Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tragedi Dunia karena Gas Air Mata dan Kelalaian Pihak Keamanan

Baca di App
Lihat Foto
rarehistoricalphotos.com
Para suporter yang tergencet di pagar pembatas tribune saat semifinal Piala FA antara Liverpool vs Nottingham Forest di Stadion Hillsborough, 15 April 1989.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kerusuhan usai laga Arema FC vs Persebaya pada lanjutan Liga 1, Minggu (3/10/2022) terus mendapat sorotan.

Sebanyak 125 orang dilaporkan meninggal dunia akibat insiden itu dan menempatkannya sebagai salah satu kerusuhan sepak bola terburuk di dunia.

Tindakan aparat keamanan yang menembakkan gas air mata terhadap suporter juga mendapat banyak kecaman.

Sebab aturan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) melarang penggunaan gas air mata di stadion. 

Dalam beberapa tragedi sepak bola di dunia, pihak keamanan tercatat dijatuhi hukuman atas tindakannya yang lalai sehingga menimbulkan korban jiwa. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Empat Arahan Jokowi Usai Tragedi Kanjuruhan Malang, Investigasi Menyeluruh hingga Usut Tuntas

1. Tragedi Lima 1964

Tragedi Lima 1964 ini terjadi ketika penonton marah atas keputusan wasit yang menganulir gol di akhir pertandingan penting kualifikasi Olimpiade antara Peru melawan Argentina.

Suporter yang marah kemudian menginvasi lapangan dan membuat polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan.

Penggemar yang panik mencoba melarikan diri tetapi menemukan gerbang keluar ditutup. Sebanyak 328 orang dilaporkan meninggal dunia atas insiden itu.

Jorge Azambuja, komandan polisi yang memberi perintah untuk menembakkan gas air mata, dijatuhi hukuman 30 bulan penjara, dikutup dari BBC.

Hakim Castaneda juga didenda karena menyerahkan laporannya terlambat enam bulan dan tidak menghadiri otopsi korban.

Baca juga: Pemerintah Akan Santuni Korban Tragedi Stadion Kanjuruhan

2. Tragedi Hillsborough

Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) menimbulkan korban dua kali lipat lebih banyak dibanding Tragedi Hillsborough di Inggris.

Pada 15 April 1989, sebanyak 96 orang meninggal dunia akibat berdesak-desakan menonton pertandingan Liverpool kontra Nottingham Forest di Stadion Hillsborough.

Tragedi Hillborough dianggap sebagai titik balik sepak bola Inggris untuk berbenah menciptakan pertandingan yang lebih aman dan kondusif.

Penyelidikan yang dipimpin Lord Justice Taylor mengungkap bencana itu terjadi akibat "kegagalan kontrol oleh polisi".

Saat itu, polisi dinilai lalai mengatur situasi sebelum pertandingan, sehingga ribuan suporter Liverpool masuk ke tribun yang sudah melebihi kapasitas.

3. Kerusuhan di Stadion Port Said, Mesir

Kerusuhan ini terjadi setelah pertandingan antara klub Al-Ahly melawan al-Masry pada Februari 2012.

Tim tuan rumah menang 3-1, tetapi para pendukungnya menyerang pendukung lawan hingga menyebabkan 75 orang meninggal dunia.

Banyak saksi menyatakan bahwa polisi di tempat itu tidak melakukan apa pun untuk menghentikan pertumpahan darah.

Sebanyak 11 orang dijatuhi hukuman mati dalam persidangan ulang kasus tersebut, dikutip dari CNN.

Selain itu, kepala direktorat keamanan Port Said dan kepala polisi maritim juga menerima hukuman lima tahun penjara.

Baca juga: Soal Tragedi Kanjuruhan, IPW: Usut Tuntas, Jangan Sampai Menguap Begitu Saja seperti Kasus Tewasnya 2 Suporter di GBLA

4. Tragedi sepak bola di Ghana

Insiden ini terjadi di Stadion Accra, Kota Accra, Ghana pada 9 Mei 2001 ketika pertandingan antara Hearts of Oaks dan Kumasi selesai.

Kekalahan Kumasi itu membuat para pendukungnya marah, sehingga melemparkan proyektil dan merusak kursi.

Merespons tindakan itu, polisi kemudian melemparkan granat gas air mata, yang kemudian memicu kerusuhan.

Para penonton berhamburan dan berdesak-desakan hingga menimbulkan korban jiwa. Dilaporkan 126 orang tewas akibat kejadian ini.

Untuk mempertanggungjawabkan insiden itu, enam polisi senior didakwa dengan pembunuhan, dikutip dari Mail and Guardian.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi