KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendeklarasikan dirinya untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurutnya, aspirasi para kader Gerindra menginginkannya untuk maju kembali sebagai capres.
Hal ini disampaikannya saat berpidato di depan para kadernya dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra 2022 di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022).
"Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia," kata Prabowo.
Ini merupakan keempat kalinya Menteri Pertahanan itu maju di ajang Pilpres, satu di antaranya menjadi calon wakil presiden.
Baca juga: Profil Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan
Berikut jejak Prabowo dalam empat Pilpres terakhir:
Pilpres 2009
Debut pertama Prabowo di ajang Pilpres terjadi pada 2009, yakni saat mendampingi Megawati Soekarno Putri sebagai calon wakil presiden.
Pilpres 2009 juga menjadi kedekatan awal Partai Gerindra dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Saat itu, pasangan Megawati-Prabowo bertarung melawan petahana Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dan pasangan Jusuf Kalla-Wiranto.
Hasilnya, Megawati-Prabowo harus puas di posisi kedua dan kalah telak dari pasangan SBY-Boediono dengan rincian suara berikut:
- SBY-Boediono: 73.874.562 suara atau 60.80 persen
- Megawati-Prabowo: 32.548.105 atau 26.79 persen
- JK-Wiranto: 15.081.814 atau 12,41 persen
Baca juga: Prabowo Subianto, Tiga Kali Bertarung di Pilpres, Kini Ditawari Jadi Menteri Jokowi...
Pilpres 2014
Pilpres 2014 menyajikan peta politik yang berbeda dari pemilu sebelumnya.
Terkikisnya suara Partai Demokrat serta solidnya koalisi Partai Gerindra-PDIP menjadikan Pilpres 2014 menarik.
Akan tetapi, Gerindra-PDIP yang sebelumnya "mesra", termasuk Pilkada DKI Jakarta 2012, ternyata harus pecah kongsi pada Pilpres 2014.
Padahal, Prabowo digadang-gadang akan berpasangan dengan Joko Widodo. Namun, PDIP ternyata mendeklarasikan Jokowi sebagai capres, berpasangan dengan Jusuf Kalla.
Baca juga: Mengenal Sosok Rahayu Saraswati, Ponakan Prabowo yang Jadi Wakil Ketua Umum Gerindra
Keputusan PDIP ini bukan tanpa alasan. Jokowi saat itu tengah "naik daun" dan memiliki popularitas tinggi.
Untuk melawan pasangan Jokowi-JK, Prabowo menggandeng politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rasaja.
Hasilnya, Jokowi-JK memenangkan Pilpres 2014 dengan perolehan 70.997.833 suara (53,15 persen), sementara Prabowo-Hatta Rajasa memperoleh 62.576.444 suara (46,85 persen).
Pilpres 2014 tersebut menjadi awal mula polarisasi politik panjang yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca juga: Pilpres 2024, ke Mana Pendukung Jokowi Akan Berlabuh?
Pilpres 2019
Untuk kedua kalinya, Jokowi dan Prabowo bertarung dalam Pilpres dengan komposisi wakil presiden yang berbeda.
Pada Pilpres 2019, Jokowi menggandeng KH Maruf Amin sebagai cawapres, sementara Prabowo menggandeng Sandiaga Uno.
Tak ada perbedaan mencolok dalam peta politik Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi kembali mengalahkan Prabowo.
Perolehan suara Jokowi-Ma'ruf mencapai 85.607.362 atau 55,50 persen suara, sedangkan perolehan suara Prabowo-Sandi sebanyak 68.650.239 atau 44,50 persen suara.
Sementara selisih suara kedua pasangan mencapai 16.957.123 atau 11 persen suara.
Baca juga: Melihat Peluang Duet Anies-Puan di Pilpres 2024