Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Gas Air Mata Bisa Menyebabkan Kematian? Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/EV
Gas air mata dalam konsentrasi pekat bisa menyebabkan kematian pada seseorang yang punya komorbid gangguan pernapasan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Gas air mata adalah istilah umum untuk bahan kimia yang mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan.

Bahan kimia ini kerap digunakan untuk mengurai massa yang mulai bertindak anarki.

Baru-baru ini, penggunaan gas air mata menjadi sorotan publik lantaran dipakai untuk menghalau ribuan suporter yang turun ke lapangan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022).

Akibatnya, sebanyak 125 orang dilaporkan meninggal dunia akibat insiden yang kini tercatat sebagai salah satu kerusuhan sepak bola terburuk di dunia tersebut.

Faktanya, gas air mata ini juga digunakan dalam tragedi sepak bola di belahan dunia lainnya, seperti tragedi sepak bola di Graha 2001 hingga Tragedi Lima 1964 dalam laga Peru vs Argentina.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, seberapa bahaya penggunaan gas air mata? Apakah gas air mata bisa menyebabkan kematian?

Baca juga: Bahaya Gas Air Mata dan Larangan FIFA soal Penggunaannya di Stadion


Bisa sebabkan kematian

Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr. Erlang Samudero Sp.P(k) mengatakan, gas air mata bisa mengakibatkan kematian pada pasien tertentu.

"Bisa (menyebabkan kematian), tergantung konsentrasi dan penyakit komorbid pasien," terangnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Pada populasi khusus, seperti pasien dengan penyakit saluran napas, bisa menimbulkan rasa kambuh. Terlebih lagi apabila konsentrasi zat iritan di dalam gas air mata itu sangat tinggi.

"Kalau ada penyakit komorbid bisa saja. Contoh pada orang yang punya asma ketika terkena zat iritan bisa terjadi spasme saluran napas. Asmanya kambuh dan ini bisa mengakibatkan kematian," tegas Erlang.

Di sisi lain, Erlang menjelaskan, bahwa kosentrasi gas air mata yang sangat tinggi bisa langsung menimbulkan kematian karena oksigen yang dihirup jadi berkurang.

Hal itu juga disebabkan tingginya zat iritan yang terkandung dalam gas air mata itu.

"Nah, yang menyebabkan konsentrasi yang tinggi itu biasanya zat iritan pada ruangan tertutup yang semakin lama semakin tinggi konsentrasinya," tandasnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh dokter spesialis paru-paru dari RS Islam Kustanti Surakarta, Prof Reviono.

"Kalau jumlahnya banyak bisa (menyebabkan kematian)," uajrnya kepada Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Baca juga: Bahaya Gas Air Mata dan Cara Mengatasinya

Mengenal gas air mata dan kandungannya

Dilansir dari Medical News Today, wujud material bahan kimia gas air mata itu bukanlah gas, melainkan zat kimia padat atau cair.

Gas air mata yang disemprotkan akan bereaksi dengan kelembaban dan menyebabkan rasa sakit hingga iritasi.

Inilah sebabnya gas air mata bisa memengaruhi area lembab di bagian tubuh seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru.

Beberapa gas air mata terdiri dari banyak bahan kimia yang berbeda, di antaranya:

  • kloroasetofenon (CN)
  • chlorobenzylidenemalononitrile (CS)
  • kloropikrin (PS)
  • bromobenzilsianida (CA)
  • dibenzoxazepin (CR)
  • kombinasi bahan kimia yang berbeda.

Baca juga: Sejarah Gas Air Mata, dari Senjata Perang hingga Digunakan Kepolisian

Efek gas air mata

Gas air mata mampu menimbulkan efek jangka pendek dan panjang bagi kesehatan.

Dilansir dari BBC, para ahli mengatakan, efek khas dari penggunaan gas air mata adalah rasa terbakar, sensasi berair di mata, kesulitan bernapas, nyeri dada, air liur berlebihan, dan iritasi kulit.

Selain itu, efek gas air mata juga bisa menimbulkan kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan serta kemarahan.

Gejala akan terasa pada 20-30 detik setelah terpapar. Kemudian, mereda sekitar 10 menit jika terkena udara segar.

Analis dari IHS Jane's Neil Gibson mengatakan, tiap jenis gas air mata yang mengandung senyawa berbeda memiliki efek dan tingkat toksikologi yang berbeda pula.

Baca juga: 5 Fakta Gas Air Mata: Kandungan, Efek hingga Cara Menghilangkannya

1. Efek jangka pendek

Menurut Medical News Today, berikut gejala jangka pendek yang dirasakan ketika seseorang terpapar gas air mata:

  • Mata kemerahan, berair, dan terasa terbakar
  • Penglihatan kabur
  • Iritas pada hidung dan mulut terasa yang menimbulkan sensasi terbakar
  • Sulit menelan
  • Mual dan muntah
  • Sulit bernafas
  • Batuk
  • Tritasi kulit dan ruam.

2. Efek jangka panjang dan risiko kematian

Paparan gas air mata di dalam ruangan atau dalam konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan efek kesehatan yang serius, seperti:

  • Glaukoma
  • Kebutaan
  • Luka bakar kimia
  • Gagal napas.

Studi 2017 menunjukkan, efek gas air mata pada tubuh bisa menyebabkan cedera parah, cacat permanen, hingga kematian.

Baca juga: 4 Tragedi Dunia karena Gas Air Mata dan Kelalaian Pihak Keamanan

Cara mengatasi paparan gas air mata

Cara mengatasi paparan gas air mata adalah dengan cara menjauhi kepulan asap untuk mengurangi efek yang ditimbulkan oleh paparan gas tersebut.

Dikutip dari Healthline, Anda bisa melakukannya dengan cara menutup mata, hidung, mulut, dan kulit serapat mungkin.

Jika kondisi sudah kembali aman, sebisa mungkin segera lakukan beberapa hal berikut:

  • Bilas dengan air biasa selama 10-15 menit jika penglihatan kabur dan mata terasa panas.
  • Segera lepas lensa kontak yang terpapar oleh gas air mata.
  • Jika menggunakan kacamata, segera cuci lensa dengan sabun dan air.
  • Lepas pakaian yang terpapar gas air mata dengan hati-hati agar tidak menyentuh area wajah.
  • Segera bersihkan tubuh dengan cara mandi menggunakan air bersih dan sabun.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi