Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyongsong Akhir Pandemi Covid-19 yang Semakin Dekat...

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Stefano Garau
Ilustrasi vaksin Covid-19.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Akhir pandemi Covid-19 sudah di depan mata. Harapan ini muncul seiring melandainya kasus virus corona di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden Joko Widodo bahkan menyampaikan kemungkinan mengakhiri status pandemi di Indonesia dalam waktu dekat.

"Pandemi memang sudah mulai mereda, mungkin sebentar lagi juga akan kita nyatakan pandemi sudah berakhir," kata Jokowi dalam sambutannya dalam Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas, Senin (3/10/2022).

Namun Presiden Jokowi juga tidak gegabah. Ia kemudian mengutus Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk berkonsultasi kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait status pandemi Covid-19 ini.

Sebab WHO merupakan pihak yang memiliki kewenangan untuk menyatakan pencabutan status pandemi Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Presiden meminta saya konsultasi dengan Dirjen WHO. Dirjen WHO bilang, kalau ada kebijakan-kebijakan lokal mengenai pengurangan pengetatan dari protokol kesehatan bisa dilakukan," kata Menkes, usai rapat di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.

"Khusus mengenai pandemi ini, karena ini sifatnya dunia nanti WHO yang akan memberikan timing-nya kapan. Itu kan pandemi itu di WHO ada namanya public health emergency of international concern (PHEIC), itu nanti biasanya kapan dicabutnya dia yang akan meresmikan," sambungnya.

Baca juga: Jokowi: Mungkin Sebentar Lagi Kita Nyatakan Pandemi Sudah Berakhir

Dipersiapkan secara matang

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengatakan, pemerintah harus benar-benar melakukan penyiapan, perbaikan, dan penguatan layanan kesehatan di masa transisi ini.

Masyarakat juga kini harus mulai meningkatkan kualitas kesehatan dengan menerapkan prilaku hidup sehat dan bersih.

"Ini bukan hanya kaitannya dengan Covid-19, karena ancaman yang akan ada ke depan sudah banyak," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (4/10/2022).

"Ebola salah satu ancaman pandemi berikut, kelompok coronavirus lain juga ada yang bisa menyebabkan pandemi. Semua itu tetap memerlukan masker, hidup bersih dan sehat, cuci tangan," sambungnya.

Dicky juga menyebutkan kualitas udara Indonesia belum pada level yang memadai, sehingga banyak patogen di udara.

Menurutnya, masa transisi ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk memperbaiki aspek yang mengemuka di masa pandemi Covid-19.

Termasuk di antaranya adalah manajemen risiko dan strategi komunikasi risiko.

Dicky menjelaskan, strategi-strategi tersebut nantinya dapat membangun kemampuan penilaian risiko secara mandiri oleh penduduk.

"Sehingga nanti bisa memutuskan kapan saya bisa lepas masker, di mana, dengan siapa, ini yang harus dibangun dan ini kewajiban pemerintah," jelas dia.

Baca juga: Jokowi: Pandemi Memang Sudah Mulai Mereda, tetapi...

 

Status pandemi tetap di tangan WHO

Dicky juga mendukung langkah Jokowi yang meminta Menkes untuk berkonsultasi kepada WHO soal status pandemi Covid-19.

Sebab, persoalan pandemi ini tidak bisa lepas dari status PHEIC yang merupakan kewenangan WHO.

"Tidak masuk akal kalau pandemi dicabut, PHEIC tidak dicabut, sehingga benar ini harus berkonsultasi. Karena pandemi adalah masalah global, maka perlu kerja sama global," ujarnya.

Berdasarkan situasi saat ini, Dicky optimis bahwa status PHEIC akan dicabut pada akhir tahun ini.

Dengan catatan, vaksinasi dua dosis berjalan optimal, tren keparahan dan masuk rumah sakit mengalami penurunan.

Selain itu, tidak adanya varian super yang dapat menurunkan efikasi vaksin juga dapat mendorong pencabutan PHEIC itu bisa segera dilakukan.

"Sekali lagi akhir pandemi atau pencabutan PHEIC tidak berarti masalah Covid-19 selesai," tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi