KOMPAS.com - Setelah ramai dengan istilah "quiet quitting" atau berhenti dari tugas kerja yang berlebih, kini muncul istilah baru "quit firing".
Kedua istilah ini berbeda makna.
Lantas, apa itu quiet quitting?
Baca juga: Usai Quiet Quitting Kini Muncul Istilah Quiet Firing, Apa Itu?
Apa itu quiet quitting?
Dilansir dari BBC, (31/8/2022), quiet quitting adalah suatu sikap seseorang yang berhenti melakukan sesuatu yang ekstra dalam pekerjaannya.
Biasanya, sesuatu yang ekstra ini dilakukan untuk membuat bos Anda terkesan.
Orang yang menerapkan quiet quitting ini tetap masih bekerja secara keseharian, namun tetap dalam batas-batas persyaratan pekerjaannya.
Pola pikir ini tidak ada hubungannya dengan berhenti atau resign dari pekerjaan.
Baca juga: Ini Tandanya jika Kita Sebenarnya Berperilaku Quiet Quitting di Kantor
Quiet firing
Dilansir dari Enterprenour, Jumat (9/9/2022), quiet firing atau pemecatan diam-diam adalah suatu sikap atasan yang memperlakukan karyawannya secara kurang baik, sehingga membuat mereka akan berhenti dengan sendirinya.
Biasanya hal ini dilakukan seperti tidak menanggapi permintaan untuk promosi atau kenaikan upah, meningkatkan beban kerja ke tingkat yang tidak dapat diatur, atau menghilangkan peluang untuk pertumbuhan karir.
Pemicu perusahaan melakukan quiet firingDikutip dari Global News, (31/8/2022), Pengacara Ketenagakerjaan dan mitra di Leker & Associate yang berbasis di Toronto, Matthew Fisher mengatakan bahwa tidak setiap promosi yang dilewati atau perubahan alur kerja berarti seorang karyawan dipecat secara diam-diam.
Tetapi jika ada pola yang jelas atau beberapa contoh perilaku seperti itu, katanya, itu mungkin pertanda seorang karyawan didorong keluar dari pintu atau diminta resign secara tidak tersirat.
Fisher mengatakan, tempat kerja mungkin mencoba memecat karyawan secara diam-diam ketika mereka ingin menghindari pembayaran pesangon atau melompati rintangan SDM, terutama ketika karyawan tersebut tidak melakukan apa pun yang akan membenarkan pemutusan hubungan kerja.
Jadi, perusahaan ingin karyawan tersebut mengajukan surat pengunduran diri atau resign.
Quiet firing tidak menangani masalahDi sisi lain, seorang ekonom yang berbasis di Toronto, Linda Nazareth menyampaikan, pemecatan diam-diam atau quiet firing adalah bentuk pasif-agresif yang membuat hidup seorang karyawan sengsara, sementara tidak menangani masalah secara langsung.
“Sejujurnya, jika Anda diam-diam memecat orang, itu manajemen yang buruk karena Anda mencoba untuk tidak membayar mereka PHK atau Anda hanya tidak ingin berurusan dengan ini secara langsung," ujar Nazareth.
"Dan Anda mengizinkan orang untuk berada di sana yang sebenarnya tidak Anda inginkan di sana. Jadi ada yang tidak beres,” sambungnya.
Selain itu, ia menambahkan, para manajer yang berusaha untuk memecat karyawan mereka secara diam-diam mungkin harus mengevaluasi kembali metode mereka, karena ada konsekuensi yang keras jika ketahuan.
Sebab, jika perusahaan menganiaya seorang karyawan dan membuat hidup mereka sengsara di tempat kerja, Anda dapat dimintai pertanggungjawaban karena melakukan pemecatan yang konstruktif.
Pemecatan konstruktif adalah ketika majikan secara sepihak mengubah kondisi material dalam hal pekerjaan karyawan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.