Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Pertamax Turun, Mungkinkah Pertalite Akan Ikut Turun?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah
BBM subsidi jenis Pertalite diprediksi akan habis kuotanya akhir tahun ini, sehingga penyaluran BBM subsidi wajib tepat sasaran.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pertamina resmi menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax mulai hari ini, Sabtu (1/10/20222).

Penurunan harga BBM RON 92 ini merupakan kali pertama sejak kenaikan pada 3 September 2022.

Diberitakan Kompas.com (3/9/2022), pemerintah menaikkan harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar masing-masing menjadi Rp 10.000 per liter dan Rp 6.800 per liter.

Bukan hanya BBM subsidi, jenis BBM nonsubsidi RON 92 alias Pertamax juga turut naik menjadi Rp 14.500 - Rp 15.200 per liter.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun kini, Pertamax kembali turun ke harga Rp 13.900 - Rp 14.500 per liter.

Lantas, apakah harga Pertalite akan turun menyusul Pertamax?

Baca juga: Update Harga BBM Pertamina Hari Ini di Seluruh Indonesia


Mungkinkah harga Pertalite turun?

Terkait hal ini, Kompas.com menghubungi Corporate Secretary Sub Holding Pertamina Commercial & Trading PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting.

Irto menuturkan, penentuan harga BBM subsidi termasuk Pertalite merupakan kewenangan dari regulator, yakni pemerintah.

Untuk itu, pihaknya tidak memiliki wewenang untuk melakukan penyesuaian harga terhadap Pertalite maupun Solar.

"Untuk BBM bubsidi, kewenangan menentukan harga di regulator," tutur dia saat dikonfirmasi, Sabtu (1/10/2022).

Hal serupa disampaikan oleh anggota komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (BPH Migas Kementerian ESDM), Saleh Abdurrahman.

Ia mengatakan, Pertalite merupakan Jenis BBM Khusus Penugasan atau JBKP. Oleh karena itu, penyesuaian harga ditentukan pemerintah atau Menteri ESDM.

"Kalau harga Pertalite karena JBKP, ditentukan oleh pemerintah/menteri ESDM," kata Saleh saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (1/10/2022).

Lebih lanjut, penentuan harga BBM di Indonesia berdasarkan beberapa parameter, seperti harga minyak mentah, produk BBM impor, dan kurs rupiah.

Kendati begitu, khusus JBKP, penentuan harga juga melihat faktor lain, seperti daya beli masyarakat.

"Untuk JBKP juga melihat daya beli masyarakat dan mungkin juga faktor-faktor lain," ungkap Saleh.

"Itu bedanya dengan Pertamax yang kemarin diturunkan Pertamina, dengan Pertalite," tambah dia.

Baca juga: Harga Pertalite Resmi Naik Jadi Rp 10.000 per Liter

Harga BBM nonsubdi mengalami penyesuaian

Selain Pertamax, Pertamina juga menyesuaikan harga BBM nonsubsidi lain seperti Pertamax Turbo (RON 98), Dexlite (CN 51), dan Pertamina Dex (CN 53).

Pertamax Turbo turun harga menjadi Rp 14.950 - Rp 15.550 per liter.

Sementara harga Dexlite dan Pertamina Dex mengalami kenaikan, masing-masing menjadi Rp 17.800 - Rp 18.400 per liter dan Rp 18.100 - Rp 18.700 per liter.

Irto dalam keterengan resmi mengungkapkan, penyesuaian harga BBM nonsubsidi tersebut seiring dengan tren harga rata-rata publikasi minyak Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus.

Selain itu, seluruh harga BBM nonsubsidi yang mengalami penyesuaian juga sudah sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM Nomor 62/K/12/MEM/2020.

"Seluruh harga baru ini sudah sesuai dengan penetapan harga yang diatur dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 62/K/12/MEM/2020 tentang Formulasi Harga JBU atau BBM nonsubsidi," ujarnya, Sabtu (1/10/2022).

Baca juga: Pertamina Uji Coba Pembatasan Beli Pertalite untuk Mobil 120 Liter Per Hari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi