Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makanan dan Minuman Manis Bertebaran, Ini Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Gula

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock
Ilustrasi es teh.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Makanan dan minuman manis menjadi favorit banyak orang.

Apalagi, saat ini dunia kuliner diramaikan dengan keberadaan makanan dan minuman kekinian yang menawarkan aneka menu manis.

Meski memanjakan lidah, sayangnya, takaran gula dalam makanan dan minuman kekinian tersebut kerap melebihi ambang batas anjuran konsumsi gula harian.

Tanpa disadari, konsumsi gula berlebihan dalam jangka waktu panjang bisa memicu banyak masalah kesehatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Makanan yang Berpotensi Menurunkan Kecerdasan, Apa Saja?

Risiko terlalu banyak konsumsi gula

Dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan, Kurniawan Satria Denta, membagikan informasi risiko terlalu banyak mengonsumsi gula di media sosial Twitter pada Minggu (25/9/2022).

Menurut dia, konsumsi gula berlebih bisa berakibat pada sulitnya seseorang mengelola emosi.

"Konsumsi berlebih dari gula pada dasarnya bisa mengacaukan keseimbangan neurokimiawi di otak, yg membuat seseorang/sekelompok orang agak kesulitan mengelola emosinya," tulis Denta dalam twitnya, dikutip Kompas.com atas izin.

Lebih lanjut Denta menjelaskan dalam siniarnya, tubuh manusia mengolah gula sesuai takaran atau dosis.

Gula dengan takaran pas, sebagian akan diserap tubuh dan sebagian lain hanya akan "dikembalikan" ke dalam usus, kemudian dibuang bersama feses.

Saat konsumsi gula meningkat secara signifikan, tubuh menganggap itu sebagai tanda untuk menumpuk energi sebanyak-banyaknya.

"Jadi alih-alih dibuang bersama feses, gula yang banyak ini justru akan membuat tubuh semakin banyak menumpuk atau menyimpan gula," papar Denta dalam siniar Dosis Katalis (17/3/2022).

Ia melanjutkan, gula diolah di organ hati. Semakin banyak gula yang dikonsumsi, maka gula tersebut akan diubah menjadi lemak. Lemak itu nantinya akan disimpan di tempat-tempat tertentu, seperti perut.

Baca juga: 5 Makanan yang Dihindari Ratu Elizabeth II dan Keluarga Kerajaan Inggris

Selain itu, konsumsi gula berlebih lambat laun juga akan meningkatkan kadar insulin dalam tubuh.

Naiknya kadar insulin mengakibatkan resistensi insulin, yakni kondisi saat sel tubuh tidak bisa menggunakan gula darah karena ada gangguan dalam merespons insulin.

Lantaran gula "terjebak" dalam darah dan tak bisa masuk ke sel tubuh, kata Denta, maka sel tubuh akan kelaparan.

"Karena gula cuma ada di pembuluh darah doang, selnya nggak dapat, (maka) kelaparan," ungkap dia.

"Itu kenapa kita lapar terus. Tanda-tandanya diabetes itu salah satunya adalah lapar terus," lanjut Denta.

Ia menerangkan, apabila kadar zat gula dalam tubuh sudah terlalu banyak, maka kita bisa berisiko mengalami komplikasi yang menyerang berbagai organ vital, mulai dari otak, hati, jantung, dan ginjal.

"Makanya jangan remehkan konsumsi gula yang berlebihan," pesan dia.

Baca juga: Catat, Ini 5 Makanan yang Bisa Merusak Kehidupan Seks

Batas konsumsi gula harian

Guna menghindari risiko kesehatan yang timbul akibat terlalu banyak konsumsi gula, Denta mengimbau untuk mengikuti batas konsumsi gula harian.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 50 gram sehari.

Jumlah tersebut setara dengan empat sendok makan untuk setiap orang per harinya.

Sementara itu, lanjut Denta, American Heart Association memberikan batas konsumsi gula tambahan harian sebanyak 36 gram untuk pria, dan 25 gram untuk wanita.

Baca juga: WHO Berterima Kasih Lee Seunggi Singgung Asupan Garam, Berapa Batas Konsumsi yang Tepat?

Cara mengurangi konsumsi gula tambahan

Denta menyadari, saat ini banyak makanan dan minuman kekinian dengan jumlah gula tambahan cukup banyak.

Menurut dia, konsumsi gula tambahan dari kuliner di atas kerap tak disadari. Padahal, justru dari sanalah semua risiko penyakit bermula.

"Belum sekarang kalau minum-minuman kayak boba, minuman macam-macam, kekinian, jadi kita harus bisa aware dengan konsumsi gula kita," ujarnya.

Mengurangi konsumsi gula memang tidak mudah, terutama bagi yang sudah bertahun-tahun terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis.

Menurut Denta, saat mencoba untuk mengurangi konsumsi manis, tubuh kerap merasa pusing dan sakit. Beberapa orang menganggap kondisi itu sebagai hipoglikemia, atau kondisi saat kadar gula dalam darah di bawah normal.

"Tubuh kita punya mekanisme sendiri. Kalau misalnya sehat, tidak mungkin gula tiba-tiba drop di bawah batas normal," tutur dia.

"Jadi kalau tubuh kita gulanya sudah mulai turun, dikeluarkanlah cadangan energi yang kita punya, dibentuklah glukosa baru, sehingga gula darah tetap stabil," paparnya lebih lanjut.

Baca juga: Viral soal Kandungan Gula Susu UHT, Berapa Konsumsi Gula yang Ideal?

Ia menambahkan, pusing yang timbul saat mencoba mengurangi gula adalah efek "sakau" dari gula selama ini.

"Jadi jangan takut kalau mengurangi konsumsi gula dan tiba-tiba pusing, itu bukan hipoglikemi, tapi itu adalah efek 'sakau'," kata Denta.

Adapun solusi dari Denta, cobalah mengurangi minuman manis seperti es teh manis, kopi manis, dan jus dengan gula.

Mengurangi konsumsi minuman manis, menurut dia, merupakan strategi awal paling ampuh yang bisa dilakukan.

Selanjutnya, saat sudah terbiasa hidup tanpa minuman manis, cobalah untuk mengurangi konsumsi makanan manis.

"Kalau sudah terbiasa, boleh cut makanan-makanan manis, nggak usah dimakan lagi. Kita harus menahan diri, nggak usah makan dessert kalau tidak kepingin banget," saran dia.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi