Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Pertalite yang Kini Dinilai Lebih Boros, Ini Analisa Ahli

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Pertamina
Ilustrasi pengisian BBM Pertalite
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com – Belakangan warganet di media sosial ramai membicarakan mengenai Pertalite yang dinilai lebih boros setelah mengalami kenaikan harga beberapa waktu lalu.

Hal ini disampaikan sejumlah warganet di media sosial Twitter hingga TikTok.

Adapun di Twitter, hal ini disampaikan salah satunya oleh akun @RomitsuT.

“Mohon maaf, terpaksa saya harus katakan apa yg saya alami soal BBM Partalite setelah kenaikan harga jadi 10.000. Bukan saja beban biaya bertambah 200-300 rb/bln namun ada yg terasa aneh dimana partalite nya kok cepat habis? Bahkan sekarang 1 hari saya harus isi 2x,” tulis akun tersebut.

Dalam unggahan ini terdapat tangkapan layar percakapan WhatsApp yang menanyakan hal serupa dan mendapatkan jawaban yang sama-sama menyetujui anggapan tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Adapun postingan ini telah disukai lebih dari 7.355 kali dan dibagikan lebih dari 2.274 kali.

Baca juga: Lebih Irit Mana, Pertalite atau Pertamax?


Beragam tanggapan juga muncul terkait unggahan tersebut: Beberapa warganet setuju dengan unggahan yang ada.

“Iya saya juga merasakan hal yang sama. Pertalite ini Ron 90 tapi kok kayak Ron 88?” tulis salah satu akun.

“Kyknya nilai Oktan/RON nya diturunin. Jadi pembakaran tidak sempurna, tenaga mesin turun, akhirnya ngegas makin dalam biar tenaganya kayak pertalite waktu belum naik. Mungkin loh ya, bisa saja salah.” ujar akun yang lain.

“Cepet habis ya, biasa 10rb dapet 1,4 ltr sekarang cuma 1 liter, jarak yg ditempuh tetap sama, ya iyalah cepet habis biasanya 10rb dapet 1,4 sekarang 10rb dapet 1ltr..” ujar salah satu akun.

Baca juga: Ramai soal Pertalite Disebut Kian Boros sejak Harga Naik, Ini Kata Pertamina

Pendapat ahli

Terkait hal ini, Kompas.com menghubungi Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Jayan Sentanuhady.

Saat dihubungi, Jayan menilai ada sejumlah penyebab mengapa beberapa pengguna kendaraan merasa Pertalite lebih boros daripada sebelumnya.

Di antaranya, jika seseorang sebelumnya menggunakan bahan bakar Pertamax dan kemudian berganti Pertalite, maka hal ini akan terasa.

Perbandingan secara umum, Pertamax memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibanding yang lain, selain itu ia juga memiliki nilai oktan yang juga lebih tinggi.

Sehingga, jika kemudian menggunakan nilai oktan yang lebih rendah maka akan menimbulkan masalah.

“Nilai oktan yang rendah berpotensi membuat mesin auto ignition, bahkan knocking. Nah auto ignition dan knocking ini membuat tenaga mesin drop. Sehingga untuk mendapatkan power yang sama dengan power BB pertamax sangat wajar oktan yang rendah akan lebih boros,” ujar dia.

Baca juga: Pertamina Uji Coba Pembatasan Beli Pertalite untuk Mobil 120 Liter Per Hari

Adapun jika seseorang sebelumnya menggunakan Pertalite dan sekarang tetap memakai Pertalite, maka seharusnya tidak ada perbedaan.

“Mestinya ya sama saja kan? Kan bahan bakarnya masih sama, Pertalite dengan spesifikasi yang sama,” ucapnya.

Untuk memastikan apakah memang pengonsumsian Pertalite lebih boros atau tidak, perlu dilakukan engine test bed.

“Sebenarnya cara menguji biar valid harus dengan engine test bed di laboratorium. Kalau di jalan sering nggak valid,” ujarnya.

Hal ini menurutnya bisa digambarkan seperti menguji seseorang dalam kondisi lapar dan kenyang di mana hasilnya akan berbeda.

“Nguji dalam kondisi lapar dan kenyang hasilnya beda, ada macet atau nggak hasilnya beda,” ucapnya.

Terkait dengan adanya dugaan sejumlah warganet yang menyebut Pertamina menurunkan oktan Pertalite, ia menyarankan untuk berpikir positif.

“Kita positif saja terhadap produsennya,” katanya.

“(Diturunkan) bisa.. diproses blending di pabrik. Cuma apa ya perusahaan besar dan terkenal melakukan kecurangan? Saya kira kok nggak ya. Reputasinya bisa habis kalau melakukan itu,” pungkasnya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi