Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Peningkatan Kasus DBD, Ini Gejala Demam Berdarah Dengue

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Tacio Philip Sansonovski
Ilustrasi nyamuk demam berdarah dengue (DBD).
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta dinas kesehatan di daerah meningkatkan kewaspadaan terkait kasus demam berdarah dengue (DBD).

Hal ini menyusul memasuki masa peralihan musim dan kasus DBD yang dapat meningkat.

Berdasarkan catatan dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) sampai Minggu ke 36, jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dari Januari 2022 dilaporkan sebanyak 87.501 kasus (IR 31,38/100.000 penduduk) dan 816 kematian (CFR 0,93%).

“Secara umum terjadi peningkatan kasus Dengue. Kasus paling banyak terjadi pada golongan umur 14-44 tahun sebanyak 38,96 persen dan 5-14 tahun sebanyak 35,61 persen,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu, dikutip dari laman Kemenkes, Kamis (22/9).

Penambahan kasus ini berasal dari 64 kabupaten/kota di 4 provinsi, diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Kalimantan Timur.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus DBD tertinggi, yakni Kota Bandung dengan 4196 kasus, Kabupaten Bandung 2777 kasus, Kota Bekasi 2059 kasus, Kabupaten Sumedang 1647 kasus, dan Kota Tasikmalaya 1542 kasus.

Kemenkes sendiri telah mengirimkan surat kepada seluruh kepala daerah meminta agar Dinas Kesehatan meningkatkan kewaspadaan dengan aktif melakukan pengendalian Dengue lebih dini.

Lantas, apa saja gejala DBD dan bagaimana cara pencegahannya?

Baca juga: Gejala DBD, Kenali Cirinya Sebelum Terlambat

Gejala DBD

Demam berdarah Dengue atau DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini menular dari orang ke orang melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Untuk menginfeksi manusia, virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti betina ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk

Ada beberapa ciri-ciri DBD yang spesifik, antara lain:

  1. Demam tinggi mendadak dengan suhu di atas 38 derajat Celcius
  2. Timbul bintik-bintik merah di kulit
  3. Sakit kepala
  4. Nyeri saat menggerakan bola mata
  5. Nyeri punggung
  6. Badan terasa lemah dan lesu
  7. Mudah gelisah
  8. Ujung tangan dan kaki berkeringat
  9. Muntah
  10. Ulu hati terasa nyeri
  11. Terkadang disertai mimisan dan buang air besar bercampur darah
  12. Kadar trombosit turun hingga 100.000/mm3
  13. Dalam beberapa kasus yang serius, penyakit ini menimbulkan pendarahan di saluran pencernaan, syok, dan kematian.

Jika muncul gejala DBD seperti di atas, segera periksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.

Baca juga: Waspada Lonjakan DBD pada Masa Peralihan Musim Kemarau ke Penghujan, Ini Catatan Kasusnya

Fase DBD

Ada 3 fase yang bakal dilalui oleh penderita DBD sejak kemunculan gejala pertama sampai dinyatakan sembuh.

Adapun siklus atau fase ini menandakan bahwa tubuh penderita sedang melawan virus dengue yang menjangkit tubuhnya.

1. Fase demam

Gejala:

  • Fase demam berlangsung pada hari pertama sampai ketiga setelah terinfeksi virus dengue.
  • Seseorang akan mengalami demam hingga 39 - 40 derajat celsius dan disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, nyeri, ngilu sendi, sakit kepala, dan kadang ruam kemerahan di kulit.

Penanganan:

  • Karena gejala tersebut, para penderita DBD harus dipastikan banyak minum untuk mencegah dehidrasi.
  • Frekuensi buang air kecil harus selalu dipantau, setidaknya tiap enam jam untuk memastikan kecukupan cairan.
2. Fase kritis

Gejala:

  • Berlangsung pada hari ketiga sampai kelima.
  • Pada kondisi ini, demam justru turun.
  • Jika yang dialami adalah demam dengue (DD), maka kondisi seseorang cenderung akan membaik, yakni lemas berkurang, nafsu makan dan minum membaik, serta mulai aktif kembali.
  • Tapi, jika yang dialami adalah DBD, maka pada fase ini terjadi kebocoran plasma yang harus dipantau secara ketat. Indikasi dini kebocoran pembuluh darah tersebut dapat dilihat saat penderita demam berdarah mengalami muntah secara terus menerus, mimisan, pembesaran organ hati, atau nyeri perut yang tak tertahankan.

Penanganan:

  • Seseorang mungkin membutuhkan perawatan di rumah sakit.
  • Ketika dirawat di RS, pasien DBD akan diberikan cairan infus.
  • Penderita juga akan dipantau tanda vitalnya secara rutin dan keluar masuknya cairan tubuh sampai kondisinya membaik dengan sendirinya.
3. Fase penyembuhan

Gejala:

  • Terjadi sesudah 5-7 hari.
  • Pada fase ini, demam yang sudah turun kadang naik sesaat, tetapi tidak setinggi sebelumnya sehingga menyerupai pelana kuda.
  • Fase kadang disertai ruam merah yang merata hampir di seluruh tubuh (convalescene rash) yang akan hilang sendiri.

Penanganan:

  • Seseorang secara umum akan membaik.
  • Beri asupan nutrisi yang baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh, termasuk kadar trombosit.

Baca juga: Waspada DBD, Ini 8 Tanaman yang Bisa Mengusir Nyamuk

Pencegahan DBD

Salah satu cara untuk mencegah infeksi DBD, yakni melakukan vaksin demam berdarah. Saat ini, vaksin demam berdarah telah tersedia dengan nama dagang Dengvaxia.

Vaksin ini bisa diberikan mulai dari usia 9-45 tahun. Untuk dosisnya, vaksin Dengvaxia diberikan dalam tiga dosis dalam jangka waktu 12 bulan.

Selain itu, langkah lain untuk mencegah infeksi DBD bisa dengan 3M, yakni:

  • Menutup tempat penyimpanan air yang bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk.
  • Menguras tempat penampungan air.
  • Mengubur barang bekas.

Baca juga: 5 Penyakit Endemik di Indonesia, dari Malaria, DBD hingga TBC

Pengobatan DBD

Sementara, tidak ada obat-obatan khusus yang perlu dikonsumsi untuk menyembuhkan demam berdarah.

Adapun obat-obatan yang dikonsumsi atau yang diberikan oleh dokter bertujuan untuk meringankan gejala, seperti demam, sakit kepala, dan nyeri otot.

Yang perlu diperhatikan adalah penderita untuk tetap beristirahat dan pastikan asupan cairan cukup agar ia tidak dehidrasi.

Berikan cairan berupa air putih, jus buah, atau cairan elektrolit. Saat memberikan minuman untuk pasien DBD, usahakan minuman tidak diberikan dalam jumlah banyak sekaligus.

Pemberian cairan dalam jumlah besar sekaligus dapat memicu mual dan muntah.

Selain itu, pantau terus suhu tubuh dan kondisi kesehatan penderita DBD sampai dinyatakan sembuh oleh dokter.

(Sumber: Kompas.com/Mahardini Nur Afifah, Irawan Sapto Adhi, Nadia Faradiba, Retia Kartika Dewi | Editor: Mahardini Nur Afifah, Irawan Sapto Adhi, Nadia Faradiba, Rendika Ferri Kurniawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi