Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia 14 Agustus 1961

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/JB Suratno (RAT)
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, selesai pengukuhan susunan Majelis Pembimbing Nasional dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka masa bakti 1978-1983 oleh Kepala Negara di Istana Negara, pertengahan Januari 1979. Paling kiri M. Jusuf (kini Ketua Bepeka), di belakang Sultan, almarhum Ali Moertopo, almarhum Lasiyah Soetanto, dan mantan Menteri Perhubungan Roesmin Nurjadin.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hari ini 61 tahun yang lalu atau tepatnya pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka diresmikan di Indonesia.

Oleh sebab itu, setiap tanggal 14 Agustus di Indonesia selalu diperingati sebagai Hari Pramuka.

Perjalanan lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dimulai dari waktu zaman pendudukan Hindia-Belanda hingga kemerdekaan.

Bahkan Bapak Pandu Sedunia Lord Baden-Powell pernah singgah di wilayah Nusantara karena aktivitas kepanduan di Hindia-Belanda dinilai berkembang cukup baik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Bapak Pramuka Dunia Baden Powell yang Lahir pada 22 Februari 1857

Lantas, bagaimana sejarah kelahiran Gerakan Pramuka di Indonesia?

Sejarah awal gerakan Pramuka

Dikutip dari Pramuka, gerakan pendidikan kepanduan di Indonesia sudah muncul sejak zaman Hindia-Belanda pada 1912.

Hal tersebut ditandai dengan dimulainya latian sekelompok pandu di Batavia (Jakarta) yang menjadi cabang dari Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO).

Pada 1914, cabang tersebut disahkan untuk berdiri sendiri dan dinamakan Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) atau Persatuan Pandu-Pandu Hindia-Belanda.

Namun, anggota NIPV pada masa-masa awal dibentuk sebagian besar diikuti oleh pandu-pandu keturunan Belanda.

Baca juga: Hari Pramuka 14 Agustus, Ini Link Download Twibbon dan Cara Penggunaannya

Oleh sebab itu, pada 1916 kemudian berdiri suatu organisasi kepanduan yang sepenuhnya merupakan pandu-pandu pribumi atau bumiputera.

Organisasi tersebut bernama Javaansche Padvinders yang diprakarsai oleh Mangkunegara VII.

Setetelah Javaansche Padvinders terbentuk, kemudian muncul banyak organisasi kepanduan berbasis agama, kesukuan dan lainnya di wilayah Hindia-Belanda.

Organisasi-organisasi itu antara lain Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Kepanduan Bangsa Indonesia, dan banyak lainnya.

Baca juga: 35 Link Twibbon Hari Pramuka 14 Agustus


Pandu Indonesia di kancah internasional

Kepanduan di Hindia-Belanda berkembang cukup baik dan menarik perhatian dari Bapak Pandu Sedunia Lord Baden-Powell.

Sehingga pada Desember 1934, Lord-Baden Powell bersama istri dan anak-anaknya mengunjungi organisasi kepanduan di Batavia, Semarang, dan Surabaya.

Selain itu, pandu-pandu bumiputera juga turut menghadiri Jambore Pramuka Sedunia pada 1937 di Belanda.

Di Indonesia sendiri akhirnya turut membuat kegiatan perkemahan dan jambore kepanduan yang diadakan di sejumlah tempat.

Salah satunya pada 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta dengan dilangsungkannya All Indonesia Jamboree atau Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Selamat Hari Pramuka!

Kepanduan pascakemerdekaan Indonesia

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 27-29 Desember 1945, berlangsunglah Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia di Surakarta.

Kongres tersebut menghasilkan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia.

Namun, ketika Belanda kembali mengadakan agresi militer pada 1948, Pandu Rakyat dilarang berdiri di daerah-daerah yang sudah dikuasai Belanda.

Hal tersebut memicu munculnya organisasi lain, seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), dan Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Baca juga: Hari Pramuka, Memahami Makna Praja Muda Karana...

Lahirnya Gerakan Pramuka

Kepanduan di Indonesia kemudian terpecah menjadi 100 organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo).

Akan tetapi, dalam perkembangannya terdapat masalah di tubuh Perkindo yang membuatnya melemah.

Masalah itu seperti jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia tidak sebanding dengan jumlah anggota perkumpulan dan ada rasa golongan yang tinggi.

Baca juga: Link Download Twibbon Hari Pramuka dan Cara Pakainya

Untuk mencegah pelemahan, Presiden Soekarno dan Pandu Agung Sri Sultan Hamengku Buwono IX menggagas peleburan berbagai kepanduan dalam satu wadah pada 1959.

Presiden kemudian mengumpulkan tokoh dan pimpinan kepanduan di Indonesia untuk melebur organisasi kepanduan yang ada menjadi satu dengan nama Pramuka.

Kemudian kelahiran Gerakan Pramuka lahir diawali dengan serangkaian peristiwa seperti:

  • 9 Maret 1961, diresmikan nama Pramuka dan menjadi Hari Tunas Gerakan Pramuka
  • 20 Mei 1961, diterbitkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan dikenal sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja
  • 20 Juli 1961, para wakil organisasi kepanduan Indonesia meleburkan diri ke dalam Gerakan Pramuka dengan momen Hari ikrar Gerkan Pramuka.

Setelah rangkaian peristiwa terebut, kemudian pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada masyarakat luas.

Tanggal 14 Agustus itulah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka dari dirayakan seluruh Pramuka setiap tahunnya.

Baca juga: Hari Pramuka 14 Agustus 2021, Sejarah Gerakan Kepanduan di Indonesia

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Sejarah Hari Pramuka

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi