Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Peristiwa Rengasdengklok hingga Proklamasi Kemerdekaan RI

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/FARIDA
Rumah Sejarah Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dini hari menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Fatmawati menceritakan percakapannya dengan Soekarno setelah pulang dari Rengasdengklok. 

Sekitar pukul 03.00 WIB dini hari, Soekarno pulang ke rumah dan memberitahu Fatmawati mengenai rencana proklamasi tersebut.

"Besok kita umumkan Kemerdekaan," kata Soekarno singkat kepada Fatmawati, setibanya di rumah, dikutip dari Harian Kompas, 16 Agustus 1975.

Menurut pengakuan Fatmawati, saat itu Bung Karno yang kelihatan lelah masih menulis di meja kamarnya.

Ia melihat Bung Karno beberapa kali merobek-robek kertas dan membuangnya di tempat sampah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fatmawati pun enggan menanyakan apa isi tulisan dalam setiap kertas yang dirobek suaminya itu.

"Ibu tak banyak pertanyaan dan cakap. Ibu mengerti segala apa yang bapak mau dan kerjakan," kata dia.

Baca juga: Rayakan 17 Agustus, Film Mencuri Raden Saleh Akan Gelar Penayangan Spesial

Penculikan Bung Karno dan Bung Hatta

Sebelumnya pada tanggal 16 Agustur 1945 dini hari terjadi "penculikan" Soekarno dan Muhammad Hatta.

Keduanya "diculik" kelompok pemuda ke Rengasdengklok, Jawa Barat. 

Para pemuda mendesak agar Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia melalui siaran radio.

Namun akhirnya disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan diumumkan pada Jumat, 17 Agutus 1945.

Selanjutnya, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa kembali ke Jakarta pada pukul 02.00 WIB dini hari atau delapan jam sebelum Proklamasi.

Setibanya di Jakarta, mereka sempat singgah di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Penghubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat tentara Kekaisaran Jepang.

Baca juga: LRT Jakarta Sediakan Wahana Train to Apocalypse, 8.000 Tiket hingga 17 Agustus Ludes Terjual

 

Perumusan naskah Proklamasi

Selanjutnya, di ruang makan rumah Laksamana Maeda itulah mereka bertiga merumuskan teks proklamasi.

Bung Karno menuliskan satu kalimat pembuka pada secarik kertas yang berbunyi:

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia.

Kalimat itu diambil dari rancangan pembukaan Undang-Undang Dasar yang dihasilkan pada 22 Juni 1945 oleh Panitia Kecil terdiri dari sembilan dan dibentuk oleh Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Bung Hatta kemudian menambahkan kalimat kedua pada teks proklamasi itu.

Menurutnya, kalimat pertama hanya berusaha menyatakan kemauan bangsa untuk menentukan nasib sendiri.

Karena itu, harus ada pelengkapnya yang menegaskan bagaimana cara menyelenggarakan revolusi nasional. Dengan dasar gagasan ini, dia pun menuliskan:

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Setelah teks proklamasi disusun, pertemuan diakhiri dengan pengumuman dari Bung Karno bahwa proklamasi akan dibacakan pada pukul 10.00 WIB di halaman rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi