KOMPAS.com - Sekilas, cacar monyet tampak mirip seperti cacar air yang sudah umum terjadi di Indonesia.
Pada kebanyakan kasus cacar air, orang yang pernah terinfeksi tidak akan kembali terkena penyakit ini atau berisiko rendah mengalami reinfeksi.
Pasalnya, dikutip dari Very Well Health, umumnya pada tubuh penderita cacar air akan terbangun kekebalan seumur hidup terhadap cacar air.
Lantas, apakah orang yang pernah terkena cacar air juga berpotensi rendah terkena cacar monyet?
Baca juga: Kasus Pasien Pertama Cacar Monyet Indonesia, Ini Riwayat Perjalanannya
Penjelasan ahli
Dosen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, Ismiralda Oke Putranti mengatakan, orang yang sudah pernah terinfeksi cacar air tetap berpotensi terkena cacar monyet.
Sebab, meski sama-sama meninggalkan ruam, cacar air dan cacar monyet adalah dua jenis penyakit yang berbeda.
"Cacar air yang umum terjadi di Indonesia berbeda dengan cacar monyet yang akhir-akhir ini mewabah di beberapa negara," ujar dokter yang kerap disapa Oke, saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/8/2022).
Oke menjelaskan, cacar air atau chickenpox (varicella) merupakan penyakit akibat virus varicella zoster.
Sedangkan, cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit infeksi virus monkeypox dari genus orthopoxvirus.
Namun, menurut Oke, kekebalan bisa saja terjadi pada seseorang yang pernah mendapatkan vaksin virus vaccinia.
Vaksin tersebut, memberikan proteksi hingga 85 persen terhadap cacar monyet.
Virus vaccinia dan virus monkeypox memiliki kekerabatan yang erat. Sehingga, kata Oke, vaksinasi virus vaccinia akan menimbulkan kekebalan yang relatif bagi cacar monyet.
Hal ini berbeda dengan cacar air, yang mana perlu menggunakan vaksin dari virus varicella zoster yang dilemahkan.
Baca juga: Cara Penularan Cacar Monyet dan Gejalanya
Perbedaan cacar monyet dan cacar air
Oke menuturkan, baik cacar monyet maupun cacar air memiliki gejala awal yang nyaris sama. Gejala ini antara lain berupa demam, nyeri kepala, nyeri otot, dan lemas.
Akan tetapi, gejala cacar monyet lebih berat, yaitu disertai pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan.
Di sisi lain, cacar air akan menimbulkan lenting-lenting berisi cairan dengan dinding relatif lebih tipis. Sehingga, lebih mudah pecah.
Masa erupsi cacar air juga bergelombang, yakni tidak semua area yang terkena akan muncul lenting-lenting air secara bersamaan.
"Tetapi ada yang memerah dulu, kemudian berubah menjadi bintil-bintil, baru membentuk lenting-lenting kecil," jelas dia.
Sementara itu, lenting-lenting pada cacar monyet jauh lebih besar dan tidak mudah pecah.
Oke menambahkan, lenting pada cacar monyet juga memiliki ciri khas berupa umbilikasi atau lekukan di permukaannya.
"Yang khas pada lesi monkeypox akan timbul berupa umbilikasi pada permukaan lentingnya," ujar Oke.
Baca juga: 8 Perbedaan Cacar Monyet, Cacar Air, dan Cacar yang Sekilas Mirip
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.