Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brigadir J Diduga Perkosa Putri Candrawathi, Komnas HAM: Keterangan Pacar Perkuat Kesaksian Pelecehan Seksual Istri Ferdy Sambo

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan Layar PolrinTV
Mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo bersama istrinya, Putri Candrawathi menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir di rumah pribadinya, Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (30/8/2022).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Komisi Nasional (Komnas) Perempuan menyebut soal adanya dugaan kekerasan seksual yang menimpa Putri Candrawathi di Magelang, Jawa Tengah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Putri, Komnas Perempuan menyebut Brigadir J diduga melakukan pemerkosaan terhadap istri Ferdy Sambo itu.

"Yang disampaikan kepada kami yang terjadi di Magelang adalah perkosaan," kata Komisioner Komnas Perempuan, Siti Aminah Tardi dalam program acara News Update Live Kompas.com, Jumat (2/9/2022).

Baca juga: Komnas Perempuan Sebut Bentuk Kekerasan Seksual terhadap Putri Candrawathi di Magelang Adalah Perkosaan

Ia menjelaskan, kekerasan seksual berbentuk perkosaan itu terjadi pada 7 Juli 2022 sore hari. Setelah kejadian, Putri ditemukan di depan kamar mandi oleh Susi dan Kuat Ma'ruf.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan juga menyebutkan bahwa Brigadir J disebut sempat mengancam akan menyakiti anak-anak Putri jika menceritakan peristiwa tersebut.

Baca juga: Irma Hutabarat: Tak Masuk Akal Putri Diperkosa, dari Sisi Relasi Kuasa maupun Karakter Brigadir J

Keterangan pacar Brigadir J perkuat dugaan pelecehan

Ketua Komnas HAM Taufan Damanik mengatakan, keterangan pacar Brigadir J yang menyebut adanya ancaman justru bisa memperkuat kesaksian pelecehan seksual terhadap Putri.

Saat itu, Brigadir J menangis disebut karena mendapat ancaman pembunuhan dari Kuat Ma'ruf.

Dalam rekonstruksi, Brigadir J diancam karena diduga melecehkan Putri Candrawathi.

"(Kata Vera) 'kenapa?'. (Dijawab Brigadir J) 'karena kalau naik ke atas, lantai 2, ibu sakit. Makanya aku diancam mau dibunuh dia'," kata Taufan menirukan percakapan Brigadir J dan pacarnya. 

Taufan mengatakan, dalam rekonstruksi disebutkan ada adegan Brigadir J dikejar-kejar dan diancam menggunakan pisau. 

"Jadi justru Vera pun akan memperkuat kesaksiannya itu," ujar Taufan. 

Untuk itu, pihak Komnas HAM meminta agar polisi mendalami dugaan pelecehan seksual di Magelang secara ilmiah.

Menurut Komnas HAM, Putri melaporkan kejadian kekerasan seksual yang dialaminya kepada Ferdy Sambo. Kesaksian itu juga sudah dimasukkan ke dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Baca juga: Komnas HAM: Keterangan Pacar Brigadir J Perkuat Kesaksian Pelecehan Seksual terhadap Istri Sambo

 

Percakapan grup yang dihapus usai pembunuhan

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, ada percakapan di grup WhatsApp yang dihapus sesaat sebelum dan sesudah pembunuhan Brigadir J.

"Beberapa komunikasi di WhatsApp group terputus, baru muncul kembali misalnya sejak tanggal 10 (10 Juli 2022) malam atau 11 dini hari itu baru muncul," kata Anam kata Anam dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Komnas HAM, Jumat (2/9/2022).

"(Tanggal) 10 ke bawah itu nggak terekam jejak digitalnya karena memang dihapus," kata dia. 

Selain itu, perusakan barang bukti juga dilakukan dengan membersihkan riwayat panggilan telepon dan data kontak.

Terdapat juga beberapa foto dari ponsel yang dihapus, termasuk jasad Brigadi J setelah ditembak. Foto itu ditemukan Komnas HAM di recycle bin ponsel.

Penjelasan memar pada jasad Brigadir J

Ketua tim dokter forensik otopsi kedua jenazah Brigadir J Ade Firmansyah Sughiarto mengatakan, memar di belakang lutut kanan akibat faktor pembusukan, bukan penganiayaan.

"Gambaran pembusukan saja yang tampak dari makroskopik (mata telanjang) seperti memar tadi," kata Ade dalam program acara Rosi di Kompas TV, Jumat (2/9/2022).

Menurutnya, luka tersebut memang tampak seperti luka memar jika dilihat dengan pengamatan mata telanjang.

Namun, tim forensik mengambil sampel jaringan memar tersebut dan mendapat kesimpulan bahwa tak ada tanda memar akibat penganiayaan.

(Sumber: Kompas.com/Singgih Wiryono, Adhyasta Dirgantara, Rahel Narda Chaterine | Editor: Irfan Maullana, Fitria Chusna Farisa, Sabrina Asril, Ivany Atina Arbi)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi