Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Gas Air Mata dan Cara Mengatasinya

Baca di App
Lihat Foto
(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)
Suasana di area Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 bertajuk derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022) malam.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Penggunaan gas air mata oleh aparat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) disorot publik.

Diberitakan Kompas.com, Minggu (2/10/2022), penggunaan gas air mata oleh aparat lantaran suporter yang berbondong-bondong masuk ke lapangan usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Padahal, FIFA melalui Pasal 19 poin b FIFA Stadium Safety and Security Regulations telah melarang penggunaan gas air mata.

Imbasnya, sebanyak 125 orang meninggal dunia, seperti dalam laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas sebenarnya, seberapa berbahaya gas air mata?

Baca juga: Sejarah Gas Air Mata, dari Senjata Perang hingga Digunakan Kepolisian

Apa itu gas air mata?

Meski disebut gas, ternyata gas air mata berbentuk cairan. Namun saat ditembakkan, cairan dengan partikel solid ini akan tersebar ke udara dalam bentuk kepulan asap.

Dilansir dari laman Healthline, jenis gas air mata yang paling umum digunakan adalah gas CS atau 2-chlorobenzalmalononitrile.

Jenis lainnya yang masih umum, seperti oleoresin capsicum (semprotan merica), dibenzoxazepine (gas CR), serta chloroacetophenone (gas CN).

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gas air mata digunakan oleh aparat penegak hukum untuk mengendalikan massa.

Selain itu, jenis gas air mata "sederhana" seperti semprotan merica bisa juga dimanfaatkan untuk perlindungan diri.

Baca juga: Sejarah Gas Air Mata, dari Senjata Perang hingga Digunakan Kepolisian

Bahaya gas air mata

Apabila ditembakkan, alat pengendali huru-hara ini akan membuat orang tidak berdaya untuk sementara waktu.

Pasalnya, gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit.

Masih dari CDC, orang yang terpapar gas air mata umumnya akan langsung mengalami efek samping berikut:

Sementara itu, paparan terlalu lama atau dalam dosis besar terutama di tempat tertutup, dapat menyebabkan efek parah seperti:

Baca juga: Kerusuhan Kanjuruhan, Pengamat: Pengamanan Sepak Bola Beda dengan Demo, Tak Boleh Ada Gas Air Mata!

Cara mengatasi paparan gas air mata

Saat melihat kepulan asap dari gas air mata, sebisa mungkin segera menjauh untuk meminimalisir efek samping yang lebih parah.

Menurut Healthline, meminimalisir paparan gas dapat dilakukan dengan cara menutupi mata, mulut, hidung, dan kulit serapat mungkin.

Beberapa cara yang dapat membantu antara lain mengenakan syal atau masker di hidung dan mulut, serta kacamata.

Setelah aman dari lokasi penembakan gas air mata, sebisa mungkin segera lakukan hal berikut:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi