Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Penularan Cacar Monyet dan Gejalanya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/MIA Studio
Ilustrasi cacar monyet pada anak. Gejala cacar monyet pada anak umumnya sama dengan penderita dewasa, seperti demam, batuk, kelenjar getah bening bengkak, sampai ruam.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Cacar monyet merupakan penyakit menular yang disebabkan virus monkeypox.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) baru saja mengonfirmasi kasus pertama cacar monyet pada Sabtu (20/8/2022).

Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril menyampaikan, pasien cacar monyet pertama adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun dari DKI Jakarta.

"Dengan gejala tanggal 14 (Agustus) itu ada demam, kemudian juga ada pembesaran kelenjar," ujar Syahril dalam konferensi pers, dikutip dari Kompas.com (20/8/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski demikian, Syahril mengatakan bahwa pasien dalam kondisi baik dan tidak mengalami sakit berat.

Ia melanjutkan, pada dasarnya gejala cacar monyet tidak terlalu berat. Namun, masyarakat harus senantiasa waspada tetapi tidak perlu panik.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Pertama di Indonesia dan Gejalanya

Untuk meningkatkan kewaspadaan, berikut cara penularan cacar monyet dari manusia ke manusia maupun dari hewan ke manusia:

Cara penularan cacar monyet

Penularan cacar monyet bisa terjadi dari manusia ke manusia, maupun dari hewan ke manusia. Sebab, penyakit ini merupakan zoonosis yaitu penyakit yang menular dari hewan ke manusia.

Dikutip dari Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Monkeypox terbitan Kemenkes, cacar monyet menular melalui kontak langsung dengan hewan atau manusia terinfeksi.

Penyakit ini juga menular melalui benda yang terkontaminasi virus monkeypox.

Umumnya, virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terluka atau terbuka meski tak terlihat.

Virus juga bisa masuk melalui saluran pernapasan maupun selaput lendir dari mata, hidung, atau mulut.

Baca juga: Muncul Lagi Penyakit Cacar Monyet di AS, Apa Itu?

1. Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia

Pada dasarnya, penularan cacar monyet antar manusia tidak berlangsung dengan mudah. Penularan umumnya memerlukan kontak erat dan durasi yang cukup lama.

Beberapa hal yang bisa menjadi media penularan dari manusia ke manusia antara lain:

Lantaran membutuhkan waktu lama, risiko tinggi tertular ada pada anggota keluarga yang tinggal serumah ataupun tenaga kesehatan yang menangani pasien cacar monyet.

Baca juga: Cacar Monyet Merebak di Eropa, Bagaimana Asal-usulnya?

2. Penularan cacar monyet dari hewan ke manusia

Sama seperti antar manusia, penularan cacar monyet dari hewan ke manusia juga bisa melalui beberapa media.

Di negara endemik cacar monyet, penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui:

  • Gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi virus.
  • Konsumsi daging hewan liar.
  • Kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi dari hewan yang terkena cacar monyet.
  • Kontak tidak langsung melalui benda yang terkontaminasi virus monkeypox.

Hingga kini, belum diketahui pasti inang atau hewan pembawa virus cacar monyet.

Namun di Afrika, infeksi virus ini telah ditemukan pada banyak spesies hewan, antara lain tupai pohon, tikus, dan primata.

Baca juga: India Jadi Negara Asia Pertama dengan Kasus Kematian Cacar Monyet

Menular saat bergelaja

Pasien cacar monyet akan menularkan virus saat mengalami gejala, biasanya 2-4 minggu setelah terinfeksi.

Gejala cacar monyet tersebut antara lain:

1. Masa invasi

Berlangsung selama kurang lebih 0-5 hari, dengan gejala:

  • Demam
  • Sakit kepala berat
  • Limfadenopati atau pembesaran kelenjar getah bening/limfe, bisa terjadi di leher, ketiak, atau selangkangan
  • Nyeri punggung atau otot
  • Kelelahan terus-menerus.

Baca juga: Seorang Anak Menghebohkan Malaysia Dikira Idap Cacar Monyet, Bagaimana Faktanya?


2. Masa erupsi

Masa erupsi bisa terjadi sekitar 1-3 hari setelah mengalami demam. Masa ini ditandai dengan munculnya ruam atau lesi pada kulit.

Biasanya ruam dimulai dari wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain secara bertahap.

Ruam paling banyak muncul pada wajah (95 persen kasus), serta telapak tangan dan kaki (75 persen kasus).

Ruam atau lesi akan berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh kecil berisi cairan bening (vesikel), dan lepuh kecil berisi nanah (pustula).

Kemudian, akan mengeras (krusta) hingga akhirnya rontok.

Pada masa erupsi yang berlangsung sekitar 10 hari ini, seseorang masih berpotensi menularkan penyakit hingga semua krusta rontok dan menghilang.

Baca juga: Waspada Penyakit Cacar Monyet, Ini Pedoman dari Kemenkes

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cacar Monyet

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi