Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Tragedi Kanjuruhan: Jokowi Telepon Presiden FIFA hingga soal Instruksi Gas Air Mata

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/SUCI RAHAYU
Syal, bunga dan poster dari masyarakat yang diletakkan di gate 12 pasca tragedi yang terjadi pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 seusai pertandingan bertajuk Derbi Jawa Timur, Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Selasa (4/10/2022) malam.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Tragedi kelam di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu, 1 Oktober 2022 masih menyisakan pilu bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Banyaknya korban jiwa yang terjadi usai laga Arema FC vs Perebaya Surabaya tersebut bahkan menarik perhatian dunia.

Berbagai pemberitaan terkait tragedi Kanjuruhan muncul di media-media internasional, sejumlah tokoh diketahui juga menyampaikan ucapan bela sungkawanya atas peristiwa yang terjadi.

Selain itu, lini masa media sosial di Indonesia sampai dengan hari ini juga masih ramai yang membagikan sejumlah video bagaimana chaos-nya situasi usai pertandingan derbi Jawa Timur tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tagar #UsutTuntasTragediKanjuruhan pun trending hari ini, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: ACAB dan 1312 Ramai Disebut sejak Tragedi Kanjuruhan, Apa Artinya?

Terkait dengan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 korban tersebut, berikut ini update seputar berita terbaru Tragedi Kanjuruhan:

1. Jokowi telepon Presiden FIFA

Jokowi mengaku telah berbicara dengan Presiden Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Gianni Infantino.

Pembicaraan tersebut adalah terkait pembahasan tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.

"Hari Senin malam saya telah bergabung langsung, berbicara langsung dengan Presiden FIFA Presiden Giani Infantino, berbicara banyak mengenai tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang," kata Jokowi dikutip dari Kompas.com, Rabu (5/10/2022).

Selain terkait Tragedi Kanjuruhan, Jokowi dan Infantino juga membicarakan mengenai Piala Dunia U-20 yang akan digelar di Indonesia pada 2023.

Akan tetapi, Jokowi menegaskan bahwa pemerintah menyerahkan keputusan ada tidaknya sanksi bagi Indonesia akibat tragedi ini kepada FIFA.

"Keputusan apa pun adalah kewenangan di FIFA," kata Jokowi.

Baca juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Ini Sederet Sanksi untuk Arema FC


2. Kabar penangkapan pelaku pengunggah video 

Sebelumnya, kabar mengenai adanya pengunggah video pintu kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang ditangkap polisi ramai di media sosial.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (5/10/2022) Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, memang tim investigasi khusus Mabes Polri mengamankan beberapa saksi, termasuk masyarakat umum.

Kendati demikian, pengamanan tersebut imbuhnya, hanya untuk kepentingan pemeriksaan sebagai saksi.

"Ya, termasuk pengunggah video dari pihak masyarakat. Tujuannya agar timsus bisa melakukan penyelidikan secara menyeluruh," kata dia.

Dedi tak menyebut secara spesifik siapa saja masyarakat yang dimintai keterangan. Namun menurutnya total ada 29 orang yang dimintai keterangan sebagai saksi.

Dari 29 orang tersebut, 23 di antaranya anggota kepolisian, dan 6 orang lainnya dari unsur panitia pelaksana pertandingan, serta masyarakat umum, termasuk Aremania.

Baca juga: Kerusuhan Kanjuruhan dan Efek Gas Air Mata

3. Harapan baru perdamaian para suporter

Sementara itu, sejumlah suporter dari berbagai klub menggelar doa bersama di beberapa tempat.

Apa yang dilakukan para suporter tersebut banyak diharapkan masyarakat menjadi titik balik agar perdamaian para suporter bisa tercipta.

Doa bersama salah satunya digelar di halaman Taman Surya, Balai Kota Surabaya yang dilakukan para suporter, pemain Persebaya, dan juga Jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), ulama, dan kiai.

Tak hanya di Surabaya, 11 kelompok suporter sepak bola yang tergabung dalam Aliansi Suporter Kendal, Jawa Tengah juga menggelar doa bersama pada Selasa (4/10/2022).

Kelompok suporter yang melakukan doa bersama ini yakni Aremania Kendal, The Jak Kendal, Semarang Ekstrem Kaliwungu, Ultras Bomber, PSS Fans Kendal, Panser Biru Brandal, Viking Kendal, PHK, TBM, dan Bonek Kendal.

Doa bersama ini juga digelar oleh suporter di berbagai daerah lain seperti Yogyakarta, Nganjuk, dan sebagainya.

Baca juga: Suporter Sering Berulah, Ada Apa dengan Sepak Bola Kita?

4. Kapolres Malang disebut tak instruksikan gas air mata

Terpisah, Komisi Kepolisian Nasional Republik Indonesia (Kompolnas) menyebut bahwa Kapolres Malang selaku penanggung jawab penggamanan tak menginstruksikan adanya penembakan gas air mata.

Komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto mendapatkan bukti rekaman apel sebelum pertandingan.

"Kami mendapatkan bukti rekaman pelaksanaan apel enam jam sebelum pertandingan. Dalam apel tersebut, Kapolres Malang meminta seluruh jajaran pengamanan tidak menembakkan gas air mata dalam situasi dan kondisi apa pun," ujarnya, dikutip dari Kompas.com, Selasa (4/10/2022).

Saat kerusuhan terjadi imbuhnya, Kapolres Malang berada di luar stadion untuk menyiapkan pengamanan bagi Persebaya.

"Saat itu Kapolres Malang sedang di luar akan mengamankan pemain (Persebaya) yang akan keluar," katanya.

Baca juga: Jalan Panjang Iwan Bule Menuju Ketua Umum PSSI...

5. Rapat perdana TGIPF

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) insiden Kanjuruhan melakukan rapat perdana pada Selasa (4/10/2022).

Berdasarkan hasil rapat perdana ini, TGIPF bersepakat untuk segera bekerja dan mencari akar masalah dari tragedi Kanjuruhan.

TGIPF juga bakal memberikan rekomendasi untuk menghentikan masalah-masalah yang selalu terjadi dalam persepakbolaan nasional.

Seperti diketahui, peristiwa kerusuhan pertandingan di sepakbola Tanah Air sudah sering terjadi dan selalu dibentuk tim pencari fakta, tapi tidak pernah berubah kondisinya sehingga akar masalahnya harus ditemukan oleh tim ini.

Nantinya, hasil dari pencarian fakta ini bakal direkomendasikan untuk menjadi bahan solusi agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

“Tim akan merekomendasikan penjatuhan sanksi bagi pihak-pihak yang melakukan pelanggaran pada pertandingan antara Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang," ucap Akmal Marhali, anggota dari TGIPF usai rapat, dikutip dari Kompas.com, Rabu (5/10/2022).

 Baca juga: ACAB dan 1312 Ramai Disebut sejak Tragedi Kanjuruhan, Apa Artinya?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Tragedi Terkelam dalam Sejarah Sepak Bola

(Sumber: Kompas.com/Singgih Wiryono, Slamet Priyatin, Ahmad Zilky, Ardito Ramadhan | Editor: Bagus Santosa, Ardi Priyatno Utomo, Eris Eka Jaya, Pythag Kurniati, Novianti Setuningsih)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi