Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Anak Terlahir Tanpa Anus dan Mengeluarkan Kotoran via Mulut, Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash / Ratchat
Ilustrasi bayi di rumah sakit
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan tentang kelainan pada anak yang terlahir tanpa lubang anus viral di media sosial, Twitter.

Twit tersebut diunggah oleh akun ini pada Minggu (28/8/2022).

Dalam twitnya itu, pengunggah mempertanyakan kelainan yang diderita seorang anak dalam foto yang dilampirkannya.

"Sorry emang bisa ya kaya gini? Ini muncul dr iklan IG," tulis pengunggah.

Adapun iklan yang dimaksud berasal dari situs donasi yang menampilkan seorang anak terlahir tanpa lubang anus sehingga ia akan memuntahkan isi perutnya untuk mengeluarkan kotoran di dalam tubuh.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah warganet yang merespons unggahan tersebut turut iba dan menanyakan kelainan yang diderita anak tersebut.

Beberapa menanyakan apakah memang bisa terjadi, anak tanpa lubang anus mengeluarkan kotoran lewat mulut.

Hingga Senin (29/8/2022), twit tersebut telah dikomentari oleh lebih dari 500 warganet dan disukai 12.000 pengguna akun Twitter.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Demam Anak Tanpa Menggunakan Obat, Apa Saja?

Penjelasan dokter

Dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, Kurniawan Satria Denta mengatakan kelainan seorang anak yang terlahir tanpa lubang anus itu memang bisa terjadi.

"Iya ada (kelainannya), nama kelainannya atresia ani," ujar Denta, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (29/8/2022).

Dilansir dari Healthline, atresia ani adalah cacat lahir yang terjadi saat bayi masih di dalam rahim yang terbentuk saat janin memasuki usia kehamilan minggu kelima hingga minggu ketujuh.

Kondisi ini ditandai dengan tidak adanya anus atau anus tidak berada pada posisi seharusnya. Akibatnya, bayi tidak berkembang dengan baik sehingga tidak dapat mengeluarkan tinja secara normal.

Kasus ini terjadi dalam angka 1:5.000 kelahiran. Biasanya, atresia ani lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan.

Atresia ani menjadi masalah serius karena bayi tidak dapat mengeluarkan feses secara normal dan produk limbah akan terus menumpuk di dalam tubuh penderita.

"Fesesnya engga bisa dibuang. Muntahnya bayi atresia ini itu yang dimuntahkan bukan fesesnya, karena bayi belum menerima makanan," ujar Denta. 

Baca juga: Gejala Awal Penyakit Usus Buntu, Kenali Sebelum Parah!


Gejala atresia ani

Seringkali orang tua tidak menyadari adanya kejanggalan atresia ani karena letak dari saluran pembuangan cukup tersembunyi.

Namun dokter dapat mendiagnosis kondisi ini sesegera mungkin setelah bayi lahir sehingga dapat cepat ditangani

Normalnya, bayi yang baru saja lahir akan melakukan buang air besar dalam 24 jam pertama setelah dilahirkan. Namun jika tidak, akan membuat perut bayi menjadi kembung dan membesar lalu disusul dengan gejala muntah.

Berikut tanda-tanda anak mengalami atresia ani:

  • Tidak ada lubang anus
  • Lubang anus di tempat yang salah, seperti terlalu dekat dengan vagina
  • Tidak ada tinja dalam 24 hingga 48 jam pertama kehidupan
  • Tinja melewati tempat yang salah, seperti uretra, vagina, skrotum, atau pangkal penis
  • Perut bengkak
  • Loneksi abnormal, atau fistula, antara rektum bayi dan sistem reproduksi atau saluran kemihnya.

Hampir setengah dari semua bayi yang lahir dengan atresia ani memiliki kelainan tambahan, seperti:

  • Kelainan ginjal dan saluran kemih
  • Kelainan tulang belakang
  • Tenggorokan atau trakea cacat
  • Cacat esofagus
  • Cacat pada lengan dan kaki
  • Down syndrome di mana kondisi kromosom yang terkait dengan keterlambatan kognitif, cacat intelektual, penampilan wajah yang khas, dan tonus otot yang lemah
  • Penyakit Hirschsprung yang merupakan suatu kondisi yang melibatkan hilangnya sel-sel saraf dari usus besar
  • Atresia duodenum atau perkembangan yang tidak tepat dari bagian pertama usus kecil
  • Kelainan jantung bawaan.

Baca juga: Gejala Awal Penyakit Ginjal yang Sering Tidak Disadari

Penyebab atresia ani

Menurut Denta, hingga saat ini penyebab atresia ani belum diketahui dengan pasti. Sebab kondisi ini merupakan gangguan perkembangan anatomi yang terjadi sejak janin sedang berkembang.

"Seperti kelainan kongenital lainnya, belum diketahui pasti penyebabnya apa," terang Denta.

Dilansir dari Kompas.com (28/1/2022), sebagian besar atresia ani terjadi akibat kelainan atau cacat genetik yang dapat disebabkan oleh perubahan (mutasi) gen.

Mutasi gen ini mungkin dapat dipicu oleh faktor lingkungan, termasuk paparan alkohol.

Kendati demikian, sulit untuk menemukan penyebab pasti dari mutasi gen ataupun gangguan perkembangan anatomi yang menyebabkan atresia ani.

Baca juga: Perbedaan Ruam akibat Cacar Monyet dan Penyakit Lain


Perawatan atresia ani

Lebih lanjut, Dokter Denta mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengatasi atresia ani adalah dengan cara operasi.

"Satu-satunya (cara) dioperasi," ujarnya.

Sedangkan diagnosis atresia ani dapat dilakuakan ketika bayi sudah lahir. Dokter biasanya akan mendiagnosis atresia ani melalui pemeriksaan fisik setelah lahir.

Setelah mendiagnosis atresia ani, dokter juga harus menguji kelainan lain yang terkait dengan kondisi ini. Pemeriksaan yang mungkin dilakukan, di antaranya:

  • Rontgen tulang belakang untuk mendeteksi kelainan tulang
  • USG tulang belakang mencari kelainan pada tubuh vertebral atau tulang tulang belakang
  • Ekokardiogram mencari anomali jantung
  • MRI mencari bukti cacat esofagus seperti pembentukan fistula dengan trakea, atau tenggorokan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi