KOMPAS.com – Sebagai orang tua, Anda mungkin khawatir ketika melihat anak mengamuk saat permintaannya tidak dipenuhi atau marah-marah saat kita melarangnya melakukan hal yang membahayakan.
Sebagai orang tua, wajar ketika Anda takut anak lepas kendali atau melihat si kecil tak bisa mengendalikan dirinya.
Ketika anak marah, Anda tak harus menyuruhnya masuk ke kamar.
Sebab mengirimnya ke kamar agar tenang sebenarnya hanya akan memberi pesan bahwa dia sendirian saat emosi besar menguasai dirinya dan ini bisa berdampak lebih buruk.
Lantas bagaimana cara membantu anak mengontrol emosi saat ia sedang marah?
Cara membantu anak mengendalikan emosi saat marah
Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu anak mengontrol emosinya saat marah:
1. Memberi contoh yang baik
Sebagai orangtua, berilah contoh bagaimana mengelola emosi dengan sehat.
Oleh karena itulah, sebisa mungkin jangan sampai menyuruh anak menahan amarahnya, namun Anda sendiri justru membentaknya.
Saat orangtua merasa ikut emosi, sebaiknya orangtua mengambil waktu istirahat sejenak untuk menenangkan diri.
Anak-anak belajar dari orangtua bagaimana mereka mengendalikan emosi. Ketika orangtua berteriak, maka mereka belajar berteriak. Sebaliknya, ketika berbicara dengan hormat, mereka juga belajar untuk hormat.
2. Bangun hubungan mendalam dengan anak
Saat emosi anak tidak stabil, cobalah untuk menunjukkan perhatian Anda dengan baik.
Anak-anak yang merasa bahwa dirinya disayangi, maka mereka lebih mudah untuk diajak kerjasama.
Hubungan yang bahagia dan menyenangkan juga akan menghilangkkan sebagian besar perilaku buruk.
Baca juga: 6 Tanda Kucing Marah dan Cara Mengatasinya
3. Tunjukkan bahwa Anda mengerti
Saat anak-anak merasa kecewa kemudian emosi, berusahalah untuk menunjukkan bahwa Anda mengerti perasaannya.
Anda bisa mengatakan “Oh sayang, saya tahu ini mengecewakan. Saya ikut menyesal ini tak berjalan sesuai keinginan,”.
Merespons dengan empati, anak akan belajar bahwa adakalanya hal-hal tidak menyenangkan terjadi, dan wajar untuk merasa kecewa.
Ketika si kecil tahu seseorang mengerti perasaannya, ini akan membuatnya merasa sedikit lebih baik.
Dengan demikian, si kecil lebih mudah diajak bekerja sama dan akan belajar, bahwa tak perlu berteriak ketika ingin didengar.
4. Hindari menghukum
Ketika anak meluapkan emosinya dengan marah-marah, sebaiknya Anda menghindarkan diri dari menghukum, memukul, meninggalkannya sendirian, dan mempermalukan mereka.
Sebab hal tersebut justru akan membuatnya terdorong untuk berperilaku lebih buruk.
Akan lebih baik jika orangtua menasihati si kecil, dan membantunya memproses emosi.
5. Berusah merasakan emosinya namun batasi tindakannya
Orangtua tentunya harus menyadari, anak yang marah bukan berati nakal.
Mereka hanya anak-anak yang merasa terluka, dan saat itu Ia belum mampu mengendalikan dirinya.
Tunjukkan belas kasihan ketika si kecil merasa kecewa, dan bantulah mereka untuk tak khawatir jika ingin menangis agar rasa kesal dalam dirinya menguap.
Anda juga bisa tetap mempersilahkkan anak menunjukkan emosinya namun dengan tidak membiarkannya melakukan hal buruk.
Kepada si kecil yang sedang marah Anda bisa mengatakan: “Kamu bisa marah sesukamu, tapi aku tidak akan membiarkanmu memukul,”.
Baca juga: Mengapa Wanita Mudah Marah Saat Menjelang Haid?
6. Siapkan alat-alat pengalihan
Dikutip dari mcleanhospital, ada baiknya Anda menyiapkan sejumlah barang yang memang disukai anak-anak di tempat-tempat tertentu di dalam rumah yang mudah dijangkau.
Sehingga ketika anak tak bisa mengontrol emosinya, Anda bisa mengalihkan perhatiannya kepada benda-benda tersebut.
Misalnya Anda menyiapkan gambar boneka-boneka lucu, atau mengajaknya menyusun tabel pencarian kata, dan sebagainya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.