Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan 10-16 September 2022

Baca di App
Lihat Foto
pixabay
Ilustrasi hujan petir.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Beberapa daerah di Indonesia mulai memasuki musim penghujan pada awal September ini.

Menurut pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini diindikasikan terdapat signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia untuk sepekan ke depan.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, potensi cuaca ekstrem tersebut diidentifikasi dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer.

"Adapun kondisi tersebut yakni adanya potensi belokan dan perlambatan kecepatan angin di sekitar wilayah Sumatera dan Kalimantan yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan," ujarnya, seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (9/9/2022) malam.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Prediksi Awal Musim Hujan di Indonesia 2022/2023 dan Puncaknya

Selain itu aktifnya fenomena atmosfer Madden Jullian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby Ekuatorial, dan Gelombang Kelvin dalam sepekan ke depan dapat turut meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.

Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG mengeluarkan informasi Prakiraan Berbasis Dampak Hujan Lebat dengan Kategori Siaga untuk periode 3 (tiga) hari ke depan (10-12 September 2022) berpotensi terjadi di wilayah sebagai berikut:

  1. DKI Jakarta
  2. Sulawesi Tengah.

Terkait informasi lebih rinci hingga level kecamatan untuk potensi dampak tersedia di laman web signature.bmkg.go.id.

Baca juga: Prediksi Awal Musim Hujan di Indonesia 2022/2023 dan Puncaknya

Potensi cuaca ekstrem sepakan ke depan

Tak hanya itu, dia mengatakan terdapat potensi curah hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang sepekan ke depan (10-16 September 2022).

Hal tersebut dapat terjadi di wilayah ini:

  1. Kepulauan Riau
  2. Jambi
  3. Bengkulu
  4. Sumatera Selatan
  5. Kepulauan Bangka Belitung
  6. Lampung
  7. Banten
  8. DKI Jakarta
  9. Jawa Barat
  10. Jawa Tengah
  11. DI Yogyakarta
  12. Jawa Timur
  13. Kalimantan Barat
  14. Kalimantan Timur
  15. Kalimantan Utara
  16. Sulawesi Utara
  17. Gorontalo
  18. Sulawesi Tengah
  19. Sulawesi Barat
  20. Sulawesi Tenggara
  21. Maluku Utara
  22. Maluku
  23. Papua Barat
  24. Papua.

Baca juga: Cuaca Panas, Bahayakah Tidur Semalaman di Lantai?

BMKG mengimbau pihak-pihak terkait melakukan persiapan antara lain:

1. Memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

2. Melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

3. Melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh, dan menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

4. Menggencarkan secara lebih masif melalui sosialisasi, edukasi, dan literasi untuk meningkatkan pemahaman, kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat dan pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).

5. Lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi, dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.

6. Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail untuk tiap kecamatan di seluruh wilayah Indonesia, melalui:

 Baca juga: Melihat Cara Belanda Mengatasi Banjir...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Tangani Dokumen agar Tak Rusak Parah karena Banjir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi