Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rambut Anak Tidak Boleh Diwarnai Sembarangan, Ini Bahayanya

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Tebal tipisnya rambut bayi juga dipengaruhi faktor genetik.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Memiliki rambut yang warna-warni sudah menjadi sedang tren saat ini.

Utamanya, di kalangan selebriti atau influencer di media sosial.

Namun, tidak semua rambut bisa diwarnai dengan sesuka hati. Begitu juga dengan rambut anak-anak.

Lalu, mengapa rambut anak-anak tidak diwarnai?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bolehkah Menyusui hingga Anak Usia 5 Tahun?

Bisa sebabkan alergi

Dilansir dari BBC, (30/10/2017), menurut produsen dan badan profesional industri, belum ada produk pewarna rambut yang aman digunakan pada anak di bawah usia 16 tahun.

Mereka menjelaskan, pewarna rambut mengandung bahan kimia yang dalam kasus tertentu dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah, bahkan mengancam jiwa.

Produsen pewarna rambut mengatakan produk pewarna rambut tidak ditujukan untuk siapa pun yang berusia di bawah 16 tahun.

Mereka juga menegaskan untuk mewajibkan uji tempel sebelum melakukan pewarnaan rambut pada kliennya.

Tindakan ini juga termasuk untuk kit pewarna rumahan dan yang digunakan oleh para profesional di salon rambut.

Federasi penata rambut lebih jauh mengatakan bahwa "tes alergi adalah suatu keharusan untuk setiap salon".

Baca juga: Cara Mengatasi Rambut Rontok

Faktor hormonal pada rambut anak

Dilansir dari Kompas.com, (7/11/2013), ahli rambut Kendall Ong mengatakan, rambut anak-anak pada umumnya lebih halus dibanding rambut orang dewasa, sehingga rambut mereka lebih rentan rusak akibat zat kimia dan faktor lingkungan.

Selain itu, faktor hormonal juga berperan penting pada kondisi rambut dan kulit anak.

"Setelah mencapai pubertas baru rambut menjadi matang dan sampai pada kondisi rambut orang dewasa pada umumnya. Rambut yang lurus mungkin akan menjadi lebih ikal, sementara rambut yang tadinya ikal menjadi lurus. Setelah pubertas warna rambut, ketebalan, serta kondisi rambut mungkin berubah," ujar Ong.

Oleh karena itu, Ong menyarankan agar orangtua menunda sampai anak berusia remaja sebelum menggunakan pewarna rambut untuk anaknya.

"Warna rambut permanen atau highlight mengandung amonia dan hidrogen peroksida yang bisa merusak rambut," katanya.

Pada anak berusia kurang dari 16 tahun, warna rambut dapat dengan mudah meresap melalui kulit kepala ke aliran darah.

"Memang tidak ada penelitian yang menyebutkan bahayanya, tapi lebih baik berhati-hati," kata Frank Friscioni, penata rambut.

Baca juga: Berapa Usia Ideal untuk Memberi Gadget Pertama pada Anak?

Reaksi alergi

Salah satu orang yang menjajal mewarnai rambut sendiri, yang mengalami reaksi alergi pada pewarna rambut, pun menceritakan pengalamannya. Orang itu bernama Sammi Ford.

Ford mengatakan, ia mengalami reaksi alergi gatal-gatal setelah menggunakan peralatan pewarna rambut di rumahnya.

"Dalam waktu setengh jam kepala saya gatal-gatal," ujarnya.

"Sekitar satu jam kemudian saya mengalami rasa terbakar, gatal di bagian samping dan kemudian keadaan semakin memburuk. Mata saya sangat bengkak sehingga saya tidak bisa benar-benar membukanya".

Wajahnya dipenuhi luka yang membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk sembuh.

Tapi reaksi itu bisa dihindari jika dia melakukan tes tempel kulit yang direkomendasikan.

Setiap rasa sakit atau kemerahan akan menunjukkan kemungkinan reaksi alergi, dan penggunaan pewarna harus dihindari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi