Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mikhail Gorbachev, Pemimpin Terakhir Uni Soviet, Wafat di Usia 91 Tahun

Baca di App
Lihat Foto
AP/David Longstreath, File
FILE - Presiden Soviet Mikhail Gorbachev berbicara kepada sekelompok 150 eksekutif bisnis di San Francisco, Senin, 5 Juni 1990. Kantor berita Rusia melaporkan bahwa mantan Presiden Soviet Mikhail Gorbachev telah meninggal pada usia 91 tahun. Kantor berita TASS, RIA Novosti, dan Interfax dikutip Rumah Sakit Klinik Pusat.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Mikhail Gorbachev, mantan pemimpin terakhir Uni Soviet, meninggal dunia di usia 91 tahun pada Selasa 30 Agustus 2022. 

Gorbachev akan dimakamkan di Pemakaman Novodevichy Moskwa, di sebelah makam istrinya yang lebih dahulu meninggal pada 1999.

"Mikhail Gorbachev meninggal malam ini setelah penyakit yang serius dan berkepanjangan," kata Rumah Sakit Klinis Pusat Rusia dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters, Rabu (31/8/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sewaktu Gorbachev masih memimpin Uni Soviet, ia dinilai mampu mengakhiri Perang Dingin tanpa pertumpahan darah, meskipun gagal mencegah runtuhnya Uni Soviet.

Selain itu, juga menjalin kesepakatan pengurangan senjata dengan Amerika Serikat dan kemitraan dengan kekuatan Barat.

Kesepakatan itu telah menghapus Tirai Besi yang membagi Eropa sejak Perang Dunia II dan mewujudkan reunifikasi Jerman.

Atas jasa-jasa besar yang dilakukan Gorbachev, dirinya mendapatkan hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1990.

Baca juga: Pujian Pemimpin Dunia untuk Mikhail Gorbachev, Presiden Terakhir Uni Soviet yang Baru Tutup Usia

Profil Mikhail Gorbachev

Dikutip dari Britannica, Mikhail Sergeyevich Gorbachev lahir pada 2 Maret 1931 di Privolnoye, Stavropol Kray, Rusia, Uni Soviet.

Gorbachev pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet (CPSU) selama periode 1985-1991.

Bahkan pada 1990-1991, Gorbachev pernah merasakan sebagai Presiden Uni Soviet.

Saat memimpin Uni Soviet, Gorbachev mengupayakan untuk mendemokratisasikan sistem politik Uni Soviet dan mendesentralisaikan ekonominya.

Meskipun begitu, keputusan yang diambil Gorbachev ternyata menyebabkan jatuhnya komunisme dan pecahnya Uni Soviet pada 1991.

Selain itu, Gorbachev juga pernah mendapatkan Nobel Perdamaian pada 1991 karena mengakhiri dominasi Uni Soviet pascaperang di Eropa Timur.

Baca juga: Presiden Terakhir Uni Soviet Mikhail Gorbachev Meninggal Dunia di Usia 91 Tahun

 

Masa muda Gorbachev

Gorbachev adalah putra petani Rusia di wilayah Stavropol kray di barat daya Rusia.

Semasa muda, Gorbachev bergabung dengan Liga Komunis Muda (Komsomol) pada 1946 dan dalam perjalanannya mampu membuktikan sebagai anggota Komsomol yang menjajikan.

Pada 1952, Gorbachev memasuki sekolah hukum di Moscow State University dan mendapatkan gelar sarjana hukum pada 1955.

Setelah lulus, Gorbachev kemudian memegang sejumlah jabatan di Komsomol dan organisasi partai reguler di Stavropol.

Kemudian pada 1970, ia naik pangkat menjadi sekretaris pertama komite partai regional.

Sekretaris Jenderal Partai Komunis

Setelah dianggkat menjadi anggota Komite Sentral Partai Komunis pada 1971, karier Gorbachev di dunia politik melesat.

Beberapa jabatan strategis pernah diembannya, salah satunya menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet pada 11 Maret 1985.

Setelah menjadi sekretaris jenderal, Gorbachev dengan cepat mulai mengonsolidasikan kekuatan pribadinya dalam kepemimpinan di Soviet.

Tujuan domestik utamanya adalah untuk menghidupkan kembali ekonomi Soviet yang stagnan dan pertumbuhan yang rendah.

Untuk itu, Gorbachev menyerukan modernisasi teknologi yang cepat dan peningkatan produktivitas pekerja.

Selain itu, juga turut mencoba membuat birokrasi Soviet yang rumit menjadi lebih efisien dan responsif.

Baca juga: Dampak Perang Dingin bagi Uni Soviet

Perestroika

Pada 1987-1988, Gorbachev memulai reformasi politiknya dengan kebijakan tentang keterbukaan (glasnost).

Kebijakan tersebut mengizinkan masyarakan untuk bebas berekspresi dan informasi pers diperluas secara signifikan.

Selain itu, juga menolak warisan politik Uni Soviet dari pemerintahan totaliter Stalinis.

Kemudian, Gorbachev juga membuat kebijakan tentang restrukturisasi (perestroika) untuk mendemokratisasikan sistem politik Soviet.

Kebijakan tersebut dilakukan dengan melakukan pemungutan suara multikandidat di beberapa pemilihan partai dan jabatan pemerintah.

Di bawah perestroika, beberapa mekanisme pasar bebas terbatas juga mulai diperkenalkan ke dalam ekonomi Soviet.

Namun, reformasi ekonomi yang dilakukan Gorbachev tersebut ternyata mendapat perlawanan dari Partai Komunis dan birokrat pemeritah.

Hal tersebut dikarenakan mereka tidak mau melepaskan kendali atas kehidupan ekonomi negara.

 

Kehancuran Soviet

Karena reformasi ekonominya dihalangi, Gorbachev mencoba merestrukturisasi lembaga dan eksekutif dari Partai Komunis.

Setelah beberapa tahun berselang, pada Mei 1989, Gorbachev terpilih sebagai Ketua Soviet Tertinggi dengan mempertahankan kepresidenan nasional.

Namun, dalam berjalannya waktu, demokratisasi dan desentralisasi sistem politik yang dikenalkan Gorbachev membuat kerusuhan di beberapa negara bagian Uni Soviet.

Bahkan, negara-negara bagian lain kemudian berusaha mencapai kemerdekaan untuk melepaskan diri dari Uni Soviet.

Menyikapi kejadian tersebut tak membuat Gorbachev menggunakan kekuatan militer untuk menekan perselisihan antaretnis di kawasan Asia Tengah pada 1989-1990.

Gorbachev juga merancang mekanisme konstitusional sementara yang dapat memberikan pemisahan sah sebuah republik dari Uni Soviet.

Di tengah melemahnya Partai Komunis, Gorbachev kemudian dipilih oleh Kongres Deputi Rakyat menjadi Presiden Uni Soviet pada 1990.

Kesalahan strategi ekonomi yang dilakukan oleh Gorbachev membuat ekonomi Soviet lumpuh.

Akibatnya, kelompok garis keras di bawah Presiden Rusia Boris Yeltsin melakukan kudeta kepada Gorbachev pada 19-21 Agustus 1991.

Akhirnya, pada 25 Desember 1991, Gorbachev resmi mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet dan menandai jatuhnya Uni Soviet sebagai sebuah negara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi