KOMPAS.com - Seorang anak berusia 5 tahun di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, diduga tersambar petir ketika mandi hujan di depan rumahnya pada Selasa (4/10/2022).
Beruntung, anak berinisial RK itu selamat meski sempat tergeletak di tanah.
Setelah tergeletak, tubuh RK ditimbun tanah dan ditutup daun pisang yang dipercaya oleh penduduk setempat sebagai upaya pertolongan setelah tersambar petir.
Tidak ada luka bakar
Kapolsek Kecamatan Sei Bingai, Japaris Perangin-angin mengatakan, saat hujan deras, RK tengah bermain di luar rumahnya yang berlokasi di Desa Tanjung Gunung, Kecamatan Sei Bingai.
"RK saat mandi hujan di depan rumahnya di Dusun Percihen, Desa Tanjung Gunung, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, Selasa (4/10/2022) pukul 15.30 WIB," ujar Japaris saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/10/2022).
Ia menceritakan, saat sedang mandi hujan di depan rumahnya tersebut, tidak lama kemudian petir menyambarnya.
"Tak beberapa lama petir menyambar RK dan dianya jatuh tergeletak," lanjut dia.
Kemudian RK diangkat oleh salah satu warga, Surbakti, dan tubuh RK langsung ditimbun dengan tanah dan daun pisang.
"Surbakti langsung menimbun tubuh RK dengan tanah biar enggak terjadi hal-hal yang tak diinginkan, dan sekarang RK sudah siuman," ujar Japaris.
Japaris menyampaikan, meski sudah sadar, namun kondisi RK saat ini masih agak lemas dan masih silau saat melihat.
"Keadaan agak lemas, kalau buka matanya untuk melihat itu silau, dan kepala luka sedikit," ujar Japaris.
Ia juga mengatakan bahwa RK tidak mengalami luka bakar. "Tidak ada luka bakar, kepala yang luka itu karena terbentur," kata dia.
Baca juga: Tak Ada Luka Bakar dan Masih Hidup, Ini Kronologi Bocah 5 Tahun Diduga Tersambar Petir di Sumut
Penjelasan dokter
Menanggapi hal itu, Dokter Umum di Puskesmas Gedongan, Kota Mojokerto, dr. Wahyu Tri Kusprasetyo merasa janggal lantaran anak usia 5 tahun diduga tersambar petir namun tidak mengalami luka bakar sama sekali.
Ia menduga bahwa sebenarnya RK tidak tersambar petir melainkan kaget karena petir menyambar titik di dekatnya.
"Karena jika tersambar petir minimal ada bekas luka bakar atau luka seperti akar rumput, beda cerita jika (dia) kaget di dekatnya ada sambaran petir," ujar Wahyu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/10/2022).
Menurut dia, orang yang tersambar petir sangat kecil kemungkinannya untuk hidup, terlebih jika petir masuk langsung ke dalam tubuh.
Sebab, sambaran petir bisa mengakibatkan jantung terganggu dan mengalami luka bakar, karena petir memiliki suhu yang tinggi dan cukup ekstrem.
"Biasanya orang yang tersambar petir mengalami beberapa luka bakar khas seperti akar pohon (arbor vitae)," lanjut dia.
Ia menambahkan, luka bakar ini bisa ada di mana saja.
Baca juga: Video Viral Petir Menyambar-nyambar di Langit Surabaya, Ada Apa?
Menangani luka tersambar petir
Meski kecil kemungkinannya, namun tetap ada peluang seseorang selamat setelah tersambar petir. Meskipun begitu, orang yang tersambar petir pasti mengalami beberapa jenis luka atau gangguan tubuh.
Dikutip dari Kompas.com (27/12/2021), ada tiga jenis luka akibat tersambar petir yakni luka bakar, hilangnya pendengaran, dan gangguan penglihatan.
Berikut langkah penanganan untuk masing-masing luka tersambar petir:
- Luka bakar
Luka bakar akibat tersambar petir memiliki pola unik pada kulit. Luka bakar ini sering disebut dengan lichtenberg figures.
Luka ini muncul ketika petir membuat pembuluh darah di bawah kulit pecah.
Namun, tidak perlu khawatir, luka bakar ini umumnya akan hilang dalam beberapa hari dan tidak membutuhkan perawatan khusus.
Baca juga: Masuk Musim Penghujan, Ini 29 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir hingga 8 Oktober 2022
- Hilangnya pendengaran
Hilangnya pendengaran bisa terjadi jika gelombang petir mengenai dan merobek membran timpani.
Jika ini terjadi, kerusakan yang ditimbulkan bisa jadi kerusakan permanen yang tidak bisa disembuhkan.
- Gangguan penglihatan
Gangguan penglihatan paling umum disebabkan oleh petir adalah katarak. Katarak muncul tidak langsung setelah tersambar petir, namun berkembang sejak 2 bulan hingga 1 tahun setelah kejadian.
Namun, gangguan ini bisa diperbaiki dengan melakukan operasi katarak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.