Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Hentikan Angkara Murka Pagebluk Kebencian

Baca di App
Lihat Foto
(KOMPAS.COM/Imron Hakiki)
Mobil K-9 dibalik oleh supporter Aremania dalam kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).
Editor: Sandro Gatra

KOMPAS.com memberitakan bahwa 127 orang tewas dalam kerusuhan suporter yang pecah seusai pertandingan derbi Jawa Timur, Arema FC Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

"Dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota Polri," ungkap Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam konferensi pers di Malang, Minggu (2/10/2022).

Nico mengatakan, ada 34 orang yang meninggal dunia di stadion dan yang lainnya meninggal dunia di rumah sakit. Selain itu, polisi mencatat, ada sekitar 180 orang yang tengah dirawat di sejumlah rumah sakit.

Saya menyampaikan rasa ikut berduka atas wafatnya para sesama warga Indonesia akibat Tragedi Kanjuruhan yang sebenarnya sangat amat tidak perlu terjadi itu.

Saya berbela rasa duka kepada para keluarga yang ditinggalkan para korban Tragedi Kanjuruhan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saya dapat ikut merasakan dukacita para keluarga yang ditinggalkan para korban Tragedi Kanjuruhan pada 2022, sebab saya juga kehilangan ayah kandung saya akibat Tragedi G30S pada 1965.

Jelas Tragedi Kanjuruhan sangat memprihatinkan bangsa Indonesia apalagi justru terjadi pada malam hari 1 Oktober 2022 sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Jelas yang terjadi pada tragedi Kanjuruhan sama sekali tidak sesuai dengan makna luhur yang terkandung di dalam Pancasila.

Bahkan yang terjadi di stadion Kamjuruhan jelas mengingkari ajaran utama semua agama, yaitu kasih-sayang.

Tampaknya angkara murka pagebluk virus kebencian memang sudah merambah ke segenap sisi kehidupan bangsa Indonesia semula berawal pada politik namun kini ke lapangan sepakbola.

Bahkan suasana kebencian sudah mulai menggelora dalam menyambut pilpres 2024 di mana sesama warga sudah mulai menghujat bahkan memfitnah sesama warga yang dianggap tidak sekubu politik dengan diri masing-masing. Pembunuhan karakter dilakukan secara membabibutatuli menghalalkan segala cara.

Apabila angkara murka pagebluk kebencian dibiarkan merajalela, maka bukan mustahil bahwa Tragedi G30S, Tragedi Mei 1998 dan Tragedi Kanjuruhan kembali terulang terjadi di persada Indonesia tercinta ini.

Maka kini sudah tiba saatnya bangsa Indonesia bersatu padu dalam perjuangan bersama untuk bertekad bulat maju tak gentar menghentikan angkara murka pagebluk kebencian dengan berbekal pedoman Ketuhanan Yang maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. MERDEKA !

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi