Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Minuman Manis, Berapa Batas Konsumsi Gula Harian bagi Anak-anak dan Dewasa?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Marcos Mesa Sam Wordley
Ilustrasi gula.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Warganet di media sosial Twitter ramai mempertanyakan soal batas konsumsi gula per hari usai sebuah minuman kekinian yang disebut terlalu manis.

Sebab, mengonsumsi gula yang terlalu banyak ternyata tidak hanya berbahaya bagi kesehatan tubuh, tetapi juga kesehatan mental.

Dokter spesialis anak di Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A melalui twitnya mengatakan bahwa konsumsi gula yang berlebihan setiap harinya dapat memengaruhi keseimbangan kerja otak.

"Konsumsi berlebih dari gula pada dasarnya bisa mengacaukan keseimbangan neurokimiawi di otak, yang membuat seseorang/sekelompok orang agak kesulitan mengelola emosinya," tulisnya dalam akun @sdenta.

Hingga Senin (26/9/2022), twit itu sudah dibagikan kepada lebih dari 10.000 pengguna dan disukai sebanyak 29.900 warganet.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas berapa batas konsumsi gula harian?

Baca juga: Makanan dan Minuman Manis Bertebaran, Ini Risiko Terlalu Banyak Konsumsi Gula


Batas konsumsi gula harian

Anak-anak dan dewasa masing-masing memiliki batas konsumsi gula harian yang berbeda.

Denta mengatakan, batas konsumsi gula harian bagi anak-anak lebih sedikit daripada batas konsumsi gula bagi orang dewasa.

"Untuk anak-anak maksimal gula tambahan per hari adalah 25 gram. Kalau dewasa 50 gram," ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (26/9/2022).

Adapun batas konsumsi gula harian untuk orang dewasa ini setara dengan 4 sendok makan.

Sedangkan dokter spesialis penyakit dalam RSUD Sawah Besar Andi Khomeini menganjurkan agar konsumsi gula itu tidak lebih dari 10 persen dari total energi.

"Anjuran konsumsi gula per orang per hari adalah 10 persen dari total energi (200 kkal)," tuturnya kepada Kompas.com, Senin (26/9/2022).

Baca juga: Berapa Batas Kadar Gula Darah Rendah? Waspadai Ciri-cirinya!

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan batas konsumsi gula per hari adalah sekitar 10 sendok teh untuk rata-rata orang dewasa dengan asupan kalori 2.000 kkal per hari.

Di sisi lain, American Heart Association (AHA) juga telah mengatur batas konsumsi gula harian bagi anak-anak, yaitu:

Baca juga: Viral soal Kandungan Gula Susu UHT, Berapa Konsumsi Gula yang Ideal?

Risiko konsumsi gula berlebihan

Konsumsi gula yang berlebihan setiap harinya dapat menimbulkan beragam pengakit kritis, seperti jantung, diabetes tipe 2, kanker, hingga obesitas.

Tak hanya itu, konsumsi gula yang berlebihan juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental seseorang.

Dokter Andi Khomeini mengatakan, konsumsi gula yang berlebihan berkaitan dengan perubahan mood yang terjadi secara tiba-tiba.

"(Konsumsi gula yang berlebihan dapat mengakibatkan) perubahan mood yang cepat, rasa lelah, perburukan gejala kecemasan dan gejala depresi terutama bagi yang memang sudah punya riwayat," jelasnya.

Dilansir dari Psych Central, beberapa penelitian telah membuktkan adanya hubungan antara konsumsi gula yang berlebihan dan risiko depresi.

Studi yang berlangsung hampir 3 dekade meneliti kebiasaan diet lebih dari 10.000 peserta yang berusia 35 hingga 55 tahun.

Hasilnya, ditemukan bahwa diet tinggi gula berperan dalam depresi dan gangguan mental lainnya.

Menurut Medical News Today, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports juga mengidentifikasi risiko depresi yang lebih besar di antara pria yang mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi.

Baca juga: Sayuran yang Bisa Membantu Menurunkan Gula Darah dalam Tubuh, Apa Saja?

Berpengaruh ke kinerja otak

Dilansir dari Healthline, konsumsi gula yang berlebihan dapat memengaruhi kinerja otak, terutama sel neuron.

Neuron adalah sel yang sangat sensitif dan tidak siap untuk menerima lonjakan kadar gula. Neuron akan mengalami peradangan ketika terkena kadar glukosa yang tinggi.

Faktanya, para ilmuwan menemukan bagaimana gula darah tinggi berisiko merusak sistem saraf ini.

Para peneliti dari Departemen Neurobiologi di Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, China, melakukan eksperimen pada tikus diabetes yang menunjukkan bahwa glukosa darah tinggi menyebabkan peradangan dan kerusakan hingga kematian saraf otak.

Sedangkan studi yang ditulis oleh Margaret Morris, Ph.D., seorang profesor farmakologi di School of Medical Sciences of the Unversity of New South Wales di Sydney, Australia juga menyimpulkan, konsumsi gula tinggi berkorelasi dengan gangguan kognitif ringan pada orang dewasa.

Hal ini juga berdampak negatif bagi fungsi kognitif anak-anak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi