Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Merindukan Keramahan

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Carlo Rovelli
Editor: Sandro Gatra

CARLO Rovelli merupakan satu di antara para penulis yang masih hidup yang saya kagumi maka saya cukup rakus melahap buku-buku beliau mulai dari Helgoland tentang pemikiran Heisenberg sampai ke Anaximander tentu saja tentang pemikiran Anaximander.

Buku terbaru mahakarya Carlo Rovelli kembali menggetar jagad perbukuan dengan judul cukup berkepanjangan, yaitu “There Are Places in the World Where Rules Are Less Important Than Kindness” masih ditambah sub judul “And Other Thoughts on Physics, Philosophy and the World”.

Dari judul dan sub judul berkepanjangan sudah terasa bahwa fisikawan kelahiran Italia ini memang mewarisi sukma Renaissance yang mewarasi sukma Al Hikmah yang belum membiarkan manusia terjebak di dalam perangkap spesialisasi.

Maka di dalam buku termutakhirnya Carlo Rovelli tidak menyia-nyiakan kesempatan mengembangkan daya pemikiran untuk merdeka ke luar dari menara gading spesialisasi.

Melalui esei-esei yang terkandung di dalam buku berjudul “There Are Places in the World Where Rules Are Less Important Than Kindness” dengan sub judul “And Other Thoughts on Physics, Philosophy and the World“, Rovelli membahas black holes sampai white holes, oktopus sampai fasisme, kosmologi Dante sampai tiga semesta Einstein, temuan arkeologis di Nataruk sampai revolusi agrikultur dan lain sebagainya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkesan bahwa ilmuwan yang diangkat sebagai Profesor Kehormatan Universitas Normal, Beijing merangkap kepala grup quantum gravity Center For Theoretical Physics pada universitas Aix-Marseille, serta anggota Academy for the Philosophy of Science penerima anugerah Prix du Livre Haute Maurienne ini memiliki pasokan molekul dopamin berlimpah sehingga tidak bisa berhenti untuk belajar, belajar dan belajar kemudian menulis, menulis dan menulis selama hayat masih dikandung badan.

Sebagai pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan yang sedang galau menghadapi kenyataan kemelut wabah kebencian sedang merajalela ke seluruh pelosok dunia termasuk Indonesia, sanubari saya tersentuh judul puitis buku terbaru Carlo Rovelli yang pasti memiliki alasan tersendiri untuk sengaja atau tidak sengaja mengedepankan perasaan nan sedang melangka di planet bumi masa kini akibat tertelan angkara murka kebengisan, yaitu “Kindness”, keramahan.

Terkesan bahwa lubuk sanubari terdalam di bawah permukaan kesadaran, Carlo Rovelli sedang gelisah merindukan keramahan yang dipersembahkan oleh sesama manusia kepada sesama manusia tak jauh beda dari yang syahdu didendangkan oleh John Lennon:

Imagine there's no heaven / It's easy if you try
No hell below us / Above us only sky
Imagine all the people / Living for today...
Imagine there's no countries / It isn’t hard to do
Nothing to kill or die for / And no religion, too
Imagine all the people / Living life in peace...
You may say I'm a dreamer / But I'm not the only one
I hope someday you'll join us / And the world will be as one

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi