Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Dingin Dapat Menurunkan Berat Badan, Ini Penjelasan Ilmuwan

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Brigitte Tohm
Ilmuwan menyatakan hawa dingin bisa membantu kita menurunkan berat badan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes, jantung, dan beberapa jenis kanker.

Dengan menciptakan peradangan kronis tingkat rendah dan penumpukan sel kekebalan di jaringan sensitif insulin, obesitas adalah salah satu faktor yang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan lainnya.

Para ilmuwan percaya bahwa membalikkan peradangan kronis ini dapat menunda munculnya penyakit terkait obesitas dan mungkin membuat seseorang jadi lebih mudah untuk menurunkan berat badan.

Peneliti dari Brigham and Women's Hospital dan Joslin Diabetes Center menemukan bahwa pada tikus obesitas yang diinduksi diet, paparan suhu dingin bisa meningkatkan sensitivitas insulin dan toleransi glukosa di samping tubuhnya juga menyelesaikan peradangan yang disebabkan oleh obesitas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan mereka dilaporkan dalam makalah baru yang diterbitkan di Nature Metabolism, dikutip dari Scitech Daily.

Tim peneliti juga menemukan, mekanisme tersebut bergantung pada jaringan adiposa coklat yang biasa disebut sebagai "lemak baik".

Baca juga: 15 Makanan Pembakar Lemak untuk Menurunkan Berat Badan


Jaringan itu melepaskan molekul alami yang disebut Maresin 2 sebagai respons terhadap rangsangan dingin.

Jaringan adiposa coklat dikenal sebagai organ endokrin aktif karena mengeluarkan molekul yang berkomunikasi dengan jaringan lain yang mengatur metabolisme.

Hal ini membantu pelepasan energi yang tersimpan dan dapat mempercepat penurunan berat badan serta meningkatkan kesehatan metabolisme.

"Bukti ekstensif menunjukkan bahwa obesitas dan sindrom metabolik terkait dengan peradangan kronis yang mengarah pada resistensi insulin sistemik," kata peneliti senior di Fisiologi Integratif dan Metabolisme di Joslin Diabetes Center dan profesor kedokteran di Harvard Medical School, Yu-Hua Tseng.

"Kami menemukan bahwa paparan dingin mengurangi peradangan dan meningkatkan metabolisme pada obesitas yang dimediasi setidaknya sebagian oleh aktivasi jaringan adiposa coklat," sambungnya.

Menurutnya, temuan ini menunjukkan fungsi jaringan adiposa coklat yang sebelumnya tidak diketahui dalam mempromosikan resolusi peradangan pada obesitas.

Sementara dalam dua percobaan sebelumnya, Tseng dan rekannya menemukan bahwa lemak coklat dapat diaktifkan oleh paparan dingin untuk menciptakan mediator lipid tertentu yang mengontrol metabolisme nutrisi.

Baca juga: Bisakah Menurunkan Berat Badan 5 Kilogram dalam 1 Minggu?

Dalam studi saat ini, para peneliti mengidentifikasi peran baru untuk mediator lipid yang dihasilkan dari lemak coklat untuk mengatasi peradangan.

Mereka juga memiliki model tikus yang ketika diberi diet tinggi lemak standar barat, tikus-tikus tersebut akan mengembangkan obesitas.

Namun ketika tikus tersebut terkena lingkungan yang dingin sekitar 4 derajat celcius, para peneliti mengamati bahwa sensitivitas insulin tikus dan metabolisme glukosa meningkat, serta berat badan mereka menurun.

Kondisi ini berbeda dibandingkan dengan hewan kontrol yang dipelihara di zona termonetral atau suhu lingkungan ketika tubuh tidak perlu menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu inti tubuh.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa Maresin 2 dapat memiliki aplikasi klinis sebagai terapi untuk pasien dengan obesitas, penyakit metabolik, atau penyakit lain yang terkait dengan peradangan kronis.

Tim mencatat, jalan pintas untuk meningkatkan kesehatan metabolisme mungkin sudah ada.

Beberapa penelitian pada manusia yang dilakukan di Joslin dan di tempat lain menunjukkan bahwa paparan suhu yang agak dingin, sekitar 10-12 derajat celcius, telah terbukti cukup efektif mengaktifkan jaringan adiposa coklat dan meningkatkan metabolisme.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi