Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Starbucks, dari Jualan Kopi Kini Miliki Ribuan Franchise

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/PIO3
Ilustrasi gerai Starbucks di New York, Amerika Serikat, (8/5/2015)
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Starbucks adalah franchise kedai kopi yang terkenal asal Amerika Serikat. 

Kedai pertama Starbucks berdiri pada 30 Maret 1971, di Seattle, Washington, AS. 

Berbeda dengan sekarang, konsep awal Starbucks hanya toko jual beli kopi. Tidak seperti saat ini yang terkena dengan konsep kedai dan tempat nongkrong. 

Lalu bagaimana sejarahnya dari toko jual beli kopi hingga hingga Starbucks menjadi franchise global?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Starbucks

Dikutip dari situs Starbucks, kedai Starbucks berawal dari tiga orang akademisi yang sama-sama menyukai kopi dan teh. Mereka adalah Jerry Baldwin, Gordon Bowker, dan Zev Siegl.

Mereka menginvestasikan dan meminjam sejumlah uang untuk membuka kedai kopi pertama di Seattle, Washington, AS, dan menamakannya "Starbucks".

Nama "Starbucks" diambil dari novel klasik karya Herman Melville yang berjudul Moby Dick.

Mereka lalu membuka toko kopi kecil-kecilan di dekat Pike Place Market di Seattle, Washington, AS pada 1971.

Belajar dari Alfred Peet

Dikutip dari Britannica, seorang pengusaha pemanggang kopi, Alfred Peet, disebut sebagai sosok yang menjadi inspirasi bagi para pendiri Starbucks.

Peet adalah seorang imigran asal Belanda yang mulai mengimpor kopi arabika berkualitas ke Amerika Serikat selama tahun 1950-an.

Pada tahun 1966, Peet membuka toko kecil, Peet's Coffee and Tea, di Berkeley, California, yang mengkhususkan diri dalam mengimpor kopi dan teh kelas satu.

Keberhasilan Peet mendorong para pendiri Starbucks untuk mendasarkan model bisnis mereka pada penjualan biji kopi dan peralatan pengolahan kopi. Lalu Peet pun menjadi pemasok awal biji kopi hijau ke Starbucks.

Pada awal 1980-an Starbucks telah membuka empat toko di Seattle yang menonjol dari para pesaing dengan kopi panggang segar berkualitas tinggi mereka.

Namun, di tahun itu Siegl memutuskan untuk mengejar kepentingan lain dan meninggalkan dua mitra yang tersisa, dengan Baldwin mengambil peran sebagai presiden perusahaan.

Masuknya Howard Schultz ke Starbucks

Tahun 1981, Howard Schultz, seorang sales peralatan dapur mengunjungi gerai Starbucks.

Schultz kemudian terkesan dengan gerai kopi ini setelah mencicipi kopi bikinan Starbucks, dan memutuskan berkarir di Starbucks.

Howard Schultz mulai bekerja di Starbucks pada tahun 1982, sebagai kepala pemasaran. Ia bertugas untuk meningkatkan penjualan dengan berbagai strategi.

Schultz juga berperan mengembangkan keterampilan penjualan yang ramah pelanggan dan membuat brosur yang memudahkan pelanggan untuk mempelajari produk perusahaan.

Baca juga: Sejarah Vespa, dari Produsen Pesawat Tempur hingga Bikin Skuter

Dari jualan kopi ganti jadi konsep kedai

Pada 1983, Schultz pergi ke Milan, Italia, untuk menghadiri pameran peralatan rumah tangga internasional. Ia pun terkesan dengan kafe-kafe dan kedai kopi yang menjamur di negara itu.

Ia berpikir untuk melakukan sesuatu yang serupa di Starbucks dan mengubah Starbucks menjadi jaringan kedai kopi seperti konsep di Italia. 

Namun, Baldwin dan Bowker tidak antusias dengan ide Schultz, karena mereka tidak ingin Starbucks menyimpang jauh dari model bisnis awalnya, yaitu hanya berjualan biji kopi. 

Baldwin dan Bowker ingin Starbucks tetap menjadi penjual kopi dan alat pengolah kopi, dan tidak ingin berubah menjadi kafe yang menyajikan espresso dan cappuccino.

Melihat bahwa Schultz tidak akan bisa membujuk Baldwin dan Bowker untuk menerima idenya, ia memutuskan untuk keluar dari Starbucks pada 1985.

Era Schultz

Lepas dari Starbucks, Schultz memulai jaringan kedai kopinya sendiri yang dinamakan Il Giornale, yang langsung sukses, dan dengan cepat berkembang ke beberapa kota.

Pada Maret 1987, Baldwin dan Bowker memutuskan untuk menjual Starbucks karena penjualan yang merosot. 

Lalu Schultz dengan cepat menggunakan Il Giornale untuk membeli perusahaan tersebut dengan dukungan investor.

Dia menggabungkan semua operasinya di bawah merek Starbucks dan berkomitmen pada konsep kafe untuk bisnis Starbucks.

Di bawah Schultz, dalam empat tahun jaringan kedai kopi Starbucks tumbuh dari awalnya 20 toko menjadi lebih dari 100 toko.

Starbucks memasuki periode ekspansi yang berlanjut setelah perusahaan go public pada tahun 1992.

Pada tahun 1996, Schultz mulai membuka toko di luar Amerika Utara, dan Starbucks segera menjadi franchise kedai kopi terbesar di dunia.

Schultz mengumumkan pada tahun 2000 bahwa ia mengundurkan diri sebagai CEO. 

Pada tahun 2007, jaringan ini memiliki lebih dari 15.000 lokasi di seluruh dunia tetapi kandas karena 900 toko Starbucks tutup.

Akhirnya pada Januari 2008, Schultz kembali sebagai CEO untuk menyelamatkan Starbucks.

Schultz kemudian menerapkan strategi yang mencakup sistem pembuatan kopi serta pengenalan merek kopi instan.

Tak hanya kopi, mereka juga mulai menjual makanan di kafe-kafe Starbucks. Pada 2012, Starbucks telah pulih secara finansial.

Starbucks hadapi pandemi dan serikat pekerja

Schultz kembali mengundurkan diri sebagai CEO dan digantikan sebagai CEO oleh Kevin Johnson pada tahun 2017.

Schultz terus aktif di perusahaan, menjabat sebagai ketua eksekutif hingga 2018, ketika ia digantikan oleh Myron Ullman.

Starbucks terbesar di dunia dinamakan Starbucks Reserve Roastery, dibuka di Chicago pada tahun 2019.

Pada tahun 2021 Starbucks hadir di puluhan negara di seluruh dunia dan mengoperasikan lebih dari 32.000 toko.

Namun, belakangan ini Starbucks menghadapi berbagai tantangan. Khususnya, para pekerja di beberapa tokonya yang mulai membentuk serikat pekerja. 

Selain itu, pandemi Covid-19 dan berdampak negatif pada penjualan, terutama di China, salah satu pasar utama perusahaan.

Pada tahun 2022, Kevin Johnson tiba-tiba pergi, dan Schultz kembali sebagai CEO sementara untuk ketiga kalinya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi