Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Kontroversi Hillary Lasut, Anggota DPR yang Laporkan Mamat Alkatiri

Baca di App
Lihat Foto
Bidik layar KompasTV/KOMPAS.com/MAULANA MAHARDHIKA
Kolase foto (kiri) Komika Mamat Alktiri, (kanan) Anggota komisi I DPR/Politikus Partai Nasdem Hillary Brigitta Lasut
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Anggota DPR RI dari Partai Nasdem Hillary Brigitta Lasut mendapat sorotan usai melaporkan komika Mamat Alkatiri ke polisi.

Mamat dilaporkan karena dinilai mencemarkan nama baik Hillary saat menghadiri suatu acara talkshow di wilayah Jakarta Barat.

Dalam sesi roasting standup comedy , Mamat disebut menggunakan kata-kata kasar dan tidak sopan, sehingga membuat Brigitta tersinggung.

"Menurut pelapor, dalam melakukan roasting kepada korban, terlapor menggunakan kata yang kurang sopan. Atas kejadian tersebut, korban merasa dicemarkan nama baiknya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Selasa (4/10/2022).

Nama Brigitta sebelumnya juga sempat mendapat sorotan karena sejumlah kontroversi. Berikut daftarnya, dirangkum dari pemberitaan Kompas.com.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Laporkan Mamat Alkatiri Gegara Kena Roasting, Hillary Brigitta Bantah Antikritik

1. Minta ajudan ke TNI

Pada Desember 2021, Brigitta mendapat sorotan usai meminta ajudan atau bantuan keamanan ke TNI.

Ia beralasan bahwa bantuan pengamanan dari TNI karena selalu siap untuk keadaan darurat, baik secara fisik maupun mental.

Menurut dia, pekerjaannya sebagai anggota DPR tak lepas dari ancaman dan rasa khawatir karena harus menyuarakan aspirasi masyarakat.

"Kalau ditanya kenapa, jujur saya harus mengakui cukup tidak mudah untuk menjadi seorang perempuan, berusia 20-an dan belum menikah, khususnya di dunia politik yang dinamis dan tidak tertebak," kata Brigitta saat itu.

Selain itu, ia mengaku sudah terlalu sering merepotkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo terkait beragam kasus di daerah pemilihannya, sehingga ia merasa lebih nyaman meminta bantuan TNI.

Meski demikian, Brigitta siap menanggung biaya personel TNI yang ditugaskan menjadi ajudannya, agar tidak menjadi beban pengeluaran negara.

Baca juga: Kontroversi Hillary Brigitta Lasut: Minta Ajudan TNI hingga Anggap Anggota DPR Tak Pantas Karantina di Wisma Atlet


2. Anggap karantina di Wisma Atlet tak etis untuk DPR

Masih di bulan yang sama, Brigitta kembali menuai sorotan setelah menganggap karantina di Wisma Atlet untuk anggota DPR tidak etis.

Menurutnya, presiden dan anggota dewan memiliki kedudukan yang sama sehingga memiliki hak yang sama pula untuk melakukan karantina secara mandiri.

"Dilihat dari sudut pandang hukum, DPR itu setara presiden kalau dalam pembagian kekuasaan, tidak masuk akal dan tidak etis kalau presiden karantina di Istana Bogor terus DPR RI karantina di Wisma Atlet," kata Brigitta.

Ia menuturkan, larangan karantina mandiri untuk anggota DPR dapat mendiskreditkan kesetaraan lembaga.

"Untuk melaksanakan tugas pengawasan (dalam hal ini tugas pengawasan DPR), si pengawas harus punya wibawa dan posisi yang lebih tinggi atau setidaknya setara dengan yang diawasi," jelas dia.

"Kalau tidak, dia tidak akan punya cukup power untuk melaksanakan tugas pengawasan," sambungnya.

Baca juga: Duduk Perkara Hillary Brigitta Lasut Laporkan Mamat Alkatiri ke Polisi, Berawal dari Roasting

 

3. Anggap unjuk rasa di jalan tak relevan

Pada Juni 2022, Brigitta menyebut aksi demo tidak terlalu relevan untuk menciptakan perubahan dalam dunia politik.

Menurut dia media sosial kini lebih bisa membuat penguasa "ketar-ketir. Karena itu, ia menyarankan penyampaian pendapat secara online.

Ia menuturkan, unjuk rasa secara online memiliki nilai efektivitas yang setara, bahkan tanpa menyebabkan dampak buruk di lapangan, seperti jatuhnya korban atau rusaknya fasilitas umum.

Bahkan isu-isu penting yang viral di media sosial dapat dijadikan senjata untuk digunakan para politikus muda untuk membawanya ke rapat-rapat parlemen.

"Dengan mengandalkan kekuatan netizen, kita bisa memaksa rekan-rekan yang lain. Karena kan mereka tidak ingin di-bully karena berjalan tidak sesuai kehendak masyarakat," kata dia.

(Sumber: Kompas.com/Vitorio Mantalean, Ardito Ramadhan | Editor: Dani Prabowo, Diamanty Meiliana, Sabrina Asril)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi