Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bjorka dan Dugaan Kebocoran Data Pemerintah, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Bjorka sebut berhasil retas database dari Presiden RI.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Bjorka menjadi pembicaraan di timeline akun media sosial adalam beberapa hari terakhir. 

Hal itu setelah peretas atau hacker tersebut mengklaim telah meretas dan membocorkan data-data mulai dari data kartu SIM, KPU, BIN hingga dokumen rahasia Presiden Jokowi. 

Sejumlah data yang diduga bocor di laman BreachForum tersebut dibantah oleh Kominfo, BIN hingga KPU. 

Baca juga: 4 Dugaan Kebocoran Data yang Dibeber Hacker Bjorka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunjukkan celah keamanan sistem digital

Terkait dugaan kebocoran data tersebut, Dosen Ilmu Komputer Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Rosihan Ari Yuana mengatakan, Bjorka menunjukkan celah-celah keamanan dari sistem digital sejumlah website pemerintah. 

Menurut Rosihan, Bjorka menunjukkan bahwa lemahnya keamanan sistem digital yang ada di Indonesia, khususnya aplikasi-aplikasi yang dimiliki pemerintah.

"Sebagai seorang hacker, tentu memang sudah menjadi profesinya untuk mencari dan menunjukkan celah-celah keamanan dari sebuah sistem digital," ujar Rosihan saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/9/2022).

Karena itu menurutnya seharusnya pemerintah peduli sejak awal membangun sistem digital yang kuat.

"Membuat sistem digital itu tidak hanya asal jadi, namun lemah di keamanan datanya, apalagi ini adalah data layanan publik," lanjut dia.

Baca juga: Bjorka Klaim Ungkap Pembunuh Munir, Begini Kronologi dan Investigasi Kasusnya hingga Kini

Kebocoran data bisa jadi masalah besar

Sementara itu pemerhati budaya dan komunikasi digital Universitas Indonesia (UI), Dr. Firman Kurniawan menduga Bjorka mempelajari sistem keamanan berbagai institusi di Indonesia dan dapat memetakan kelemahannya.

"Sehingga untuk menunjukkan hasil pemetaannya berbagai sistem keamanan data diretas, termasuk data yang menyangkut Presiden. Bjorka memamerkan kemampuannya dari 2 tahun mempelajari," ujar Firman saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (10/9/2022).

Oleh karena itu Firman mengatakan, Pemerintah melalui Badan Siber Sandi Negara (BSSN) perlu segera menghentikan peretasan atau kebocoran data tersebut. 

"Bisa jadi masalah besar yang mengguncang negara," kata dia.

Firman menyampaikan, masalah besar yang dimaksud yakni jika dokumen yang terkategori rahasia diretas dan diedarkan secara bebas kepada publik.

Baca juga: Ramai soal Bjorka, Ini Daftar Hacker Terkenal di Dunia

Dokumen Presiden RI yang diduga dibobol Bjorka:

Evaluasi sistem digital

Rosihan mengatakan, apabila benar terjadi peretasan data publik, Pemerintah harus mengakui keteledorannya, dan sigap untuk mengevaluasi semua sistem digital yang ada.

Tidak hanya evaluasi di sisi aplikasi, namun juga evaluasi dari sisi keamanan perangkat keras, dan juga keamanan networkingnya.

"Seharusnya jadi bahan evaluasi. Dalam waktu dekat, pemerintah harus segera berkonsultasi dengan para pakar keamanan digital, langkah apa yang harus dilakukan," ujar Rosihan.

"Kalau perlu setiap aplikasi digital yang akan digunakan oleh layanan publik perlu lolos sertifikasi keamanannya," imbuhnya.

Baca juga: Deret Aksi Bjorka, Hacker yang Klaim Retas Surat dan Dokumen Rahasia Jokowi

Memperkuat sistem keamanan data

Sementara itu Firman menyampaikan, solusi untuk mengatasi dugaan kebocoran data tersebut adalah dengan memperkuat sistem keamanan data terbaik.

"Jalan paling rasional, dengan memperkuat sistem keamanan data terbaik. Banyak ilmuwan dan ahli keamanan data di dunia ini," ujar dia.

Menurut dia, pemerintah bisa bekerjasama atau berkonsultasi dengan para ilmuwan dan ahli keamanan data terbaik.

Namun, jika pemerintah merekrut hacker untuk mengamankan sistem data pemerintah artinya pemerintah menunjukkan keputusasaan dalam mengatasi permasalahan.

"Selain itu jika merekrut hacker dapat jadi tendensi untuk kasus-kasus serupa yang bisa terjadi lagi di masa datang," kata Firman.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 1,3 Miliar Data Nomor Ponsel di Indonesia Bocor Begini Cara Mengeceknya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi