Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Kelirumologi Nama Bulan

Baca di App
Lihat Foto
Kalender.
Editor: Sandro Gatra

KETIKA studi musik saya terpaksa (sedikit) mempelajari bahasa Latin yang kemudian secara linguistik-historis berkembang menjadi bahasa Italia yang digunakan oleh masyarakat Italia masa kini.

Tatkala mempelajari interval terpaksa saya mempelajari istilah angkamologis bahasa Latin.

Masyarakat Romawi tidak mengenal angka nol maka mulai menyebut angka satu sebagai unum = I disusul duo = II, tres=III, quattrum=IV, quinque=V, sex=VI, septem=VII, octo=VIII, novem=IX, decem=X .

Maka mulai terasa ada yang keliru pada bulan September yang berdasar angkamologi bahasa Latin kata septem berarti VII ternyata kini bukan nama bulan VII tetapi IX.

Bulan Oktober yang seharusnya nama bulan VIII ternyata X. November yang seharusnya bulan IX ternyata XI. Desember yang seharusnya bulan X ternyata XII.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai pada bulan September, posisi bulan sistem kalender yang kini kita gunakan bertambah dua bulan dari yang seharusnya secara angkamologis bahasa Latin diangap benar.

Berdasar riset Pusat Studi Kelirumogi, pergeseran dua bulan itu berakar pada keputusan senat Romawi pada tahun 158 sebelum Masehi merevisi kalender dengan mengganti bulan pertama dari Maret menjadi Januari dan bulan ke dua dari April menjadi Februari sehingga kalender versi Julianus memiliki dua belas bulan terdiri dari Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember seperti kalender Gregorian yang kini digunakan oleh mayoritas negara di planet bumi termasuk Indonesia.

Konon pada Olimpiade 1908, tim Russia datang terlambat di London akibat pada awal abad XX itu Kekaisaran Russia masih menggunakan kalender yang beda dari kalender yang digunakan di Kerajaan Inggris.

Keputusan senat Romawi dikembangkan pada tahun 46 sebelum Masehi oleh Julius Caesar sebagai sistem kalender Julianus dengan menambahkan sepuluh hari dalam setahun serta menghadirkan bulan kabisat pada bulan Februari sehingga Desember memiliki 31 hari.

Gegara keputusan senat Romawi menambah dua bulan pada kalender Julianus maka bulan September yang semula benar sebagai bulan ke tujuh menjadi keliru berperan sebagai bulan ke sembilan, Oktober yang semula benar sebagai bulan ke delapan menjadi ke sepuluh, November yang semula benar sebagai bulan ke sembilan menjadi ke sebelas serta Desember dari bulan ke sepuluh menjadi ke dua belas.

Segenap kekeliruan nama bulan itu terjadi akibat terkaprahkan sebagai kenyataan yang dianggap melumrah selama lebih dari dua ribu tahun sehingga lambat atau cepat namun pasti justru dianggap sebagai yang benar sampai masa kini padahal sebenarnya keliru.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi