Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 30 Mei 2021

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Kepemimpinan, Blusukan, dan "Social Happiness"

Baca di App
Lihat Foto
dok. Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo saat membeli cabai di Pasar Mbongawani di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (1/6/2022).
Editor: Egidius Patnistik

SETIAP orang punya definisi bahagianya masing-masing. Ada yang mendefinisikan kebahagiaan sebagai state of mind. Ada yang mengatakan bahwa dia akan bahagia jika memiliki banyak uang dan pekerjaan mapan.

Atau bahagia terjadi saat kita bisa membantu banyak orang. Tidak ada yang sama soal itu. Namun, tujuannya sama, semua orang ingin mencapai kebahagiaan.

Ada satu konsep yang menarik tentang kebahagiaan. Namanya social happiness. Konsep social happiness sedikit berbeda dari definisi kebahagiaan orang banyak.

Menurut Wellner (2019), social happiness atau kebahagiaan sosial dapat dianggap sebagai hasil dari kombinasi faktor-faktor seperti hubungan sosial yang baik, lingkungan budaya yang kaya, dan institusi yang adil.

Baca juga: Stoikisme: Menciptakan Kebahagiaan dari Hal yang Bisa Kita Kendalikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini bisa diartikan begini: segala tempat bisa jadi nyaman jika hubungan sosial dan budaya di tempat tersebut baik, sehingga membuat well-being kita meningkat.

Menurut World Happiness Report tahun 2020, kepercayaan sosial dan institusional dapat mengurangi ketidaksetaraan dalam well-being. Kepercayaan sosial dan institusional membuat individu lebih meningkat ketahanannya terhadap berbagai jenis kesulitan baik itu dalam bentuk diskriminasi, kesehatan yang buruk, pengangguran, pendapatan rendah, dan lain sebagainya.

Di Indonesia, riset ini terbukti dengan fakta-fakta kecil, seperti para warga yang bertemu dengan pemimpinnya, entah itu presiden, gubernur, wali kota, dan bupati. Ada semacam kebahagiaan tersendiri ketika warga mendapatkan kesempatan bertemu dengan pemimpin yang mereka sering lihat di layar kaca.

Presiden dan rakyat: Pertemuan yang membahagiakan

Bagi rakyat Indonesia, bertemu dengan pemimpinnya memunculkan kebahagiaan yang sangat luar biasa. Itu menunjukkan bahwa rakyat kita menghargai pemimpinnya.

Kebahagiaan tersebut, yang saya amati, dirasakan oleh seluruh rakyat, baik itu mereka yang ekonominya terhimpit maupun yang tidak. Seakan-akan, pertemuan dengan pemimpin menghancurkan sekat batas antara yang kaya dan miskin, walaupun hanya sementara.

Ada banyak contoh kebahagiaan rakyat terpancar ketika mendengar bahwa pemimpin negara akan berkunjung ke daerah mereka atau mendukung kegiatan dan inisiatif warganya. Mari kita mulai denga tren baru-baru ini, yaitu Citayam Fashion Week.

Banyak pemimpin bangsa yang mendukung adanya tren ini dan menganggapnya sebagai kebebasan berekspresi anak muda, mulai dari Presiden Jokowi, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Bahkan, beberapa pejabat luar negeri juga turut meramaikan Citayam Fashion Week. Ada Duta Besar Uni Eropa, H.E, Vincent Piket dan Wakil Presiden Bank Investasi Eropa, Kris Peeters.

Gesture seperti ini secara langsung menunjukkan dukungan dari para pemimpin bangsa. Dukungan dari pemimpin bangsa tentu membuat warganya bahagia karena mereka menyempatkan waktu untuk merasakan tren dari anak muda.

Ada beberapa contoh lainnya. Beberapa bulan lalu, ketika Presiden Jokowi mendatangi Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk merayakan Hari Lahir Pancasila. Marianus, salah satu warga Ende, merasa sangat bahagia. Mengutip dari Kompas. Dia mengatakan, “Kami merasa senang, ini kerinduan yang luar biasa. Pak Jokowi mau datang dan nginap di kota kecil ini.”

Baca juga: Citayam Fashion Week Mulai Sepi, Ini Penjelasan Pengamat Sosial

Bahkan, ada yang sepulang kerja menantikan kedatangan orang nomor satu Indonesia ini.

Kita bergeser ke Pulau Jawa, tepatnya di Yogyakarta. Presiden Jokowi waktu itu melakukan kunjungan ke Yogyakarta. Sewaktu beliau di sana, Presiden Jokowi membagikan sembako kepada masyarakat dan ikut serta dalam pembagiannya. Warga yang menerima sembako merasa senang karena bisa bertemu langsung dengan Presiden.

Ibu Sedah misalnya, menunjukkan rasa bahagianya saat mendapatkan sembako dan bertemu langsung dengan presiden. "Rasanya senang sekali, bersuka cita, gembira. Selama Pak Jokowi jadi Presiden baru sekarang ketemu."

Hal yang sama juga terjadi di Muara Enim, Sumenep, Semarang, dan banyak daerah yang Presiden Jokowi kunjungi. Semua warga di daerah-daerah tersebut langsung merasa antusias dan bahagia.

Ada energi positif yang muncul dan ini menunjukkan betapa rakyat Indonesia mendambakan pertemuan dengan pemimpinnya, terlepas dari berbagai kelebihan dan kekurangan saat merumuskan kebijakan. Fenomena ini tentu membahagiakan dan menurut saya merupakan power yang luar biasa yang kita miliki.

Mengapa disebut power? Karena ini menunjukkan tingkat kepercayaan antara rakyat dan pemimpinnya. Kehadiran pemimpin membawa energi positif tersendiri bagi warganya, yang memunculkan perasaan senang.

Saya ingat Bung Karno mengalami hal ini, yang tertuang dalam buku otobiografinya, Penyambung Lidah Rakyat. Ketika warga melihat Bung Karno, warga langsung membentuk kerumunan. Padahal Bung Karno sudah menyamar agar tak dikenali, namun ada warga yang langsung mengenali beliau.

Tak hanya Presiden

Tidak hanya presiden yang langsung disambut antusias oleh warga, KSAL Yudi Margono juga dinantikan kedatangannya oleh warga. Suyono, satuan pengamanan (satpam) yang pekerjaannya mengawasi daerah di sekitar pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur merasa antusias bisa bertemu dengan salah satu pejabat tinggi TNI ini.

Suyono awalnya tidak percaya diri untuk bertatap muka dengan Yudi Margono. Namun, keberaniannya membuatnya bisa sedikit berbincang dan mengungkapkan kebahagiaannya. Suyono pun melakukan swafoto dengan KSAL Yudi Margono.

Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin mendapatkan sambutan yang antusias ketika mengunjungi paguyuban Jawa Tengah di Sulawesi Tenggara. Ketua Paguyuban Jawa Tengah, Masibun, merasa bersyukur bisa didatangi orang nomor dua di Jateng.

Tak hanya itu, mereka juga sempat berbicang dengan Gubernur Ganjar Pranowo melalui video call. Meskipun hanya melalui sambungan telepon, warga Jateng di Sulawesi Utara tetap merasa senang disertai gelak tawa bisa berbicnang dengan Gubernur.

Ridwan Kamil beberapa bulan lalu melakukan Safari Sahur Ramadhan untuk menjaga silaturahmi dengan warganya. Beliau mengunjungi keluarga Bi Mar yang tinggal di Megamendung, Kabupaten Bogor.

Keluarga Bi Mar pun merasa seperti mimpi bisa didatangi oleh orang nomor satu di Jawa Barat (Jabar). Mereka menyantap makanan sahur bersama. Gubernur Jabar berharap kedatangannya membawa kebahagiaan bagi keluarga Bi Mar.

Berpindah ke Kalimantan, Wagub Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. Yansen TP M,Si, merasakan kehangatan ketika disambut masyarakat dalam kunjungannya ke Sungai Boh. Dr. Yansen bahkan masih merasakan kekeluargaan yang masih melekat di hati masyarakat.

Di Kalimantan Timur, Gubernur Isran Noor juga merasakan antusiasme warga Desa Pondong, Kabupaten Paser. Bahkan, salah satu warganya, yang bernama Siti, berkata, “Senang sekali, baru pertama ketemu Pak Isran. Ternyata orangnya ganteng dan baik.”

Ibu-ibu di Desa Pondong berebut untuk bersalaman dengan Gubernur. Hal yang sama juga dialami oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, ketika datang ke Banjarmasin. Beliau disambut oleh iring-iringan hadrah dan atraksi khas Banjar lainnya.

Selain itu, M. Tauhid Soleman, Wali Kota Ternate, melakukan kunjungan ke Batang Dua dan disambut dengan Tarian Soya-soya yang ditampilkan oleh pelajar SD dan SMP.

Semua pemimpin, baik presiden, wali kota, gubernur, dan menteri, memiliki satu kesamaan. Kedatangan mereka mendatangkan kebahagiaan dan antusiasme dari warga sekitar.

Menurut saya ini wajar karena mereka jarang bertemu dengan pemimpinnya. Mereka hanya melihat kiprah pemimpinnya melalui media-media. Tak ayal, ketika pemimpin datang ke daerahnya, banyak warga yang antusias untuk melihat mereka langsung.

Dalam sudut pandang lain, ini merupakan cara pemimpin meningkatkan silaturahmi dengan warganya. Menyadari bahwa pemimpin-pemimpin negara tidak memiliki waktu cukup banyak, mereka memanfaatkan setiap momen untuk menyapa warga dan membangun kedekatan.

Pemimpin-pemimpin Indonesia ingin menunjukkan bahwa warganya memiliki pemimpin yang siap untuk melaksanakan amanah dan memastikan warganya sejahtera dan bahagia. Bagi warga, kunjungan pemimpin-pemimpin menunjukkan jika warga memiliki pemimpin yang peduli dengannya.

Memang, ada kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan kepemimpinan, akan tetapi itu tidak mengurangi kebahagiaan warganya bertemu mereka. Rakyat Indonesia mungkin hanya seorang warga biasa, namun kedatangan pemimpin-pemimpin bangsa membuat warga merasakan kepedulian dari pemimpinnya.

Menguatkan psikologis warganya

Satu hal penting yang bisa kita dapat dari fenomena di atas adalah bahwa kedatangan pemimpin menciptakan iklim yang bahagia. Itu memiliki arti penting. Jika di dalam tempat kerja, budaya kerja yang baik dapat membuat hubungan antar tim menjadi lebih harmonis, dalam konteks ini, kehadiran pemimpin membangkitkan semangat warganya untuk terus hidup.

Saya menilai bahwa ada perbedaan yang kontras antara pemimpin negara dengan pemimpin perusahaan, khususnya soal budaya yang terbentuk. Apabila kita membahas pemimpin perusahaan, mereka menjaga well-being anggotanya agar perusahaan bisa terus perform.

Namun, sayangnya, survei dari Deloitte and Workplace Intelligence 2022, sebanyak 68 persen pemimpin C-level mengakui bahwa mereka tidak mengambil tindakan yang cukup untuk menjaga kesehatan anggotanya dan pemangku kepentingan. Berbeda dengan pemimpin negara. Kedatangan pemimpin ingin memastikan well-being warganya.

Mereka ingin memastikan bahwa kebijakannya tepat sasaran dan melihat apa yang bisa ditingkatkan. Pemimpin-pemimpin kita ingin memastikan tanggung jawabnya terpenuhi dan warga merasakan manfaatnya.

Pemimpin negara melakukan transformasi dalam aspek psikologis, karena kedatangannya membuat warganya lebih bersemangat untuk berkontribusi sekecil apapun untuk negara.

Kita bisa sedikit menganalisis lebih jauh kedatangan Gubernur Ridwan Kamil ke keluarga Bi Mar. Gubernur berharap bahwa kedatangannya bisa menambah sedikit kebahagiaan.

Dari sisi keluarga Bi Mar, tentu menjadi sebuah kehormatan tersendiri bisa bersama Gubernur melakukan sahur bersama di kediamannya yang sederhana.

Mereka pun merasa senang karena pernah kedatangan Gubernur dan tidak semua orang mendapatkan kesempatan itu. Apa yang dilakukan Gubernur Ridwan Kamil ialah mentransformasi perasaan warganya supaya lebih bahagia.

Dalam konteks ini, kita bisa melihat pemimpin-pemimpin bangsa sebagai pemimpin transformasional. Efeknya pun cukup dahsyat.

Ramazan (2019) meneliti pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap kepuasaan kerja para guru. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah memiliki korelasi yang kuat terhadap tingkat kepuasan kerja guru.

Penelitian lain dari Purwanto, et al (2021) juga bernada sama. Hasil penelitiannya terhadap 220 manajer dari perusahaan yang bergerak di bidang manajemen supply chain menemukan bahwa kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh yang positif dan besar terhadap perilaku anggota organisasi.

Lihat Foto
PEXELS/ANDRE FURTADO
Jika mencari cara menguatkan mental, cobalah untuk menguatkan pandangan kita akan diri sendiri karena pandangan orang lain tidak terlalu penting.
Bahagia itu sederhana

Singkatnya, bagi rakyat Indonesia, kebahagiaan itu sesederhana bertemu dengan pemimpin yang selama ini hanya bisa dilihat di layar kaca. Memiliki pemimpin yang peduli dan baik membuat mereka senang, terlebih, bila sampai pemimpin negara berkunjung ke rumah seorang warga.

Ketika Presiden Jokowi ingin melawat ke Belawan, Medan, banyak warga membicarakannya. Bahkan, topik kedatangan mantan Wali Kota Solo itu bertahan sampai berhari-hari. Semua orang tidak sabar menunggu Presiden Jokowi datang ke daerahnya. B

agi warga, ini momen membahagiakan karena bisa berkesempatan bertemu langsung dengan Presiden. Selain itu, pada saat Presiden Jokowi ke Ende, NTT, beliau melakukan kunjungan ke rumah beberapa warga pada malam hari. Itupun di luar jadwal.

Beliau membagikan sembako beserta bantuan finansial untuk kebutuhan pokok warganya. Warga yang didatangi beliau pun terkejut karena tidak menyangka Presiden sendiri yang datang ke rumah mereka.

Purmayati, salah satu warga Ende pun tak kuasa menahan kebahagiaannya. Dia mengatakan, “Bahagia dan haru, tidak sangka-sangka Bapak Presiden mau datang di gubuk kami ini.”

Kehadiran seorang pemimpin negara memang membahagiakan warganya, terlepas dari status mereka. Banyak dampak positif apabila pemimpin mampu menciptakan kebahagiaan.

Sebagai contoh, penelitian dari Oswald, et al (2015) menemukan bahwa orang yang bahagia akan meningkatkan produktivitas sebesar 12 persen.

Selain itu, riset kolaborasi dari Said Business School Universitas Oxford berkolaborasi dengan perusahaan multinasional BT Group di tahun 2019 lalu menemukan bahwa anggota yang bahagia akan meningkat produktivitasnya sebesar 13 persen.

Kehadiran fisik “blusukan” pemimpin meningkatkan kebahagiaan sosial warganya, yang berimbas pada meningkatnya semangat bekerja warganya. Tetap #BerprosesLebihBaik ya leaders!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi