KOMPAS.com - Tren "quite quitting" ramai diperbincangkan di Indonesia maupun luar negeri. Salah satu penyebabnya adalah burnout di tempat kerja.
Burnout menjadi salah satu tanda seseorang bekerja terlalu berlebihan.
Dilansir laman WHO, burnout adalah sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai akibat dari stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola.
Apa tanda seseorang mengalami burnout dan bagaimana mengatasinya?
Baca juga: Tak Perlu Quiet Quitting, Lakukan 3 Hal Ini Ketika Burnout Mendera
Tanda-tanda burnout
Psikolog Klinis dari Personal Growth, Talissa Carmelia. M.Psi., menjelaskan terdapat beberapa tanda-tanda seseorang yang mengalami burnout.
"Gejala fisik, gejala emosional, hingga penurunan performa," kata Talissa pada Kompas.com, Minggu (18/9/2022).
Berikut ini tanda-tanda burnout:
- Gejala fisik, misalnya merasa kehabisan energi atau kelelahan
- Gejala emosional, misalnya merasa tidak berdaya, merasa sedih, kehilangan motivasi
- Memiliki negativisme atau sinisme yang terkait dengan pekerjaan seseorang
- Mulai ada penurunan performa dalam bekerja dan efektifitas dalam bekerja.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Cara mengatasi burnout
Talissa menjelaskan pertama-tama Anda perlu beralih ke orang lain, seperti keluarga atau orang terdekat.
"Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi kelelahan adalah dengan menjangkau keluarga, teman, dan orang penting Anda. Misalnya, menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, atau orang yang Anda percayai," ujar Talissa.
Dia menyarankan untuk membagikan kekhawatiran yang dirasakan dan berbicara lebih banyak kepada orang lain.
Baca juga: Ternyata, 5 Tanda Fisik Ini Disebabkan oleh Burnout
Kedua, review kembali bagaimana cara memandang sesuatu, antara lain terkait evaluasi aktivitas, pekerjaan, dan kehidupan.
"Temukan keseimbangan dalam kehidupan pribadi, kehidupan kerja, dan kehidupan sosial Anda. Cobalah untuk bersenang-senang dan kebahagiaan dalam semua hal yang Anda lakukan," tutur Talissa.
Ketiga, evaluasi kembali prioritas. Talissa menjelaskan burnout adalah tanda yang tidak dapat disangkal bahwa sesuatu yang penting dalam hidup Anda tidak berfungsi.
"Luangkan waktu untuk memikirkan harapan, tujuan, dan impian Anda. Tetapkan batasan, istirahat setiap hari dari teknologi dan media sosial, coba lakukan sesuatu yang baru, atur waktu relaksasi, dan tidur yang cukup," tutur Talissa.
Selanjutnya, dia menyarankan untuk mengubah rutinitas dan bangun pola hidup sehat.
"Mulailah melakukan beberapa latihan dan aktivitas misalnya hanya berjalan/lari 10 menit,"
Langkah lainnya adalah mengonsumsi makanan yang sehat, bersih, dan bernutrisi. Hindari makan makanan yang mengandung gula tinggi, junk food, dan karbohidrat olahan.
Terakhir, jika masih merasakan gejala burnout, konsultasikan kepada psikolog untuk mendapatkan bimbingan dan pendampingan yang diperlukan.
Kapan harus resign dari pekerjaan?
Talissa mengatakan resign dari pekerjaan harus dilakukan setelah mempertimbangkan dengan matang dan menyadari setiap konsekuensinya.
"Jika burn out disebabkan oleh pekerjaannya, maka yang perlu dilakukan adalah mengenali apa penyebab utamanya, misalnya apakah karena load pekerjaan, jenis pekerjaan, atasan/rekan kerja atau lingkungan,"
Selanjutnya, kata Talissa, diskusikan dengan atasan tentang kondisi, solusi, dan rencana ke depan.
"Dengan demikian, Anda bisa meningkatkan kualitas hidup dari internal maupun eksternal dari pekerjaan dengan bantuan atasan dan lingkungan kerja, misalnya dengan ada penyesuaian load pekerjaan, support dari perusahaan atau memberikan cuti sementara jika kondisi sangat membutuhkan," jelas Talissa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.