Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Pandemi di Depan Mata, Masih Perlukah Pakai Masker?

Baca di App
Lihat Foto
AP PHOTO/SALVATORE DI NOLFI
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), melepas masker pelindungnya sebelum berbicara kepada media mengenai virus corona Covid-19 dan prioritas kesehatan global WHO pada 2022, selama konferensi pers baru, di World Health Kantor pusat Organisasi (WHO) di Jenewa, Swiss, Senin, 20 Desember 2021.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 diprediksi akan berakhir sebentar lagi. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Pernyataan tersebut disampaikan berdasarkan data kasus Covid-19 di dunia yang menurun secara drastis sejak 2020.

Menurut Tedros, Covid-19 telah menewaskan jutaan orang dan menginfeksi 606 juta sejak muncul pada akhir 2019. Dan pada pekan lalu, turun ke level terendah sejak Maret 2020.

"Kami tidak pernah berada dalam posisi yang lebih baik untuk mengakhiri pandemi. Kami belum sampai di sana (akhir pandemi), tetapi akhir sudah di depan mata," ujar Tedros, dilansir The Guardian, melalui Kompas.com, 15 September 2022.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika akhir pandemi sudah di ambang mata, apakah masker masih perlu dipakai?

Baca juga: WHO Sebut Akhir Pandemi Covid-19 Sudah di Depan Mata, Kapan Status Itu Akan Dicabut?

Epidemiolog Grifith University Australia Dicky Budiman menjelaskan perlu tidaknya masker adalah dilihat dari esensinya.

"Bicara masker ini kita harus melihat esensinya. Memakai masker adalah memproteksi diri dan sekitar karena adanya ancaman patogen yang menular melalui udara dan karena kualitas udara yang buruk," kata Dicky pada Kompas.com, Senin (19/9/2022).

Jika nanti status pandemi sudah dicabut, Dicky mengatakan, penggunaan masker tetap diperlukan.

Akan tetapi penggunaannya sangat bergantung pada kesadaran individu. Misalnya orang yang sedang sakit, maka perlu memakai masker.

Selain itu, jika berada di tempat umum, di rumah sakit, di kantor saat banyak orang terkena flu, dan sebagainya maka seharusnya memakai masker.

"Kemampuan menilai risiko secara mandiri itu dilihat tadi kondisi kita nih lagi sakit nggak, sakitnya nggak mesti Covid, bisa flu, atau yang berpotensi menular melalui udara nah kita harus pakai masker," ujar Dicky.

Baca juga: Perjalanan Panjang Pasien Covid-19 Terlama yang Dirawat 850 Hari dengan Ventilator

Dicky menambahkan apalagi saat ini kualitas udara di Indonesia secara umum sedang buruk, jadi sebaiknya tetap pakai masker.

Dia juga mengingatkan bahwa setelah pandemi Covid-19 masih ada ancaman lainnya, yakni penyakit menular.

Ada ancaman terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dari penyakit polio, campak, difteri, dan lainnya. Karena pandemi Covid-19, penanganan atau pencegahan penyakit tersebut sempat terabaikan.

Oleh karena itu, Dicky Budiman mengingatkan agar perilaku hidup sehat harus terus dilakukan dalam segala aspek, termasuk hubungan seksual.

Ancaman lainnya adalah penyakit non infeksi yang penanganannya tertunda selama pandemi seperti kanker dan jantung sehingga mengakibatkan kematian.

“Status pandemi dicabut atau public health emergency international concern, tapi itu tidak serta merta mengartikan bahwa kita selesai dengan Covid-19, tidak,” kata Dicky.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi