Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melonjaknya Jumlah Parpol yang Mendaftar Pemilu 2024, Pengaruhnya Apa?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN
Tukang becak yang hadir dalam Karnaval Klas Pekerja dari Partai Buruh sedang menyaksikan orasi Presiden Partai Buruh Said Iqbal di atas mobil komando di depan kantor KPU RI, Jumat (12/8/2022).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sebanyak 24 partai politik (parpol) dinyatakan lolos ke tahap verifikasi administrasi Pemilu 2024.

Jumlah partai yang masuk ke tahap verifikasi ini terseleksi dari 40 partai politik yang mendaftarkan dirinya ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Meski belum diketahui pasti jumlah partai yang akan lolos verifikasi, tetapi sejauh ini jumlah partai politik yang mendaftar lebih banyak dibandingkan Pemilu 2019 kemarin.

Dikutip dari Kompas.id, pada Pemilu 2019, saat penutupan pendaftaran, hanya ada 27 parpol yang mendaftar dengan 14 parpol yang dinyatakan lengkap berkasnya.

Lantas, melonjaknya jumlah partai yang mendaftar Pemilu 2024 ini, apa dampaknya bagi masyarakat?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 24 Parpol Lolos ke Tahap Verifikasi Calon Peserta Pemilu 2024, Ini Daftarnya

Penjelasan pakar

Terkait hal tersebut, Kompas.com menghubungi dosen politik dari Departemen Politik dan Pemerintahan Fisipol UGM Wawan Mas’udi.

Wawan menilai, jumlah pilihan partai yang semakin banyak pada Pemilu 2024 tak akan membawa dampak yang signifikan bagi masyarakat.

Menurutnya, jika dilihat, partai-partai baru yang ada bukanlah partai yang benar-benar baru.

“Tak ada yang sama sekali baru, maksud saya dari sisi ideologi, atau gerakan,” ungkapnya dihubungi Kompas.com, Senin (15/8/2022).

Hal ini karena partai-partai baru yang ada saat ini, beberapa di antaranya pecahan dari partai lama.

Seperti Partai Gelora yang merupakan pecahan dari beberapa elit PKS, Partai Ummat dari PAN, dan sebagainya.

“Jadi ini banyak, tapi banyak ini tak mencerminkan sesuatu yang benar-benar baru dalam konteks politik Indonesia karena beberapa merupakan partai pecahan dari partai sebelumnya,” katanya.

Menurutnya, kehadiran partai-partai baru hanya akan menambah jumlah peserta pemilu dan belum tentu menawarkan pilihan ideologi maupun pilihan program yang tidak itu-itu saja.

“Artinya ya memang kita akan riuh saja dari sisi banyaknya partai dan belum tentu kita cukup riuh untuk mendapatkan alternatif program pemikiran politik, atau ideologi apa yang dibawa masing-masing partai dibanding pemilu kemarin,” ungkapnya.

Baca juga: Pendaftaran Pemilu Ditutup, KPU Masih Periksa Berkas 16 Partai

Peluang partai baru pada Pemilu 2024 yang kecil

Terkait dengan peluang, Ia menilai, partai baru akan gagal dalam Pemilu 2024 selama partai baru tak membuat diferensiasi atau pembeda.

"Kalau partai baru yang muncul gagal buat diferensiasi sudah pasti masyarakat akan tetap memilih partai yg mainstream atau yang besar," ungkapnya.

Hal ini karena memang partai lama yang sudah besar sudah memiliki keunggulan dari sisi track record, kinerja, jejaring, maupun sumber daya finansial yang mapan.

Jumlah partai yang semakin banyak ini menurutnya mungkin akan lebih terasa bagi penyelenggara pemilu karena menambah rumit dari sisi teknikalitas kepemiluan.

Namun dari sisi masyarakat menurutnya bertambahnya partai-partai baru ini tak akan menambah kesulitan bagi masyarakat dalam memilih.

Karena bagi masyarakat terutama yang sudah memiliki preferensi jelas, mereka tinggal memilih partai yang diinginkan.

Oleh karena itu, Ia menekankan kepada partai baru jika tak menawarkan ‘diferensiasi’ maka akan susah untuknya untuk dipilih oleh masyarakat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi