Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Tokoh Proklamasi Kemerdekaan: Sartono, Pandu Kartawiguna, hingga Abikoesno Tjokrosoejoso (2)

Baca di App
Lihat Foto
Arsip ANRI
Suasana saat pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi Nomor 5, Jakarta Pusat) pada 17 Agustus 1945.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Indonesia sebagai bangsa merdeka dan bebas dari penjajahan lahir pada 17 Agustus 1945.

Kemerdekaan Indonesia ini ditandai dengan pembacaan naskah proklamasi oleh Soekarno di halaman rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat.

Proklamasi yang terjadi pada pukul 10.00 WIB itu berlangsung hikmat, dengan kehadiran sejumlah tokoh nasional dan rakyat Indonesia.

Seri Tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pertama, telah mengulas enam tokoh yang turut berjuang mewujudkan proklamasi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seri kedua ini akan membahas lima tokoh nasional lain dan perannya dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

Baca juga: 6 Tokoh Proklamasi Kemerdekaan Indonesia: Soekarno, Hatta hingga Otto Iskandardinata (1)

Tokoh Kemerdekaan Indonesia

Berikut lima pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, seperti dikutip dari Modul Sejarah Indonesia Merdeka karya Sulaiman Hasan:

1. Sartono

Raden Mas Sartono lahir di Slogohimo, Wonogiri, Jawa Tengah, pada 5 Agustus 1900.

Ia merupakan tokoh perjuangan kemerdekaan yang turut hadir menyemarakkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Sebagai politikus, Sartono aktif di organisasi Persatuan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).

Di sana, Sartono menjabat sebagai Sekretaris Majelis Pertimbangan untuk periode 1928 hingga 1930.

Ia juga salah seorang pendiri dan ketua Partai Indonesia atau Partindo pada 1931.

Usai Soekarno keluar dari penjara dan menjadi ketua Partindo, Sartono pun menjadi ketua mudanya.

Saat Jepang mendirikan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Sartono masuk dan menjadi anggotanya.

Setelah Indonesia merdeka, Sartono terpilih menjadi menteri di kabinet pertama RI.

Kariernya sebagai politikus pun kian mapan saat dirinya secara berturut-turut terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS), dan DPR RI.

Sartono meninggal dunia di Jakarta, 15 Oktober 1968, di usia 68 tahun.

Baca juga: Profil Soekarno, Bapak Proklamator dan Presiden Pertama RI

2. Pandu Kartawiguna

Lahir di Cirebon, 13 Februari 1913, Pandu Kartawiguna adalah seorang tokoh dari golongan muda yang hadir dalam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI.

Ia merupakan salah satu tokoh pers Indonesia dan pelopor berdirinya Lembaga Kantor Berita Antara pada 1937.

Bermodalkan meja, mesin tulis, dan mesin roneo tua, Pandu melalui Antara menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional.

Meski muda, Pandu tak gentar untuk mendesak agar proklamasi segera dilakukan.

Pandu bersama golongan muda lain menilai, pelaksanaan proklamasi secepatnya akan menghindari anggapan bahwa kemerdekaan RI adalah hadiah dari Jepang.

Pada cuplikan menjelang revolusi 17 Agustus 1945, Pandu menggebrak meja dan melontarkan kemarahan mendengar Sutan Sjahrir yang ragu saat didaulat menjadi proklamator.

Sebab sebelumnya, para pemuda pergerakan bawah tanah sudah menyusun proklamasi untuk mencegah dugaan kemerdekaan hadiah dari Jepang.

Mereka sepakat bahwa Sjahrir akan memimpin perjuangan karena dianggap bersih dari tuduhan isu kolaborasi dengan Jepang.

Baca juga: Suara Pembacaan Teks Proklamasi Ternyata Tak Direkam Saat Proklamasi, Lantas Kapan?

3. Moewardi

Kelahiran Pati, Jawa Tengah, pada 30 Januari 1907, Moewardi adalah dokter lulusan STOVIA yang memperdalam keilmuan di bidang telinga, hidung, dan tenggorokan (THT).

Peran Moewardi menjelang proklamasi amatlah penting. Kala itu, dokter ini menjadi Ketua Barisan Pelopor untuk seluruh Jawa.

Pada 16 Agustus 1945, ia memerintahkan Barisan Pelopor untuk menjaga Lapangan Ikada, tempat yang rencananya digunakan untuk pembacaan proklamasi kemerdekaan.

Saat lokasi proklamasi pindah di halaman rumah Soekarno, Moewardi pun memerintahkan Barisan Pelopor untuk menjaga kediaman Presiden RI pertama ini.

Selesai proklamasi, Moewardi kembali membentuk Barisan Pelopor Istimewa untuk menjaga rumah Bung Karno dan Bung Hatta.

Adapun pada 13 September 1948, Moewardi meninggal dunia di Solo, Jawa Tengah.

Baca juga: 4 Peristiwa Bersejarah Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

4. A. A. Maramis

Alexander Andries Maramis alias A. A. Maramis lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 20 Juni 1897.

A. A. Maramis merupakan pejuang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ia terpilih menjadi anggota badan pembantu Presiden, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Dirinya juga Menteri Keuangan RI pertama yang menandatangani Oeang Republik Indonesia (ORI) pada 1945.

Bukan hanya itu, A. A. Maramis tercatat menjadi salah seorang perumus Piagam Jakarta pada 22 Juni 1945.

Pria yang wafat pada 1977 ini juga sosok pengusul perubahan butir pertama Pancasila kepada Bung Hatta.

Usulan tersebut, usai A. A. Maramis berkonsultasi dengan tokoh lain seperti Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo.

5. Abikoesno Tjokrosoejoso

Abikoesno Tjokrosoejoso lahir di Kebumen pada 1897, adalah salah satu bapak pendiri kemerdekaan Indonesia.

Dirinya merupakan anggota Panitia Sembilan, dan salah satu sosok yang menandatangani konstitusi Indonesia kala itu, Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

Setelah Indonesia merdeka, Abikoesno Tjokrosoejoso mengemban tugas sebagai Menteri Perhubungan RI pertama dan menjadi penasihat Biro Pekerjaan Umum.

Saat percobaan kudeta dari golongan yang dipimpin Tan Malaka pada Juli 1946, nama Abikoesno masuk dalam daftar calon menteri kabinet buatan itu.

Akibatnya, ia ikut menjadi tahanan pemerintah bersama 145 orang lain sebelum dibebaskan pada 17 Agustus 1948.

Adapun saat Konferensi Meja Bundar, Abikoesno turut duduk sebagai penasihat delegasi RI.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi