Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Ketua PSSI, Kapolri hingga Jokowi soal Tragedi Kanjuruhan

Baca di App
Lihat Foto
(Tangkapan layar Twitter @mhmmd_faizall)
Seorang prajurit melakukan tendangan “kungfu” terhadap seorang remaja suporter Arema FC pada tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Tanggal 1 Oktober 2022 duka melanda tanah air, usai adanya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/10/2022) setidaknya jumlah korban meninggal sebanyak 125 jiwa berdasarkan data yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang.

Sementara itu, jumlah korban yang mengalami luka-luka akibat peristiwa ini sebanyak 299 orang terdiri dari luka ringan sebanyak 260 jiwa, dan luka berat 39 jiwa.

Berikut ini sejumlah pernyataan terkait Tragedi Kanjuruhan:

1. Presiden Jokowi

Dalam pidatonya Minggu (2/10/2022) Jokowi menyesalkan terjadinya peristiwa kerusuhan yang terjadi pada pertandingan sepakbola Arema FC versus Persebaya Surabaya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di Tanah Air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang," kata Jokowi dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/10/2022).

Jokowi memerintahkan pimpinan kementerian/lembaga terkait untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan prosedur pengamanan penyelenggaraannya.

Ketiga pimpinan lembaga tersebut, yakni Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

Khusus kepada Kapolri, Ia meminta jajaran kepolisian mengusut tuntas dan menginvestigasi insiden tersebut. 

Sedangkan untuk PSSI, Jokowi meminta Liga 1 dihentikan sementara.

"Saya memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," tutur Presiden Jokowi.

Baca juga: Jokowi Minta Menkes Cepat Tangani Korban Tragedi Kanjuruhan agar Jumlah yang Meninggal Tak Bertambah

2. Ketua umum PSSI

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule mengatakan kompetisi Liga 1 2022-2023 dihentikan sementara.

Selain itu, Arema FC dihukum tidak akan lagi menjadi tuan rumah pada sisa kompetisi Liga 1 musim ini.

"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," kata Iriawan dikutip dari Kompas.com, Minggu (2/10/2022).

Sementara Sekjen PSSI Yunus Nusi mengatakan, alasan pertandingan Arema versus Persebaya tetap digelar malam hari menurutnya karena telah terjadi kesepahaman bersama anatara semua pihak. 

"Kita ketahui bahwa kepolisian mengajukan permohonan untuk dilaksanakan sore hari. PT LIB dan panpel melakukan diskusi dan terjadi kesepahaman bersama bahwa silakan laga dilaksanakan malam hari," kata Yunus dikutip dari Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Yunus menganggap pertandingan tersebut minim risiko sebab suporter tim tamu tidak datang ke stadion. Sehingga dinilai tidak akan terjadi kerusuhan. 

"Di mana letak kerusuhannya ketika tidak ada rivalitas suporter dan tidak ada suporter Persebaya yang datang ke Malang. Akhirnya juga dilakukan atas kesepahaman bersama," ucapnya.

Baca juga: Kata PSSI soal Penggunaan Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan

3. Kapolri

Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bela sungkawanya atas korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhhan, Malang.

Sigit mengatakan, pihaknya akan mengusut tuntas tragedi yang terjadi usai laga lanjutan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya.

Dia berjanji bahwa pengusutan yang dilakukan akan mengupas perihal penyelenggaraan dan pengamanan pertandingan.

"Sekaligus melakukan investigasi terkait peristiwa yang mengakibatkan banyaknya korban," kata Sigit dikutip dari Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Ia mengatakan, hasil investigasi Polri nantinya diharapkan bisa menjelaskan mengenai penyebab peristiwa dan mengadili pihak yang bertanggung jawab atas meninggalnya ratusan orang di Stadion Kanjuruhan.

"Kami juga dapat informasi terkait upaya penyelamatan dari pemain dan ofisial tim Persebaya serta Arema, akan kami dalami, ini menjadi satu bagian yang kami investigasi secara tuntas," ujar Sigit.

Ia mengatakan Polri telah membentuk tim yang terdiri dari Bareskrim, Divisi Propam, Inafis, Puslabfor dan lainnya.

"Hasilnya akan kami sampaikan ke seluruh masyarakat. Langkah saat ini yang masih dilakukan adalah pengumpulan data-data di TKP, dan CCTV untuk mengetahui secara lengkap. Tentunya perkembangan yang ada akan kami sampaikan," janjinya.

Ia juga mengatakan, polisi bersama pihak-pihak terkait akan melakukan evaluasi dan mendiskusikan kembali pengamanan pertandingan sepak bola untuk digunakan di masa mendatang.

Terkait penembakan gas air mata oleh pihak kepolisian yang diduga menjadi penyebab jatuhnya banyak korban, Sigit berjanji akan mengusut prosedur yang dilakukan jajarannya.

"Tim (investigasi) akan mendalami SOP dan tahapan yang dilakukan oleh satgas atau tim pengamanan yang melaksanakan tugas saat pertandingan," kata dia.

Baca juga: Kapolri dan Panglima TNI Didesak Periksa Anggotanya yang Bertugas Saat Tragedi Kanjuruhan

 

4. Kapolda Jatim

Terkait dengan peristiwa kerusuhan di Kanjuruhan, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Nico Afinta mengatakan penembakan gas air mata kepada suporter Aremania di atas tribun saat terjadi kericuhan sudah sesuai prosedur.

Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai upaya menghalau serangan suporter yang turun ke lapangan dan berbuat anarkis.

“Sehingga, para suporter berlarian ke salah satu titik di pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah banyak yang mengalami sesak napas," ungkapnya dikutip dari Kompas.com, Senin (2/10/2022).

Nico menyebut bahwa dari sekitar 42.288 suporter yang masuk tribun, sekitar 3.000 suporter yang turun ke lapangan.

"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi