Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Awal Penyakit TBC, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Freepik
Ilustrasi gejala batuk pada kasus TBC.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Penyakit Tuberkulosis atau TBC merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia setelah HIV.

Dikutip dari laman Kemkes, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, kasus TBC di Indonesia mencapai 1 juta kasus.

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC bisa menyerang berbagai organ tubuh, terutama bagian paru-paru.

Bagaimana gejala awal penyakit TBC?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: TBC pada Anak, Kenali Gejala dan Cara Pengobatannya

Gejala awal penyakit Tuberkulosis atau TBC

Dikutip dari CDC, saat seseorang terinfeksi bakteri penyebab TBC dan sistem kekebalan tubuhnya tak mampu menghentikan pertumbuhannya, maka kondisi inilah yang kemudian disebut dengan penyakit TBC.

Seseorang mungkin mengembangkan penyakit TBC beberapa minggu setelah terinfeksi. Namun pada beberapa orang mungkin akan sakit beberapa tahun, kemudian ketika sistem kekebalan tubuhnya melemah karena alasan yang lain.

Gejala TBC bisa bermacam-macam tergantung di mana bakteri tersebut tumbuh.

Pada TBC paru misalnya, beberapa gejala awal TBC yang bisa muncul, di antaranya:

  1. Batuk parah yang berlangsung 3 minggu atau lebih
  2. Nyeri di dada
  3. Batuk darah atau batuk dahak.

Adapun sejumlah gejala lain yang menyertai penyakit TBC, antara lain:

  1. kelemahan atau kelelahan
  2. penurunan berat badan
  3. tidak nafsu makan
  4. panas dingin
  5. demam
  6. berkeringat di malam hari.

Baca juga: WHO Soroti Tuberkulosis di Indonesia dan Penanganannya Saat Pandemi

Pada dasarnya tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TBC akan menjadi sakit.

CDC menyampaikan, TBC bisa dibedakan dalam dua kondisi, salah satunya infeksi TBC laten.

TB Laten atau TBC Laten adalah saat bakteri bisa hidup dalam tubuh seseorang tanpa membuatnya sakit karena tubuh mampu melawan bakteri dan menghentikan pertumbuhannya.

Seseorang yang mengalami infeksi TBC laten, maka:

  1. Tidak memiliki gejala
  2. Tidak merasa sakit
  3. Tidak dapat menyebarkan bakteri TBC ke orang lain
  4. Biasanya memiliki reaksi tes kulit TB positif atau tes darah TB positif
  5. Dapat mengembangkan penyakit TB jika mereka tidak menerima pengobatan untuk infeksi TB laten.

Baca juga: Apakah TBC Otak Bisa Sembuh?

Kapan harus periksa?

Dikutip dari laman Mayoclinic, seseorang mungkin perlu ke dokter apabila mengalami sejumlah gejala awal TBC.

Gejala TBC, antara lain demam, penurunan berat badan yang tak bisa dijelaskan, keringat malam yang basah kuyup, maupun batuk yang terus-menerus.

Hal ini karena gejala tersebut bisa mengindikasikan penyakit TBC, tetapi juga bisa mengindikasikan penyakit lain, sehingga harus dipastikan oleh dokter.

CDC merekomendasikan agar orang yang memiliki risiko tinggi TBC melakukan skrining kesehatan, termasuk pada orang-orang yang:

  1. Terkena HIV/AIDS
  2. Menggunakan obat IV
  3. Melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi
  4. Tinggal atau bekerja di daerah di mana TBC biasa terjadi seperti penjara, atau panti jompo
  5. Bekerja di perawatan kesehatan dan mengobati orang berisiko tinggi TBC

Baca juga: Apakah TBC Otak Bisa Menular?

Penyebab TBC

Tuberkolosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tubercolosis yang menyebar dari orang ke orang melalui tetesan mikroskopis yang dilepaskan ke udara.

Meskipun menular, tetapi tak mudah untuk tertular penyakit ini, sehingga Anda lebih mungkin terkena TBC dari seseorang yang kontak dekat dengan Anda dibandingkan dengan orang asing.

Mereka yang telah menjalani pengobatan yang tepat setidaknya dua minggu biasanya tak lagi menularkan TBC.

Sejumlah faktor risiko seseorang terkena TBC, yakni pada mereka yang memiliki kekebalan tubuh lemah seperti pada orang-orang yang memiliki penyakit:

  1. HIV/AIDS
  2. Diabetes
  3. Penyakit ginjal parah
  4. Kanker tertentu
  5. Pengobatan kanker, seperti kemoterapi
  6. Konsumsi obat-obatan untuk mencegah penolakan organ yang ditransplantasikan
  7. Malnutrisi atau berat badan rendah

Sejumlah faktor risiko yang lain yakni tinggal di daerah yang berisiko tinggi serta:

  1. Menggunakan obat-obatan IV atau konsumsi alcohol berlebihan
  2. Pengguna tembakau
  3. Bekerja di bidang kesehatan
  4. Tinggal atau bekerja di fasilitas perawatan perumahan seperi penjara, panti jompo dan sebagainya
  5. Hidup dengan orang terinfeksi TBC
  6. Mencegah TBC

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi