Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mengeluh Pakai Pertalite Sekarang Cepat Habis, Ini Penjelasan Pertamina

Baca di App
Lihat Foto
screenshoot @ferizandra
Unggahan warganet yang menyebut pemakaian Pertalite cepat habis? Ini penjelasan Pertamina
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejumlah warganet mengeluhkan pemakaian Pertalite yang cepat habis.

Pemakaian Pertalite yang dirasakan cepat habis itu dirasakan penggunan kendaraan mobil dan sepeda motor.

Keluhan Pertalite yang cepat habis diunggah oleh akun Twitter berikut

Akun tersebut menuliskan bensin Pertalite jadi lebih cepat habis meskipun jarak yang ditempuh kendaraan tetap sama.

Warganet juga menduga bahkan bensin berkurang atau menguap saat kendaraan tidak dipakai. Pertalite yang dirasakan cepat habis bahkan terjadi setelah adanya kenaikan harga.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada juga warganet yang bahkan membandingkan Pertalite dengan Revvo89 dari Vivo. Dia menyebutkan, apabila mengisi tangki full Revvo 89 bisa mencapai 58 km.

Sementara Pertalite hanya sampai 40 Km, dan bahkan berkurang menjadi 30 Km setelah kenaikan harga.

Baca juga: Ramai soal Pertalite Disebut Kian Boros sejak Harga Naik, Ini Kata Pertamina

Penjelasan Pertamina

Terkait dugaan pemakaian Pertalite yang dirasakan cepat habis atau lebih boros, Pertamina memberikan penjelasan.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menegaskan, bahan bakar minyak (BBM) RON 90 atau Pertalite tidak mengalami perubahan spesifikasi.

Menurutnya, standar dan mutu Pertalite yang dipasarkan melalui lembaga penyalur resmi di Indonesia sudah sesuai dengan keputusan Direktorat Jedneral Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas).

Aturan tersebut imbuhnya, tertuang dalam Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.

"Produk BBM Pertamina jenis Pertalite (RON 90) tidak mengalami perubahan spesifikasi," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (20/9/2022).

Irto menjelaskan, salah satu batasan dalam spesifikasi Dirjen MIgas yang menunjukkan tingkat penguapan kamar adalah parameter Reid Vapour Pressure (RVP).

RVP dari Pertalite, kata Irto baik saat ini maupun sebelum ada kenaikan harga, masih dalam batasan yang diizinkan.

"Saat ini hasil uji RVP dari Pertalite yang disalurkan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina masih dalam batasan yang diizinkan, yaitu dalam rentang 45-69 kPa (Kilopascal)," kata dia.

Baca juga: Penjelasan Pertamina soal Pertalite Disebut Kian Boros sejak Harganya Naik

Pertalite menguap lebih cepat jika..

Terkait penguapan, lanjut Irto, dapat berubah lebih cepat jika temperatur penyimpanan meningkat.

Secara spesifikasi, batasan maksimum penguapan atau yang biasa dikenal dengan istilah destilasi dari Pertalite adalah sebesar 10 persen dibatasi maksimal 74 derajat Celsius.

"Secara umum produk Pertalite ada di suhu 50 derajat Celsius. Artinya, pada saat temperatur 50 derajat Celsius, Pertalite sudah bisa menguap hingga 10 persen," kata dia.

"Semakin tinggi temperatur, maka akan semakin tinggi tingkat penguapannya," imbuh Tirto.

Jaminan kualitas produk Pertamina

Lebih lanjut, Irto menyampaikan Pertamina melalui lembaga peyalur resmi seperti SPBU dan Pertashop berkomitmen untuk menyalurkan produk BBM berkualitas sesuai spesifikasi.

Produk yang tidak sesuai spesifikasi tidak akan disalurkan ke lembaga penyalur. Pasalnya seluruh aktivitas melalui kontraol kualitas.

Guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya juga mengimbau kepada konsumen agar melakukan pembelian BBM di lembaga penyalur resmi, baik SPBU maupun Pertashop.

Hal itu dilakukan salah satunya agar produk BBM yang didapatkan terjamin kualitas dan keamanannya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi