Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Head of Education Ecosystem PT Telkom Indonesia Tbk
Bergabung sejak: 12 Apr 2022

Dr. Sri Safitri, ST, B.Eng (Hons), M. Eng adalah Head of Education Ecosystem PT Telkom Indonesia Tbk. Sebelumnya adalah Direktur Marketing Telkomtelstra, perusahaan patungan Telkom Indonesia dan Telstra Australia.
Uni Fitri, sapaannya, merupakan Doktor Manajemen Universitas Brawijaya, juga pembicara internasional dan aktif di asosiasi industri seperti ACIOA (ASEAN CIO Association) sebagai Konselor Indonesia.
Saat ini, juga menjabat Wakil Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Co-Founder Indonesia Blockchain Society (IBS), Ketua Umum Indonesia CX Professional (ICXP), Secretary General Partnership Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecedasan Artifisial (KORIKA) dan President FAST (Forum Alumni Universitas Telkom) 2021-2025.

Melampaui Ekspektasi, Melahirkan Talenta Digital

Baca di App
Lihat Foto
dok. Shutterstock
Ilustrasi teknologi digital
Editor: Sandro Gatra

PADA hari ini, operator telekomunikasi bukan lagi sekadar koneksi komunikasi antarkota hingga negara. Bukan juga sebatas konektor sinyal, pengirim surat elektronik, apalagi sebatas penyambung SMS!

Lebih dari itu, mari kita sama-sama melihat diri. Kehadiran operator telekomunikasi secara global dan khususnya di Indonesia, sudah demikian tinggi dan melampaui bayangan awal kita atas operator telekomunikasi.

Sebab, hampir seluruh problematika kehidupan kini "diserahkan" kepada layanan operator telekomunikasi!

Mulai dari bangun pagi ketika belum membasuh wajah sekalipun pun, banyak dari kita segera mengecek notifikasi di ponsel cerdasnya.

Selepas ibadah pagi, tak sedikit yang kemudian asyik berselancar mencari informasi awal terutama rute perjalanan --ini pun sebelum mandi dan sarapan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin mendekati keberangkatan kantor, tentu interaksi ini makin "adiktif" karena selain menempatkan layanan telekomunikasi sebagai kolega perjalanan terutama musik dan video, juga sekaligus mencicil kerjaan secara remote melalui aneka aplikasi seluler.

Jikalau kemudian waktunya bekerja dari rumah atau dari manapun (WFH/WFA), malah justru kebergantungan pada layanan telekomunikasi makin menjadi.

Dengan bertumpu seluruhnya layanan wireline/wireless, akan menjadi sebuah kerugian amat besar jika kemudian sambungan tak stabil.

Maka tak perlu heran, laporan keuangan banyak operator telekomunikasi, baik di dalam negeri/luar justru mencatatkan performa EBITDA hingga laba bersih yang membumbung terutama dalam 2-3 tahun ini.

Bahkan, belakangan sampai ada operator internet menamakan dirinya Oksigen. Sebuah jenama yang rasanya tak berlebihan, mengingat faktanya memang demikian tingginya kebutuhan publik pada layanan operator telekomunikasi hari ini.

Melampaui ekspetasi publik

Presiden Jokowi menyatakan tahun 2030, Indonesia memerlukan 9 juta talenta digital. Sebuah aspirasi yang menantang untuk dipenuhi lewat jalur formal melalui pendidikan universitas, mengingat saat ini hanya 11 persen anak Indonesia yang beruntung mengenyam bangku elite tersebut.

Kita amati, saat ini terjadi liberalisasi pendidikan tinggi di Indonesia, Universitas kebanyakan dituntut untuk menghidupi sendiri. Akibatnya, pendidikan di indonesia sulit diakses oleh masyarakat miskin.

Saat ini yang dibiayai negara, baru universitas negeri, sedangkan jumlah universitas negeri di Indonesia sangat sedikit. Sehingga piramida jenjang pendidikan di Indonesia sangat meruncing.

Daya serap lulusan SMA sederajat tidak tersikulir dengan baik. Pilihannya adalah bekerja dengan kemampuan seadanya. SMK masih punya problematika dalam kebutuhan berdasarkan kualifikasi Industri.

Pendidikan adalah isu yang berhubungan dengan mobilitas sosial dan kesejahteraan rakyat serta pembentukan kelas menengah yang berdaya.

Perlu kolaborasi dari berbagai pihak (pemerintah maupun korporasi) dalam tata kelola revolusi pendidikan.

Sebagai perawi sejarah masa depan kita menyadari keuntungan sekaligus tantangan ke depan Indonesia adalah bonus demografi.

Apa yang akan terjadi dengan bonus demografi Indonesia apabila kesiapan dari kualitas SDM masih terbatas, daya serap lapangan kerja belum memadai, talenta digital minim?

Sebagai praktisi telekomunikasi, ekspektasi Presiden tentunya menjadi mandat bagi kami menyiapkan aplikasi pembelajaran kepada masyarakat dari hulu ke hilir sebagai kesatuan solusi EdTech, teknologi edukasi, dalam mencapai aspirasi tersebut.

Kita bedah dari hilir dulu, yang mana sudah lebih dari dua tahun menyediakan layanan Pijar Mahir.

Ini adalah platform pembelajaran online yang berfokus pada pelatihan bersertifikat untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan calon tenaga kerja di Indonesia.

Di dalamnya, ada konten pelatihan yang menarik dan beragam dengan cakupan kategori yang luas, mulai dari telekomunikasi, teknologi, digital, pemasaran, bahasa, sampai pengembangan diri.

Situs pembelajaran ini juga disertai pretest, pembelajaran berbasis video dan buku, post-test sampai forum diskusi dan konsultasi online.

Pelatihan juga dapat diakses selamanya, ini sesuatu yang menarik, sebagaimana ujungnya ada sertifikat untuk seluruh pelatihan yang dapat digunakan sebagai penunjang calon tenaga kerja di Indonesia saat melamar pekerjaan.

Ini merupakan pengejawantahan visi Kampus Merdeka yang dicanangkan Mendikbudristek.

Situs seperti Pijar Mahir ini tentunya tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan digital usia prakerja, namun juga tentunya pegawai negeri, swasta dan juga guru.

Dengan adanya Permendikbud 2 tahun 2022, Mendikbudristek memberikan tambahan alokasi BOS Kinerja untuk sekolah penggerak.

Alokasi dana BOS tambahan ini dapat digunakan untuk pengembangan kualitas SDM Guru. Di samping itu, dengan dana BOS regular tetap, UN yang ditiadakan, maka dana yang selama ini dipakai sekolah untuk UN dapat dipakai untuk pengembangan SDM guru maupun peningkatan infrastruktur di sekolah.

Peningkatan kapabilitas guru, PNS dan swasta di bidang digital tentunya akan mempercepat pencapaian target 9 juta telenta digital di Indonesia.

Ini bisa dicapai tentunya dengan meningkatkan kemampuan secara digital melalui situs seperti Pijar Mahir, udemy, dll.

Pada level hulu, semisal di pendidikan tinggi, telah disiapkan juga layanan bernama Pijar Kampus.

Di dalamnya antara lain ada Pijar Kampus ICT Assessment (layanan konsultasi, master plan, dan peta jalan merealisasikan visi kampus dalam kerangka Smart Campus), Pijar Kampus Cloud/Suite (digitalisasi sistem manajemen sumber daya kampus secara daring), Pijar Camp (platform daring untuk akselerasi kompetensi mahasiswa hingga dosen dalam memenuhi kebutuhan industri).

Level hulu untuk pendidikan dasar dan menengah, ada pula Pijar Belajar dan Pijar Sekolah.

Pijar Belajar merupakan aplikasi digital yang berisi konten-konten pendidikan berisi buku pelajaran digital, video pembahasan, soal-soal latihan untuk SD – SMP – SMA, serta sertifikasi dan minat bakat untuk membantu para siswa menentukan jurusan pada perguruan tinggi.

Sementara Pijar Sekolah merupakan platform pembelajaran digital terpadu yang mendukung pihak sekolah dalam menciptakan pembelajaran digital yang seru dan menyenangkan.

Di dalamnya ada ribuan konten digital yang menarik, mulai dari Buku Digital Interaktif, Buku Digital, Video Pembelajaran, hingga Laboratorium Maya yang bisa dimanfaatkan oleh semua siswa untuk mendukung mereka dalam belajar di sekolah.

Singkat kata: Operator telekomunikasi di tanah air harus bersedia diri memenuhi harapan-harapan tinggi tersebut. Ekspektasi yang jauh melampaui peran standarnya.

Alasannya, seperti disampaikan Menteri BUMN Erick Tohir, talenta digital atau SDM siap kerja dengan wawasan digital di tanah air baru ada 1 persen, sementara kebutuhannya minimal 20 persen.

Maka itu, sudah sewajarnya, kita semua, yakni pihak pada unsur pentahelix, bahu membahu bekerjasama memenuhi hal tersebut. Demi kejayaan Indonesia, hari ini dan selamanya!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi