Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Mandala Airlines Jatuh di Permukiman Warga di Medan, 149 Orang Tewas

Baca di App
Lihat Foto
Repro Harian Kompas/Ahmad Arif
Seorang petugas berlari menenteng tandu untuk mencari korban di antara reruntuhan pesawat Mandala jenis Boeing 737-200 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, kawasan Padang Bulan, Medan, Senin (5/9) pagi. Sedikitnya tercatat 149 orang, penumpang pesawat dan warga, tewas dalam musibah tersebut.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Pesawat Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI-091 jatuh di permukiman warga Jalan Jamin Ginting, kawasan Padang Bulan, Kecamatan Medan Selayang, Medan, Sumatera Utara pada 5 September 2005.

Kecelakaan ini terjadi saat pesawat sedang lepas landas dari Bandara Polonia Medan. Pesawat itu rencananya akan bertolak ke Jakarta via Padang dengan jadwal keberangkatan pukul 09.40 waktu setempat.

Pesawat tersebut menerbangi jurusan Medan-Jakarta dan mengangkut 117 orang terdiri dari 112 penumpang dan 5 awak.

 

Sebanyak 149 orang meninggal dunia, termasuk penumpang dan awak pesawat, serta 50 warga di sekitar lokasi kejadian.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Korean Air Jatuh Ditembak Sukhoi di Laut Jepang, 269 Tewas

Kronologi kejadian

Sesaat setelah lepas landas, sekitar pukul 10.06, pesawat membentur pagar landasan, melompati anak Sungai Babura, menghantam perumahan, kemudian meledak dan hancur berkeping-keping.

Pesawat hanya menyisakan ekor pesawat bertuliskan PK-RIM. Sebanyak lima rumah warga yang tertimpa badan pesawat juga terbakar.

Menurut kesaksian seorang penumpang yang selamat, pesawat baru saja lepas landas dan tiba-tiba oleng ke kiri lalu mulailah api menjalar.

Kobaran api selain menghanguskan pesawat juga menghanguskan puluhan rumah dan kendaran bermotor.

Api yang terus menyala menyulitkan usaha penyelamatan jenazah dari bangkai pesawat dan kondisi di sekitar lokasi pun padat oleh penduduk yang penasaran.

Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 6 September 2005, serpihan badan pesawat beterbangan dan berhamburan di Jalan Jamin Ginting, 100 meter dari Pasar Pagi Padang Bulan, Medan.

Akibatnya, warga di sekitar lokasi juga turut menjadi korban. Mereka terdiri dari penghuni rumah, pemilik warung, pengayuh becak, dan pejalan kaki.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pesawat Sriwijaya Air Tabrak 3 Orang Petani Sayur di Jambi

Ledakan pesawat membuat tujuh rumah hancur terbakar. Serpihan pesawat menimpa tujuh mobil dan sedikitnya 10 sepeda motor yang tengah melintas dan parkir di Jalan Jamin Ginting

Di antara penumpang pesawat yang meninggal tercatat Gubernur Sumatera Utara Tengku Rizal Nurdin yang rencananya akan ke Jakarta menghadiri rapat para gubernur dengan presiden.

Selain itu, dua anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut, yakni Abdul Halim Harahap dan Raja Inal Siregar yang juga mantan Gubernur Sumatera Utara (1988- 1998) juga turut menjadi korban dalam kecelakaan itu.

 

Kesaksian korban selamat

Helda Suryani (47), salah seorang penumpang pesawat yang selamat mengaku cemas sesaat sebelum lepas landas.

Kecemasannya itu pun terbukti. Begitu lepas landas, suara mesin pesawat terdengar sangat keras.

Ia menjelaskan, badan pesawat terguncang hebat dan oleng berkali-kali. Tak lama kemudian, terdengar ledakan keras dan muncul kobaran api dari arah moncong pesawat.

"Kejadiannya begitu cepat, sekitar 2-5 menit setelah pesawat lepas landas. Saya tak mendengar peringatan dari pilot, kata Helda yang duduk di kursi paling belakang atau 20E.

"Bahkan berdoa pun kami belum sempat ketika tiba-tiba ada ledakan beruntun yang disusul api menyembur dari arah depan. Beruntung, kami mendapat tempat duduk paling belakang sehingga masih hidup," sambungnya.

Suami Helda, Fredy Ismail (53) yang duduk di kursi sebelahnya juga selamat. Mereka termasuk 18 penumpang yang selamat dan hampir semuanya duduk di kursi belakang.

Seorang saksi mata, Sangapta Tarigan (42) yang melihat langsung jatuhnya pesawat menuturkan, ekor pesawat sudah menabrak tiang lampu di ujung landasan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Manusia Pertama yang Mendarat di Bulan Meninggal Dunia

"Setelah itu terdengar ledakan. Pesawat terus melaju sampai ke jalan dan menabrak rumah-rumah yang ada di sisi jalan," jelas dia.

"Pesawat baru berhenti setelah menabrak tiang listrik, meledak lagi, dan patah. Bagian ekornya tertahan di dekat tiang listrik, sementara bagian depannya hancur menabrak rumah," lanjutnya.

Saksi mata lainnya, Noviarti (30) mengatakan, awalnya terdengar suara ledakan keras seperti petir dari ujung landasan yang berdekatan dengan jalan umum.

Para pedagang dan pembeli yang memadati pasar kemudian berhamburan ke jalan.

"Tak lama dari situ terdengar lagi ledakan besar dua kali. Kami langsung lari menyelamatkan diri," ujarnya.

Menurutnya, lalu lintas Jalan Jamin Ginting saat itu sedang padat kendaraan. Ia juga menyaksikan langsung seorang pengendara sepeda motor terlempar akibat ledakan pesawat itu.

Warga kemudian menyelamatkannya, sedangkan sepeda motor pemuda tersebut hangus terbakar. Kebakaran hebat terjadi tak lama setelah ledakan.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Bom Atom Dijatuhkan di Nagasaki, Tewaskan 80.000 Penduduk

 

Bandara Polonia saat itu dinilai sudah tak layak

Sejumlah pihak saat itu kemudian menyoroti keberadaan Bandara Polonia sudah tak layak beroperasi.

"Sebagai bandara internasional, Polonia jelas tidak layak lagi. Tingkat kepadatan, polusi deru pesawat, dan juga kondisi bandara itu tidak sebanding lagi dengan fasilitas yang ada," kata pengusaha dan tokoh masyarakat Sumatera Utara Rahmat Saleh.

"Makin tidak layak lagi karena Bandara Polonia berada di tengah kota dan perkampungan," kata dia. 

Kepadatan Bandara Polonia juga diakui oleh Kepala Cabang PT Angkasa Pura II Bandara Polonia saat itu, Adi Supranto.

Meurutnya, fasilitas Bandara Polonia sudah tak mampu lagi menampung lonjakan penumpang maupun pesawat.

Sedikitnya 4.000 penumpang memadati terminal domestik seluas 7.941 meter persegi dan terminal internasional 9.740 meter persegi dalam sehari.

Data Angkasa Pura II menyebutkan, selama 2004 total pergerakan pesawat di Polonia tercatat 43.552 pesawat, dengan pergerakan penumpang tercatat 3,7 juta orang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi