Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Mata Pelajaran SBMPTN Diganti Tes Skolastik, Ini Kata Pengamat Pendidikan

Baca di App
Lihat Foto
DOK. KOMPAS.com/DIAN IHSAN
Tangkapan layar Mendikbud Ristek Nadiem Makarim dalam acara konferensi pers Merdeka Belajar Episode ke-22 secara daring, Rabu (7/9/2022).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pengamat pendidikan Ina Liem menyambut baik keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim yang menghapus tes mata pelajaran dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Sebagai gantinya, tes SBMPTN nantinya akan berisi tes skolastik yang mengukur kemampuan bernalar siswa.

Menurut Ina, kebijakan ini selaras dengan kurikulum prototipe atau Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022 yang tidak ada lagi pengelompokan siswa SMA berdasarkan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa.

"(Keputusan ini) sesuai harapan saya karena ini nyambung dengan kurikulum prototipe," jelas Ina, saat dihubungi oleh Kompas.com, Kamis (8/9/2022).

"Kalo IPA IPS dihapus tapi tes masih mata pelajaran kan percuma, siswa harus bimbel lagi," tambah dia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Perbedaan Aturan SBMPTN 2023 dengan SBMPTN 2022

Selain itu, Ina juga mengatakan bahwa kebijakan baru Nadiem ini membuka potensi bagi siswa untuk mengambil lintas jurusan saat menempuh pendidikan sarjana di perguruan tinggi.

Terkait soal tes skolastik yang akan digunakan sebagai tes SBMPTN ini, Ina menyampaikan bahwa hal tersebut justru menjawab kebutuhan pendidikan di tengah industri saat ini.

"Sudah seharusnya PTN tidak mengevaluasi hal yang bisa di-googling, tapi kemampuan bernalar siswa. Ini sejalan dengan kebutuhan industri 4.0," ujar Ina.

Namun, Ina menggarisbawahi peran PTN dalam menindaklanjuti dan menyukseskan kebijakan baru ini.

"Hanya saja PTN masih harus bikin aturan turunan untuk per jurusan, yaitu subject pre requisite yang diminta untuk jurusan tertentu," tandasnya.

Baca juga: Mas Nadiem, Jadilah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa bagi Guru Honorer


Penghapusan tes mata pelajaran SBMPTN

Dikutip dari Kompas.com (7/9/2022), Nadiem mengatakan bahwa penghapusan tes mata pelajaran SBMPTN ini buka tanpa alasan.

Menurutnya, selama ini tes mata pelajaran dalam SBMPTN dinilai memberikan tekanan pada guru untuk mengejar penuntasan materi pembelajaran.

Nyatanya, hal terpenting bagi seorang guru adalah menekankan pemahaman kepada para siswa.

Di sisi lain, tes mata pelajaran pada seleksi SBMPTN juga memberikan tekanan tersendiri bagi para siswa.

Sebab, siswa dituntut mengikuti berbagai bimbingan belajar agar bisa lulus tes SBMPTN. Akibatnya, tuntutan ini memberikan beban finansial maupun mental bagi murid dan orang tua.

Lebih jauh, dampak dari keikutsertaan bimbingan belajar ini menimbulkan diskriminatif, terutama bagi siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.

"Seleksi masuk PTN ini harusnya tak menurunkan kualitas pembelajaran pendidikan menengah dan tidak diskriminatif bagi mereka yang tak mampu dan tak mampu mem-bibel-kan," ungkap Nadiem.

Nadiem berharap, adanya perubahan ini dapat membuat para siswa tidak lagi tergantung pada bimbel untuk persiapan tes SBMPTN.

Baca juga: Tes Mata Pelajaran di SBMPTN Akan Dihapus, Diganti Tes Skolastik

Diganti tes skolastik

Nadiem menambahkan, tes mata pelajaran dalam SBMPTN ini akan diganti dengan tes skolastik. Dengan kata lain, siswa tidak perlu menghafal materi saat mengikuti ujian masuk PTN.

"Tak perlu lagi khawatir dengan harus hafal begitu banyak konten untuk ikut tes seleksi," kata Nadiem.

Sebaliknya, tes skolastik ini akan berhubungan dengan kemampuan bernalar, problem solving, dan potensi kognitif siswa.

Adapun, tes literasi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dalam tes SBMPTN yang baru ini nantinya tidak menyoal teknik gramatika, tetapi tes kemampuan mengerti logika dari teks.

Menurutnya, skema seleksi ini jauh lebih adil dan memberi kesempatan secara menyeluruh bagi siswa yang akan ikut SBMPTN.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi