KOMPAS.com - Istilah "quiet quitting" sedang ramai dibahas warganet di media sosial.
Dilansir dari BBC, (31/8/2022), istilah quiet qutting dipopulerkan oleh TikToker Amerika, @zaidleppin, yang mengunggah video dan mengatakan bahwa "bekerja bukanlah kehidupanmu".
Bahkan, muncul aksi protes di China terkait budaya jam kerja yang panjang.
Namun, apakah maksud dari istilah quiet quitting yang sekarang cukup populer digunakan?
Baca juga: Mengenal Fenomena Quiet Quitting yang Sedang Tren di Dunia Kerja
Apa itu quiet quitting?
Quiet quitting adalah suatu sikap seseorang yang berhenti melakukan sesuatu yang ekstra dalam pekerjaannya.
Biasanya, sesuatu yang ekstra ini dilakukan untuk membuat bos Anda terkesan.
Orang yang menerapkan quiet quitting ini tetap masih bekerja secara keseharian, tetapi tetap dalam batas-batas persyaratan pekerjaannya.
Pola pikir ini tidak ada hubungannya dengan berhenti atau resign dari pekerjaan.
Pemicu sikap quiet quitting
Diduga penyebab atau pemicu quiet quitting karena banyak pekerja muda yang bosan, tidak mendapatkan pengakuan dan kompensasi karena bekerja ekstra sejak pandemi.
Mereka mengatakan, bukan soal kelelahan bekerja, melainkan mereka ingin ada keseimbangan kehidupan sehari-hari dengan bekerja.
Sikap ini berpusat dengan "bertindak sesuai upah Anda".
Apakah quiet quitting adalah hal yang baik?
Tidak semua orang setuju dengan fenomena quiet quitting.
Pakar Kesopanan di Tempat Kerja, Pattie Ehsaei, mengatakan ketidaksetujuannya dalam video TikTok Zaid Leppin.
Menurut Ehsaei, Anda tidak akan pernah berhasil di tempat kerja dengan pola pikir seperti itu.
"Quiet quitting adalah melakukan hal minimum yang diperlukan dari Anda di tempat kerja dan puas dengan keadaan biasa-biasa saja," ujar Ehsaei kepada BBC.
"Kemajuan dan kenaikan gaji akan diberikan kepada pekerja yang tingkat usahanya menjamin kemajuan," lanjut dia.
Baca juga: Quiet Quitting: Fenomena Kerja Seperlunya yang Melanda Anak Muda
Ia menambahkan, pekerja yang hanya melakukan hal-hal biasa saja atau minimum tentu sulit mendapat kemajuan dan kenaikan gaji.
Sementara itu, Konsultan Karier Joanne Mallon menyampaikan, kliennya banyak yang sudah melakukan quiet quitting.
Mereka datang kepada Mallon saat hendak melakukan pelatihan kerja.
Mallon mengatakan, meskipun dia tidak pernah menyarankan seseorang untuk berhenti dari pekerjaannya, ia pun penasaran apa alasan para kliennya melakukan quiet quitting.
"Setiap orang pernah diam-diam berhenti pada suatu saat dalam hidup mereka, tetapi pada akhirnya itu mungkin merupakan tanda bahwa sudah waktunya untuk pindah dan keluar dari ruang secara fisik," ujar Mallon.
Apakah quiet quitting menular?
Dilansir dari The New York Times, (23/8/2022), quiet quitting disebut pendekatan baru untuk menetapkan batasan profesional yang dipopulerkan di Tiktok.
Namun, tren ini mungkin menjadi solusi bagi mereka yang belum siap untuk keluar secara besar-besaran.
Menurut psikolog, ketika satu karyawan pergi atau resign, itu bisa memberi sinyal kepada orang lain bahwa mungkin sudah waktunya untuk mempertimbangkan pilihan mereka.
Meski begitu, perlu diingat kembali bahwa jangan melupakan tujuan pensiun Anda hanya karena Anda berhenti dari pekerjaan Anda.
Namun, Anda punya beberapa cara untuk tetap menabung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.