Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Inggris, Anak Sekolah Lapar, Makan Karet hingga Pura-pura Makan

Baca di App
Lihat Foto
Pexels
Bekal makanan untuk anak sekolah bisa membuat ibu kebingungan mencari ide menu yang lezat dan tidak membosankan
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Sejumlah kepala sekolah di Inggris menceritakan, bagaimana krisis di negara itu berdampak pada anak-anak sekolah.

Dikutip dari laman TheGuardian, sejumlah kepala sekolah menceritakan bagaimana krisis membuat anak-anak kelaparan hingga membuatnya mengunyah karet dan bersembunyi di tempat bermain karena tak mampu membeli makan siang.

Para kepala sekolah menyoroti bagaimana pemerintah seolah melupakan sekolah sebagai tempat yang juga berdampak dari kisis yang meningkat di negara itu.

Baca juga: Harga Minyak Dunia dan BBM di Inggris Turun, Bagaimana di Indonesia? Ini Kata Pertamina

Kelaparan, kunyah karet hingga pura-pura makan

Sebuah badan amal Chef in Schools mengungkap, banyak anak-anak di sekolah Inggris yang kelaparan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti sebuah sekolah di Lewisham, London Tenggara yang didapati ada seorang anak yang berpura-pura makan dari sebuah kotak makan kosong.

Hal ini Ia lakukan karena anak itu tak memenuhi syarat sebagai anak yang bisa mendapat makanan sekolah gratis.

Namun di sisi lain, anak itu tak ingin teman-teman mereka tahu bahwa tak ada makanan yang mereka bawa.

“Kami mendengar tentang anak-anak yang sangat lapar sehingga mereka mengunyah karet di sekolah,” kata Kepala Eksekutif Chefs in Schools Naomi Duncan.

Ia juga meminta agar pemerintah segera mengambil tindakan pada kelaparan yang terjadi,

Ada 800.000 anak miskin di Inggris

Di Inggris ada aturan makanan gratis dari sekolah. Namun makan gratis untuk anak sekolah ini hanya berlaku bagi orang tua berpenghasilan kurang dari 7.400 pound per tahun dan memenuhi sejumlah syarat.

Padahal menurut Kelompok Aksi Kemiskinan Anak, ada sekitar 800.000 anak miskin namun tak masuk kategori penerima bantuan makan anak sekolah tersebut.

“Ini benar-benar memilukan bagi koki kami. Mereka secara aktif keluar dan mencari anak-anak yang bersembunyi di taman bermain karena mereka pikir mereka tidak bisa mendapatkan makanan, dan memberi mereka makan, ”kata dia.

Baca juga: Singgung Krisis Pangan, Jokowi: 19.600 Orang Mati Kelaparan Setiap Hari

 

Guru beli pemanggang roti hingga sekolah defisit

Duncan mengatakan survei mengungkapkan bahwa guru bahkan sampai membeli pemanggang roti agar mereka dapat membagikan sarapan kepada anak-anak yang terlalu lapar untuk berkonsentrasi.

Sementara itu, sebuah sekolah di Streatham, London selatan mengatakan kondisi sekarang membuat dana cadangan sekolah yang sebelumnya digunakan pada 50 orang anak kini dipakai untuk mendukung 100 anak.

“Pemerintah tahu bahwa ketika anak-anak muncul di pagi hari dalam keadaan lapar dan kedinginan, sekolah akan turun tangan dan membantu. Tetapi tidak benar bahwa itu diserahkan kepada kami tanpa dukungan tambahan,” protes Presiden dari National Association of Headteachers Union, Paul Gosling.

Ia mengatakan tagihan energi yang besar dan tak adanya tambahan dana bisa membuat sekolah defisit jika diharuskan mendukung keluarga yang kesusahan.

Meski demikian Ia mengatakan para kepala sekolah menyambut baik pengumuman pemerintah pada minggu lalu yang menyatakan bahwa listrik dan sekolah akan diberikan keringanan.

Namun, para kepala sekolah masih mengkhawatirkan keringanan yang ditawarkan yakni hanya sementara hanya sampai 6 bulan saja.

Baca juga: Di Sidang Majelis Umum PBB, Menlu Retno Ingatkan Krisis Bisa Picu Perang Besar

Penyebab krisis dan inflasi di Inggris

Dikutip dari NPR, krisis biaya hidup di Inggris terjadi sejak akhir 2021 didorong inflasi yang tinggi.

Krisis diperburuk dengan kenaikan pajak dan meroketnya harga energi menurut Intitute for Government.

Kenaikan upah yang terjadi belum mampu mengimbangi inflasi dan kenaikan pajak yang diumumkan tahun lalu di mana kenaikan cukup besar dibanding tahun 1990-an.

Indeks harga konsumen menurut Kantor Statistik Nasional Inggris naik sebesar 8,6 persen dalam 12 bulan terakhir.

Kenaikan gas yang semakin mahal dan gangguan akibat perang Rusia-Ukraina dinilai menjadi salah satu faktor adanya krisis.

Untuk diketahui Inggris mendandalkan gas untuk menghasilkan listrik yang kemudian mampu memanasi rumah.

Adanya masyarakat yang semakin kesusahan ini membuat rakyat merasa frustasi dengan berita-berita yang hanya fokus pada kematian Ratu Elizabeth.

Masyarakat menyoroti mau sampai kapan fokus terkait krisis di Inggris tak ditangani dan perhatian masyarakat soal fokus ini dialihkan.

Ratu Inggris meninggal dua hari usai menunjuk Liz Truss sebagai perdana Menteri Inggris yang baru.

Selain itu masyarakat menyoroti terkait proses pemakanan Ratu Elizabeth yang memakan banyak biaya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi