Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut Akhir Pandemi Covid-19 Sudah di Depan Mata, Kapan Status Itu Akan Dicabut?

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/SALVATORE DI NOLFI
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melepas masker pelindungnya sebelum berbicara kepada media mengenai virus corona Covid-19 dan prioritas kesehatan global WHO pada 2022, selama konferensi pers baru, di World Health Kantor pusat Organisasi (WHO) di Jenewa, Swiss, Senin, 20 Desember 2021.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menyebutkan bahwa akhir pandemi sudah ada di depan mata.

Pernyataan tersebut disampaikan berdasarkan data kasus Covid-19 di dunia menurun secara drastis sejak 2020.

Menurut Tedros, Covid-19 telah menewaskan jutaan orang dan menginfeksi 606 juta sejak muncul pada akhir 2019, pekan lalu turun ke level terendah sejak Maret 2020.

Baca juga: Ketahui, Ini Efek Samping Vaksin Covid-19 Booster

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari The Guardian, jumlah kematian mingguan yang dilaporkan akibat Covid-19 mencapai angka terendah sejak Maret 2020.

"Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi," ujar Tedros.

"Kami belum sampai di sana (akhir pandemi), tetapi akhir sudah di depan mata," imbuh dia.

Baca juga: Benarkah Indonesia Sudah Endemi Covid-19 secara De Facto?


Lantas, apakah ini artinya pandemi Covid-19 segera berakhir dalam waktu dekat?

Upaya sudah on the track

Epidemiolog asal Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, informasi dari WHO tersebut merupakan tanda bahwa upaya yang dilakukan oleh dunia dalam menghadapi pandemi Covid-19 sudah tepat.

"Sebetulnya upaya-upaya yang dilakukan dunia (menghadapi pandemi Covid-19) sudah on the track dan terlihat dari indikator, terutama di keparahan dalam hal ini angka kematian yang terus menurun," ujar Dicky kepada Kompas.com, Kamis (15/9/2022).

Menurutnya, terdapat dua tren positif akibat upaya pemerintah di berbagai negara dalam menghadapi covid-19, yakni program vaksinasi dan perubahan perilaku masyarakat di dunia.

"Akhir dari pandemi ini (memang) sudah kelihatan," terang Dicky.

Meskipun kasus infeksi di beberapa negara masih meningkat dan muncul subvarian baru, Covid-19 saat ini belum menyebabkan tren keparahan.

"Artinya daya upaya yang dilakukan berbagai negara, terutama Indonesia, itu sudah benar dan makanya ini adalah momentum untuk harus dipercepat," jelas Dicky.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Indonesia Menurun, Kapan Pandemi Berakhir?

Pencabutan status pandemi

Kondisi pandemi Covid-19 yang disebut sudah berada di akhir pendemi ini bisa menjadi momentum yang baik bagi masyarakat dunia untuk meninggalkan pandemi yang sudah terjadi beberapa tahun belakangan.

"(Kondisi ini) harus dipercepat. Jangan sampai kita kedahuluan si virus ini," terang Dicky.

Sebab, apabila momentum ini terlewat justru membuat masyarakat semakin abai terhadap upaya pencegahan Covid-19, besar kemungkinan virus Covid-19 akan bermutasi ke dalam subvarian baru yang lebih berbahaya.

"Kalau (upaya) itu mengendur, ya itu bukan dalam jangakauan mata lagi. Itu bisa menjauh lagi," jelas Dicky.

Baca juga: Selain PJJ, Adakah Metode Pembelajaran Lain yang Bisa Diterapkan?

Sebaliknya, Dicky mengatakan, apabila momentum ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak menutup kemungkinan status pandemi akan benar-benar segera berakhir.

"Kalau semua indikator terpenuhi, setidaknya (pandemi bisa berakhir) akhir tahun ini atau tahun depan. atau bahkan sekarang pertengahan tahun depan sudah bisa dicabut status public health emergency concern," tandas dia.

Hal serupa juga disampaikan oleh WHO di tengah kabar akhir pandemi Covid-19.

Baca juga: Pandemi Virus Corona, Ratu Elizabeth II, dan Vaksinasi Covid-19...

Kesempatan dunia untuk keluar dari status pandemi

Menurut Tedros, kondisi ini bisa menjadi kesempatan dunia untuk keluar dari status pandemi, atau justru sebaliknya.

"Jika kita tidak mengambil kesempatan ini sekarang, kita menghadapi risiko lebih banyak varian, lebih banyak kematian, lebih banyak gangguan, dan lebih banyak ketidakpastian," ujar Tedros.

Untuk mencegah risiko terburuk itu, WHO merilis enam ringkasan kebijakan tindakan utama yang harus diambil semua pemerintah.

Dokumen-dokumen tersebut mencakup panduan tentang pengujian, vaksinasi, pengelolaan rumah sakit, langkah-langkah pengendalian infeksi di fasilitas kesehatan, pencegahan penyebaran informasi yang salah, dan keterlibatan masyarakat.

Baca juga: WHO Menetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Global, Apa Artinya?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi