koesoepangat (1974), PSHT berkembang cukup pesat hingga memiliki belasan juta anggota dari seluruh dunia.

Selepas Imam Koeseopangat, PSHT dipimpin oleh Tarmidji Boedi Harsono, SE pada 1981.

Saat menjabat, Tarmidji mendirikan Yayasan Setia Hati Terate untuk mengelola kekayaan PSHT.

Pada masa kepemimpinan M Taufiq (2016-2021), terjadi perubahan struktur di tubuh PSHT.

Taufiq menambahkan bidang pengabdian masyarakat agar bisa memberi dampak langsung kepada warga.

Tak hanya di Indonesia, saat ini PSHT telah tersebut di berbagai negara, seperti Belanda, Perancis, Belgia, Jerman, dan Amerika Serikat.

Baca juga: Ribuan Pendekar Konvoi Hendak Ikuti Sidang Putusan Sengketa PSHT di Madiun

Cara menjadi anggota PSHT

Untuk menjadi bagian dari Persaudaraan Setia Hati “Terate”, seseorang terlebih dahulu harus mengikuti sederet latihan pencak silat dasar.

Nantinya, mereka akan mendapat sabuk hitam, merah muda, hijau, dan putih kecil, sesuai dengan tingkatan masing-masing.

Setelah menamatkan pencak silat dasar tersebut, seseorang akan dianggap sebagai warga atau saudara SH jika telah disahkan oleh Dewan Pengesahan pada bulan Muharam atau Syuro.

Disebutkan bahwa Dewan Pengesahan ini termasuk saudara SH terbaik yang dipilih melalui musyawarah.

Sebelum proses pengesahan, kandidat warga SH akan mendapat "gemblengan" jasmani dan rohani secara mendalam.

Saudara SH yang baru disahkan ini baru berada pada tingkat I (erste trap).

Sebagai informasi, ada tiga jenis tingkatan dalam PSHT, yaitu saudara SH Tingkat I (ester trap), Tingkat II (twede trap), dan tingkat III (derde trap). 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi