KOMPAS.com – Osteoporosis merupakan kondisi saat tulang menjadi lemah dan rapuh.
Saking rapuhnya, osteoporosis bahkan bisa menyebabkan patah tulang hanya karena seseorang membungkuk atau batuk.
Osteoporosis pada umumnya berkembang lambat selama beberapa tahun dan seringkali tak terdeteksi.
Dikutip dari MayoClinic, osteoporosis mempengaruhi pria, wanita dari semua ras.
Akan tetapi wanita kulit putih dan Asia terutama mereka yang telah menopause memiliki risiko tinggi.
Baca juga: Gejala Awal Stroke, Ketahui Sebelum Terlambat!
Lantas apa saja gejala awal dari osteoporosis?
Gejala awal osteoporosis
Dikutip dari laman Healthline, sejumlah gejala awal yang bisa dideteksi untuk melihat bahwa Anda mengalami osteoporosis adalah :
- Gusi surut: Gusi bisa surut jika rahang kehilangan tulang. Oleh karena itu mintalah dokter gigi untuk memeriksa apakah Anda mengalami keropos tulang di rahang.
- Kekuatan genggaman melemah: Pada wanita yang menopause seringkali kepadatan tulang berkurang sehingga kemudian kekuatan genggaman ikut melemah
- Kuku lemah dan rapuh: Kekuatan kuku menandakan kesehatan tulang. Namun Anda harus mempertimbangkan faktor lain seperti paparan panas atau dingin dan pemakaian penghapus cat kuku yang terlalu sering,
Baca juga: Hari Osteoporosis Sedunia dan Cara Menghindari Pengeroposan Tulang
Adapun sejumlah gejala lanjutan yang bisa terjadi ketika osteoporosis sudah semakin buruk yakni:
- Patah tulang yang mudah terjadi: Patah tulang adalah tanda yang umum. Di mana patah bisa terjadi saat jatuh atau gerakan kecil seperti melangkah.
- Sakit punggung yang parah: Osteoporosis bisa mengakibatkan fraktur kompresi tulang belakang. Fraktur tersebut juga bisa mengakibatkan saraf terjepit yang akhirnya menimbulkan nyeri.
- Tulang belakang Anda bungkuk: Kompresi tulang belakang juga bisa mengakibatkan punggung melengkung
- Kehilangan tinggi badan: fraktur kompresi tulang belakang bisa menyebabkan seseorang lebih pendek. Ini adalah gejala osteoporosis yang paling terlihat.
Baca juga: 10 Fakta Mengejutkan tentang Tulang Manusia
Faktor risiko osteoporosis
Osteoporosis bisa terjadi pada pria dan wanita. Akan tetapi paling sering terjadi pada wanita karena perubahan hormonal seiring bertambahnya usia.
Meski demikian, terdapat sejumlah faktor risiko seseorang mengalami osteoporosis, yakni:
- Usia yang lebih tua
- Mengalami menopause sebelum usia 45
- Ovarium diangkat sebelum usia 45
- Memiliki testosteron rendah pada pria
- Memiliki estrogen rendah pada wanita
- Minum obat tertentu yang menurunkan kadar hormon
- Merokok
- Memiliki riwayat keluarga osteoporosis
- Sering minum alkohol
- Tidak mendapatkan cukup aktivitas fisik secara teratur, terutama latihan menahan beban seperti berjalan kaki
Baca juga: Mengenal Cedera Saraf Tulang Belakang, Apakah Bisa Sebabkan Cacat Permanen?
Selain itu, sejumlah penyakit dan obat-obatan juga bisa menyebabkan seseorang berisiko tinggi mengalami osteoporosis.
Berikut ini sejumlah kondisi medis tertentu yang bisa memperbesar seseorang mengalami risiko osteoporosis:
- Gagal ginjal
- Kekurangan vitamin D
- Diabetes
- Hipertiroidisme
- Hiperparatiroidisme
- Artritis reumatoid
- Demensia
- Riwayat kanker payudara
- Malabsorpsi karena penyakit radang usus atau penyakit celiac
Baca juga: Mengenal Skoliosis, Kelainan Tulang Belakang yang Bisa Terjadi pada Remaja
Adapun osteoporosis juga bisa dipengaruhi faktor makanan di mana penyakit ini lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki:
- Asupan kalsium rendah: Asupan kalsium yang rendah berkontribusi pada berkurangnya kepadatan tulang, keropos tulang dini dan peningkatan risiko patah tulang.
- Gangguan Makan: Sangat membatasi asupan makanan dan kurangnya berat badan bisa melemahkan tulang pada pria dan wanita.
- Operasi gastrointestinal: pembedahan untuk mengurangi ukuran perut Anda atau untuk mengangkat bagian dari usus, membatasi jumlah luas permukaan yang tersedia untuk menyerap nutrisi, termasuk kalsium.
Baca juga: Tips Menjaga Kepadatan Tulang Usia 50 Tahun ke Atas
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.