Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Lie Detector? Alat Deteksi Kebohongan untuk Periksa Sambo dan Putri

Baca di App
Lihat Foto
(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)
Tersangka Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi saat menjalani rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Tim Khusus (Timsus) Polri menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan berencana Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, yakni Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawathi akan diperiksa menggunakan lie detector atau alat deteksi kebohongan.

Hal itu dikonfirmasi oleh Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian.

Asisten rumah tangga Sambo bernama Susi juga dijadwalkan akan menjalani pemeriksaan lie detector.

"PC, saksi Susi dan FS. Jadwalnya sampai hari Rabu," kata Andi, Senin (5/9/2022).

Lantas, apa itu lie detector? Bagaimana cara kerjanya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Akan Diperiksa dengan Lie Detector

Mengenal Lie Detector

Dikutip dari How Stuff Works, lie detector atau uji poligraf adalah instrumen yang memantau reaksi fisiologis seseorang.

Meski demikian, alat itu tidak mendeteksi kebohongan, melainkan apakah perilaku menipu sedang ditampilkan.

Lie detector pada dasarnya merupakan gabungan dari alat kesehatan yang digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi pada tubuh.

Saat seseorang ditanyai tentang peristiwa atau kejadian tertentu, pemeriksa melihat bagaimana detak jantung, tekanan darah, laju pernapasan, dan aktivitas elektrodermal (keringat, dalam hal ini jari-jari) orang tersebut berubah dibandingkan dengan tingkat normal.

Karena itu, ketika seseorang melakukan tes polograf, empat hingga enam sensor akan dipasang di tubuhnya.

Fluktuasi mungkin menunjukkan bahwa orang tersebut menipu, tetapi hal itu akan ditafsirkan kembali oleh pemeriksa.

Uji poligraf paling sering dikaitkan dengan investigasi kriminal, tetapi beberapa pengusaha sektor swasta juga meminta calon pekerjanya untuk menjalani tes poligraf.

Baca juga: Update Kasus Brigadir J: Perlakuan Spesial Putri ke Brigadir J hingga Keraguan LPSK Adanya Kekerasan Seksual

Cara kerja tes poligraf

Ketika tes poligraf dimulai, penanya mengajukan tiga atau empat pertanyaan sederhana untuk menetapkan norma bagi sinyal orang tersebut.

Kemudian pertanyaan-pertanyaan nyata yang diuji oleh poligraf ditanyakan. Sepanjang pertanyaan, semua sinyal orang tersebut direkam pada kertas bergerak.

Baik selama dan setelah tes, pemeriksa poligraf dapat melihat grafik dan apakah tanda-tanda vital berubah secara signifikan pada salah satu pertanyaan.

Secara umum, perubahan yang signifikan (seperti detak jantung yang lebih cepat, tekanan darah yang lebih tinggi, peningkatan keringat) menunjukkan bahwa orang tersebut berbohong.

Ketika pemeriksa terlatih menggunakan poligraf, ia dapat mendeteksi kebohongan dengan akurasi tinggi.

Namun, karena interpretasi pemeriksa bersifat subjektif dan setiap orang memiliki reaksi berbeda terhadap kebohongan, tes poligraf tidak sempurna dan dapat dikelabui.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi