Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TikTok Bantah 2 Miliar Data Penggunanya Dibobol Hacker

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock/XanderST
Ilustrasi aplikasi TikTok.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Aplikasi berbagi video TikTok dikabarkan diretas.

Akibat peretasan ini, disebutkan 2 miliar data pengguna TikTok di Amerika Serikat sebesar 790 gigabyte (GB) berhasil dibobol.

Namun TikTok membantah informasi yang menyebutkan bahwa data para pengguna mereka diretas.

Baca juga: Cara Download MP3 TikTok Tanpa Watermark

Dikutip dari TheVerge, TikTok mengatakan bahwa timnya tidak menemukan adanya bukti pelanggaran keamanan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kami telah mengkonfirmasi bahwa sampel data yang dipermasalahkan semuanya dapat diakses publik dan bukan karena kompromi sistem, jaringan, atau basis data TikTok," kata juru bicara TikTok Maureen Shanahan.

Ia juga menambahkan bahwa pengguna tidak perlu melakukan tindakan proaktif apapun, karena TikTok berkomitmen memberikan perlindungan keamanan pada seluruh pengguna komunitas global miliknya.

 

Tuduhan peretasan TikTok

Laporan mengenai dugaan peretasan muncul di Breach Forum pada 3 September 2022 lalu.

Dikutip dari Forbes, seorang pengguna yang mengatasnamakan dirinya Against The West memposting unggahan yang dikalim sebagai tangkapan layar dari data yang diambil dari TikTok dan WeChat.

Akun tersebut mengatakan mereka belum memutuskan apakah ingin menjual atau merilis data tersebut.

Namun mereka memberikan tautan pada dua sampel data yang diterbitkan bersama dengan video berisi satu set tabel database.

Unggahan ini mengklaim telah mengekstrak 2 miliar catatan dari database dan menyebut telah berhasil mengakses source code dari backend internal.

Baca juga: Mengenal Aplikasi BeReal yang Sedang Viral di TikTok, Apa Itu?


 

Kata ahli soal data TikTok diretas

Direktur Regional Microsoft dan pemilik situs pengecekan peretasan “haveibeenpwned” menilai, bahwa data yang disebut sebagai data TikTok yang diretas itu adalah ‘tidak meyakinkan’.

Ia menilai data yang disebut dicuri peretas tersebut kemungkinan adalah data non produksi atau data uji yang kemungkinan tidak diambil melalui peretasan.

Ia juga mengatakan ada beberapa data yang cocok dengan info produksi, namun menurutnya itu adalah data yang tersedia untuk umum.

Selain itu data yang diduga bocor itu menurutnya beberapa di antaranya adalah data sampah sehingga kemungkinan besar adalah data uji.

Baca juga: 1,3 Miliar Data Kartu SIM Diduga Bocor, Pengamat Sarankan Registrasi Pakai NIK Dihentikan

Data pihak ketiga

Sementara forum Berita Peretas sebagaimana dikutip Forbes, juga menyampaikan bahwa data sepertinya bukan berasal dari TikTok sendiri, melainkan dari pihak ketiga yang terintegrasi dengan TikTok untuk tujuan pemasaran atau e-commerce.

Meski demikian belum jelas apakah pihak ketiga itu memiliki akses ke jenis ddata tersebut, serta belum jelas apakah ada pelanggaran keamanan yang dilakukan TikTok.

Sebagai Informasi, TikTok maupun WeChat merupakan aplikasi yang diawasi ketat oleh AS terkait hubungannya dengan China di mana ByteDance adalah induk perusahaan TikTok yang berbasis di China.

Sejauh ini, TikTok telah mengambil beberapa langkah agar tetap bisa memasuki pasar AS yakni di antaranya menyimpan datanya di server Oracle yang berbasis di AS. 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 1,3 Miliar Data Nomor Ponsel di Indonesia Bocor Begini Cara Mengeceknya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi